Per 11 Desember 2025, Listrik Aceh Pulih 36 Persen
- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan sistem kelistrikan Aceh baru pulih 36 persen per 11 Desember 2025.
Pemerintah bersama PT PLN (Persero) pun terus mengupayakan perbaikan pasca terjadinya bencana longsor dan banjir pada akhir November 2025 lalu.
Ketua Tim ESDM Siaga Bencana Rudy Sufahriadi mengatakan, Aceh masih memerlukan perhatian khusus sebab perbaikannya menghadapi tantangan akses jalan yang terputus. Oleh sebab itu, diperlukan dukungan perbaikan akses jalan.
"Aceh merupakan wilayah terdampak yang masih memerlukan perhatian," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (12/12/2025).
"Untuk mempercepat pemulihan di beberapa desa, PLN memerlukan dukungan pembukaan akses jalan yang masih terputus untuk transportasi material jaringan serta penyediaan BBM untuk operasional kendaraan. Genset PLN masih sangat terbatas di Aceh Tamiang dan Bener Meriah," tambah Rudy.
Ia menuturkan, sejumlah pekerjaan darurat transmisi telah diselesaikan. Rudy mencatat progres perbaikan tower, yaitu Tower Emergency SUTT Bireun-Peusangan rampung 100 persen pada 7 Desember, SUTT Bireun-Arun selesai 100 persen pada 8 Desember, sementara SUTT Brandan-Langsa masih dalam pengerjaan dengan progres 67 persen.
"Tower Emergency Brandan-Langsa apabila selesai, maka Banda Aceh tersambung dengan backbone Sumatera. Ditargetkan Minggu 14 Desember energize," kata Rudy.
Selain itu, dukungan pasokan darurat juga sedang dimasifkan. Ia menjelaskan, Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berkapasitas 50 MW sedang dalam proses instalasi untuk meningkatkan keandalan pasokan di Banda Aceh.
PLTD Lueng Bata berkapasitas 10 MW saat ini berstatus onsite (proses instalasi dan ditargetkan commissioning pada tanggal 12 Des 2025). Pemasangan pembangkit darurat ini dimaksudkan sebagai penopang sementara sampai jaringan permanen kembali berfungsi penuh.
Saat ini, lanjut Rudy, pelayanan kesehatan menjadi prioritas dalam agenda pemulihan. Sejumlah rumah sakit di wilayah terdampak kini telah tersuplai listrik oleh sistem 20 kV PLN tanpa bergantung pada genset, sehingga layanan medis yang kritis dapat berjalan lebih aman.
"Tantangan berat di lapangan, yaitu akses yang terputus, keterbatasan BBM, dan kondisi cuaca yang kadang menghambat mobilisasi material. Pemerintah dan PLN terus mempercepat perbaikan sampai pasokan kelistrikan benar-benar pulih di seluruh wilayah terdampak," pungkasnya.