Nasabah PNM Mekaar Bawa Batik Ecoprint Jadi Primadona hingga Mancanegara
Sutra dihasilkan oleh masyarakat Dusun Amessangeng, Desa Donri-Donri, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. (Dok: PNM)
17:27
12 Juli 2024

Nasabah PNM Mekaar Bawa Batik Ecoprint Jadi Primadona hingga Mancanegara

Kampung Sabbeta merupakan daerah yang terletak di Dusun Amessangeng, Desa Donri-Donri, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, yang jaraknya sekitar 160 km dari Makassar. Dulunya, desa ini dikenal sebagai miniatur pesutraan Soppeng, karena produksi sutranya dari hulu sampai hilir mulai dari penanaman murbai, pemeliharaan ulat sutra, pemintalan, pertenunan dan kerajinan.

Awalnya, produksi sutra di daerah ini hanya sebatas benang sutra saja. Namun pada tahun 2018 Kampung Sabbeta yang dulunya hanya memproduksi sutra untuk dijadikan sarung, sekarang berubah haluan membuat kerajinan Batik Motif Eco Print.

Perubahan haluan ini bermula atas inisiatif dan ide dari seorang warga di kampung tersebut. Dia adalah Ibu Musdalifah Riwayati. Warga kampung Sabbeta yang juga merupakan nasabah Mekaar Unit Lalabata menjadi inisiator terbentuknya ”Ecoprint Kampung Sabbeta”.

Idenya untuk membuat kain selain sutra, yaitu batik motif Eco Print membuat dirinya dan warga kampung Sabbeta dikenal sampai mancanegara.

Baca Juga: Cerita Nasabah PNM Ciptakan Inovasi Olahan Bunga Mawar

”Awalnya saya mempunyai ide bagaimana menciptakan motif kain sutra yang beda dari produksi yang biasanya, yaitu di bordir atau di buat menjadi sarung, saya pun mencari referensi dari internet, akhirnya saya tertarik dan penasaran dengan tekhnik pewarnaan kain dengan menggunakan bahan dari alam (eco print),” ungkap Musdalifah.

Musdalifah pun belajar secara otodidak dan mencari motif. Setelah berulang kali gagal, Ia akhirnya berhasil menghasilkan batik ecoprint yang cantik.

”Saya perlihatkan motif kain tersebut ke ketua Dekranasda waktu itu, dan gayung bersambut disitulah awal ecoprint diperkenalkan di Soppeng,” tambahnya.

Kondisi perekonomian masyarakat di kampung sabbeta meningkat berkat usaha batik eco print inisiasi Musdalifah. Terutama ibu-ibu yang sebelumnya berprofesi hanya sebagai Ibu Rumah Tangga, saat ini bisa menghasilkan dengan membuat pola kain batik motif eco print dan mendapat tambahan uang untuk keluarga.

”Sekarang brand ecoprint Kampung Sabbeta sudah mendapatkan pembeli dari luar negeri seperti, Malaysia, Jepang, Inggris, dan Kanada. Juga telah bekerja sama dengan Fashion House Malaysia,” papar Musdalifah penuh semangat.

Baca Juga: Raih Penghargaan Special Award BIA 2024, Direksi PNM: Menambah Motivasi

Saat ini Musdalifah merasa senang dan bahagia, bukan saja dari meningkatnya pendapatan tapi rasa bangga bisa menjadi salah satu UMKM unggulan yg mengharumkan nama daerah kabupaten Soppeng dan Sulsel secara meluas. Ia berharap industri kreatif kain ecoprint bisa mendunia.

”Kami mengusung konsep sustainable fashion dan ramah lingkungan, serta bisa memperkenalkan sutra ke masyarakat luas,” tutupnya.

Editor: Fabiola Febrinastri

Tag:  #nasabah #mekaar #bawa #batik #ecoprint #jadi #primadona #hingga #mancanegara

KOMENTAR