IHSG Menguat di Awal Sesi, Rupiah Melemah
Suasana Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)
09:40
12 Januari 2024

IHSG Menguat di Awal Sesi, Rupiah Melemah

- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumt (12/1/2024). Hal ini berbeda dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI pada pukul 9.17 WIB, IHSG berada pada level 7.266,29 atau naik 0,64 persen (46,33 poin) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.219,96.

Sebanyak 200 saham melaju di zona hijau dan 191 saham di zona merah. Sedangkan 239 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,3 triliun dengan volume 2,5 miliar saham.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Maximilianus Nico Demus mengatakan, hari ini IHSG berpeluang mengalami penguatan secara terbatas. Sentimen yang membayangi pasar saham hari ini adalah inflasi AS yang mengalani kenaikkan menjadi 3,4 persen secara bulanan.

“Meskipun mengalami kenaikan, namun kami melihat kenaikkan ini masih bersifat terbatas, sehingga berpeluang untuk mengalami penurunan pada bulan February mendatang,” kata Maximilianus dalam analisisnya.

“Secara teknikal, kami melihat IHSG berpotensi menguat terbatas dengan support dan resistance di level 7.150 – 7.240. Hati hati, ada potensi koreksi,” tambahnya.

 

Bursa Asia pada awal perdagangan bergerak mayoritas pada teritori positif.

Nikkei naik 1,2 persen (426,4 poin) pada level 35.476, Hang Seng Hong Kong bertambah 0,41 persen (67,6 poin) ke posisi 16.369,67, dan Shanghai Komposit, menguat 0,56 persen (16,1 poin) ke posisi 2.902,7.

Sementara itu, Strait Times melemah 0,4 persen (14,3 poin) pada posisi 3.187,02.

 

Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 9.13 WIB rupiah berada pada level Rp 15.558 per dollar AS, atau turun 10 poin (0,06 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.548 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pergerakan rupiah dibayangi sentimen data inflasi konsumen AS bulan Desember yang dirilis semalam memang menunjukkan kenaikan yang lebih tinggi yakni 3,4 persen.

Tapi hasil ini kelihatannya tidak menurunkan ekspektasi pasar bahwa the Fed akan memangkas suku bunga acuannya per Maret ini. Tingkat imbal hasil obligasi AS terutama tenor 10 tahun pun bergerak turun ke 3,98 persen.

“Rupiah berpeluang menguat hari ini terhadap dollar AS dengan potensi penguatan ke arah Rp 15.500-Rp 15.480 dan resisten di kisaran Rp 15.560 per dollar AS,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Selain itu data inflasi konsumen China bulan Desember yang dirilis tadi pagi menunjukkan sedikit perbaikan, secara bulanan, terjadi kenaikan 0,1 persen, dibandingkan bulan sebelumnya -0,5 persen.

“Ini bisa diartikan konsumsi mulai membaik dan menjadi kabar positif untuk rupiah dimana China sebagai partner dagang besar untuk Indonesia,” tambah dia.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Editor: Kiki Safitri

Tag:  #ihsg #menguat #awal #sesi #rupiah #melemah

KOMENTAR