



Batas Konsumsi Daging Kurban untuk Penderita Hipertensi, Kolesterol Tinggi, dan Stroke
Menjelang Idul Adha, pakar kesehatan mengingatkan untuk membatasi konsumsi daging kurban secara moderat.
Dokter penyakit dalam yang berpraktik di Rumah Sakit JIH dr. Ahmad Akbar, Sp.PD mengatakan bahwa konsumsi daging kurban tidak boleh berlebihan.
Daging kambing, sapi, maupun mamalia berkaki empat lainnya yang biasanya digunakan untuk kurban termasuk jenis daging merah.
Akbar mengungkapkan bahwa makan daging merah secara berlebihan adalah faktor risiko hipertensi, kolesterol tinggi, dan stroke.
“Daging merah dan daging olahan memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan dengan daging putih, seperti ayam,” ujar Akbar kepada Kompas.com pada Selasa (27/5/2025).
Lalu, berapa batas konsumsi daging kurban yang aman untuk orang dengan riwayat hipertensi, kolesterol tinggi, dan stroke?
Batas aman makan daging kurban untuk penderita hipertensi, kolesterol tinggi, dan stroke
Akbar menyebutkan bahwa batas konsumsi daging merah yang aman untuk setiap individu bisa bervariasi.
Secara umum, rekomendasi konsumsi daging merah adalah sekitar 50-100 gram per hari.
Sementara, bagi penderita hipertensi, kolesterol tinggi, dan stroke, yang direkomandasikannya lebih rendah.
“Jika masih ingin mengonsumsi daging, porsi yang aman adalah sekitar 25-50 gram per hari,” sebutnya.
Namun, menurutnya, batasan konsumsi itu tidak sepenuhnya bisa melindungi penderita hipertensi, kolesterol tinggi, dan stroke dari kondisi lebih buruk.
“Kembali lagi pada cara pengolaan makanan tersebut, misalnya banyak di goreng, tinggi garam dan gula, tentunya akan berbahaya,” ungkapnya.
Ia menekankan bahwa penderita hipertensi, kolesterol tinggi, dan stroke sebenarnya masih bisa menikmati daging kurban, asalkan dibatasi.
“Kata kuncinya berlebihan ya, selama tidak berlebihan maka aman, apalagi denga pengolahan dagingnya yang baik,” tandasnya.
Cara mengolah daging kurban dengan aman
Dokter Spesialis Gizi Klinis dr. Nurul Ratna Mutu Manikam M.Gizi, Sp.GK memberikan tips mengolah daging merah agar lebih aman untuk tensi dan kolesterol.
Pertama, hindari konsumsi bagian daging yang banyak lemak jenuh, seperti jeroan dan gajih.
Kedua, tidak memasak daging dengan santan kental.
“Santan yang dipanaskan berulang akan meningkatkan kandungan garam, sehingga lebih asin dan menyebabkan tensi naik,” ujar Nurul kepada Kompas.com pada Selasa (3/6/2025).
Selain meningkatkan tekanan darah, ia mengatakan santan yang dimasak atau dipanaskan berulang kali juga bisa meningkatkan kandungan lemak jenuh pada makanan, sehingga menyebabkan kandungan kolesterol tinggi.
“Alternatifnya, daging kurban dimasak sup yang lebih sehat. Jika dimasak gule, kandungan santannya tidak terlalu kental. Dan usahakan masak dalam porsi secukupnya, sehingga tidak dipanaskan berulang kali,” jelasnya.
Selanjutnya, ia memperingatkan untuk hati-hati dalam mengolah daging dengan cara dibakar atau dipanggang.
“Daging kambing dan sapi dapat menghasilkan heterocyclic amine dan policyclic aromatic hydrocarbon, yang terjadi saat proses pembakaran atau pemanggangan, yang menjadi cikal bakal kanker,” terangnya.
Oleh karena itu, ia menyarankan untuk menghindari membakar atau memanggang daging kurban sampai hangus.
Jika terdapat bagian yang hangus, ia mengatakan untuk membuang bagian yang hangus karena membawa sifat karsinogenik (pemicu kanker).
Tag: #batas #konsumsi #daging #kurban #untuk #penderita #hipertensi #kolesterol #tinggi #stroke