150 Bibit Bakau Jadi Bukti Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Mamala
Komunitas peduli lingkungan bersama masyarakat berkolaborasi menanam mangrove di negeri Mamala, Maluku [ANTARA/HO-Penjaga Laut]
12:37
6 Juni 2024

150 Bibit Bakau Jadi Bukti Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Mamala

Mamala, sebuah negeri atau desa di Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah,  Pulau Ambon, Provinsi Maluku, menjadi lokasi penanaman pohon dalam kegiatan memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia.

Dikutip kantor berita Antara dari rilis resmi,  Komunitas aksi peduli lingkungan Penjaga Laut bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Persampahan (DLHP) setempat, serta masyarakat Desa Mamala dan Morela menggelar acara ini.

Bertujuan untuk membangkitkan semangat dan kesadaran dalam menjaga dan merawat lingkungan.

"Ada 150 bibit mangrove kami di pesisir Mamala, Maluku," jelas Suci Muhairan Eddy, Koordinator Penjaga Laut, di Ambon, pada Kamis (6/6/2024).

Baca Juga: 100 Ribu Pohon Ditanam Kementerian ATR/BPN, Berikan Nilai Tambah Ekonomi

"Antusiasme juga ditunjukkan sukarelawan yang lainnya. Yaitu dari kampus Universitas Pattimura, mahasiswa kampus Merdeka dan Komunitas Jala Ina," lanjutnya.

Dipaparkan Koordinator Penjaga Laut bahwa hutan mangrove adalah sekumpulan pepohonan yang tumbuh di area sekitar garis pantai. Dipengaruhi pasang-surut laut, berada di tempat yang mengalami akumulasi bahan organik dan pelumpuran.

"Penanaman mangrove dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan bibit mangrove sehingga kelak menjadi hutan mangrove," kata Suci Muhairan Eddy.

Penanaman mangrove ini diharapkan bisa menciptakan kesadaran yang lebih besar di kalangan masyarakat mengenai pentingnya menjaga dan merawat lingkungan pesisir, utamanya bagi generasi muda.

"Sebagai anak muda, di masa depan kita sendiri yang akan kesulitan jika tidak menanam dari sekarang. Penanaman mangrove ini salah satu upaya agar wilayah pesisir tetap lestari dan mangrove bisa memberikan manfaat bagi masyarakat pesisir," lanjutnya.

Baca Juga: Ekowisata Hutan Sagu Ambon, Dukung Ekonomi Warga Sekaligus Ketahanan Pangan

Senada pendapat Rifai Malawat, salah satu anggota kelompok pemuda Pausela Mamala.

Ia turut bergabung dalam kegiatan kolaborasi ini, menyambut baik kegiatan penanaman mangrove di tanah mereka.

Di tengah gempuran krisis iklim seperti saat ini, gerakan anak muda yang turun langsung menjaga lingkungan adalah penting.

"Apalagi semakin hari, abrasi semakin mengkhawatirkan. Menanam mangrove adalah upaya penyelamatan yang bisa kami lakukan saat ini. Semoga semakin banyak yang menanam mangrove di wilayah pesisir untuk kelangsungan hidup masyarakat kepulauan di masa depan," kata Rifai Malawat.

Disebutkannya hutan bakau sebagai ekosistem bersifat khas karena adanya aktivitas daur penggenangan pasang surut air laut. Pepohonan ini mampu bertahan hidup dikarenakan proses evolusi serta adaptasi yang telah dilewati tumbuhan mangrove.

"Hutan mangrove memiliki fungsi yang besar bagi lingkungan hidup kita. Sebagai tumbuhan yang mampu menahan arus air laut yang mengikis daratan pantai, juga memiliki fungsi sebagai penyerap gas karbondioksida (CO2) dan penghasil oksigen. Selain itu tempat hidup berbagai macam biota laut seperti ikan-ikan kecil untuk berlindung dan mencari makan," tutupnya.

Sebagai catatan, pohon bakau juga memiliki ekonomis dari kayu dan pepohonan dan makhluk hidup yang ada di dalamnya.

Editor: RR Ukirsari Manggalani

Tag:  #bibit #bakau #jadi #bukti #peringatan #hari #lingkungan #hidup #sedunia #mamala

KOMENTAR