Era Green Economy, Emiten Semen Ini Tawarkan Produk Rendah Karbon
SIG menawarkan produk rendah karbon untuk mendukung Pemerintah dalam menciptakan ekonomi berkelanjutan dan mengurangi laju perubahan iklim.
10:08
10 Juli 2024

Era Green Economy, Emiten Semen Ini Tawarkan Produk Rendah Karbon

Meningkatnya kebutuhan manusia akan perumahan dan gedung penunjang kehidupan modern berimbas pada tingginya kontribusi sektor konstruksi, yang mencapai 10,49% dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional tahun 2023. 

Sejalan dengan upaya Pemerintah menciptakan ekonomi berkelanjutan dan mengurangi laju perubahan iklim, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) terus berinovasi dengan menyediakan produk bahan bangunan rendah karbon dan solusi berkelanjutan, yang dihasilkan dari inovasi dan proses produksi yang ramah lingkungan.

Pada sesi talk show Green Economy Expo 2024 yang diselenggarakan oleh Kementerian PPN/Bappenas di Jakarta Convention Center pada Kamis (4/7/2024), Direktur Operasi SIG Reni Wulandari mengatakan SIG sebagai perusahaan penyedia solusi bahan bangunan terdepan di Indonesia senantiasa meningkatkan kapabilitasnya dengan terus berinovasi menciptakan solusi bahan bangunan ramah lingkungan, guna mendukung pembangunan rendah karbon dan mendukung Pemerintah mencapai target Net Zero Emission pada 2050. 

Peningkatan kapabilitas ini tertuang dalam Peta Jalan Keberlanjutan (Sustainability Roadmap) 2030 SIG.

Baca Juga: Emiten TIFA 4 Tahun Absen Bagi Dividen, BEI Minta Lakukan Hal Ini

Salah satu penerapan prinsip ekonomi sirkular yang dilakukan SIG dalam kegiatan produksi, adalah melalui penggunaan bahan bakar alternatif dari limbah industri, biomassa, dan sampah perkotaan yang diolah menjadi refuse-derived fuel (RDF). 

SIG memulihkan keberadaan energi atau mineral pada limbah yang sebelumnya tidak termanfaatkan, menjadi alternatif pengganti atas sumber daya alam yang dipakai dalam produksi semen dengan tetap memenuhi standar untuk menjaga kualitas produk dan kepatuhan lingkungan.

Selain pemanfaatan bahan bakar alternatif, proses produksi di pabrik-pabrik SIG ditunjang dengan implementasi plant digitalization melalui pemanfaatan machine learning, big data dan artificial intelligence untuk optimasi kegiatan produksi untuk mencapai efisiensi penggunaan energi dan peningkatan produktivitas. 

SIG juga melakukan riset dan pengembangan untuk menghasilkan produk dengan emisi lebih rendah tetapi memiliki kualitas yang setara di kelas peruntukannya yang disebut dengan green cement.

Untuk mendorong percepatan capaian penurunan emisi karbon, SIG juga mengembangkan energi terbarukan melalui penggunaan panel surya pada unit-unit operasionalnya, serta optimasi gas panas buang dari proses produksi semen (Waste Heat Recovery Power Generation). 

Baca Juga: Anak Tommy Soeharto Punya Rencana Besar di Emiten GOLF

”Pada 2023, penggunaan bahan bakar dan bahan baku alternatif di seluruh pabrik SIG mengalami peningkatan mencapai 1,65 juta ton. SIG juga berhasil mengurangi emisi GRK cakupan 1 (dari operasional) sebesar 4,9 juta ton GRK dibandingkan baseline tahun 2010. Sedangkan pada cakupan 2 (emisi tidak langsung dari energi listrik) berhasil diturunkan sebanyak 0,15 juta ton GRK,” kata Reni Wulandari dikutip Rabu (10/7/2024).

Di sela-sela sesi talk show, Reni Wulandari menyampaikan, dengan melakukan pola operasi yang berkelanjutan, SIG berhasil memperoleh sertifikat Green Label dari Green Product Council Indonesia, sertifikat Ekolabel Swadeklarasi dari KLHK, dan Sertifikat Industri Hijau dari Kementerian Perindustrian. 

Pada tahun 2023, SIG juga memperoleh 2 PROPER Emas dan 7 PROPER Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta meraih peringkat ESG Rating terbaik pertama kategori construction materials di Asia Tenggara, melalui capaian predikat Medium Risk dengan skor 22,9 dalam penilaian kinerja lingkungan, sosial dan tata kelola atau Environmental, Social, Governance (ESG) Rating yang dilakukan oleh lembaga pemeringkat internasional, Sustainalytics. 

Beberapa produk SIG tercatat 21% sampai dengan 38% lebih rendah karbon dibandingkan semen konvensional, di antaranya semen curah untuk berbagai kebutuhan pembangunan infrastruktur dan stabilisasi tanah, semen masonry untuk aplikasi non-struktural, serta produk turunan semen inovatif seperti beton berpori untuk membantu penyerapan air ke dalam tanah, beton cepat kering untuk perbaikan jalan dalam waktu singkat dan menghindari kemacetan karena penutupan jalan, serta beton dekoratif yang estestis. 

Editor: Mohammad Fadil Djailani

Tag:  #green #economy #emiten #semen #tawarkan #produk #rendah #karbon

KOMENTAR