Kementerian ESDM Pastikan BBM Aman di Kawasan Bencana Aceh, Sumut, dan Sumbar Meski Akses Banyak Terputus
– Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan pasokan energi, terutama Bahan Bakar Minyak (BBM) dan LPG, tetap terjaga di tengah penanganan bencana hidrometeorologi yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Melalui Tim ESDM Siaga Bencana, pemerintah menindaklanjuti arahan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia untuk memastikan energi bagi masyarakat tidak terputus meski akses di sejumlah wilayah masih terganggu.
Di Aceh, sebagian besar pasokan BBM berangsur normal, khususnya di Banda Aceh, Pidie, Pidie Jaya, dan Bireuen, melalui suplai dari Fuel Terminal (FT) Krueng. Untuk wilayah terdampak berat seperti Aceh Tamiang, tiga SPBU beroperasi secara terbatas menggunakan Portable Tank Operasional (PTO) dan drum sambil menunggu proses pembersihan dan renovasi fasilitas.
Sementara daerah yang masih terisolir, seperti Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Gayo Lues, pihaknya mengandalkan distribusi multimoda dan jalur udara guna memenuhi kebutuhan BBM alat berat, evakuasi, dan dapur umum.
"Sejak awal arahan Bapak Menteri sangat jelas, pasokan energi untuk kebutuhan dasar masyarakat dan penanganan bencana tidak boleh terputus, meskipun akses darat belum sepenuhnya pulih," ujar Ketua Tim ESDM Siaga Bencana Rudy Sufahriadi dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (9/12).
Dia membeberkan untuk LPG di Aceh, suplai dipulihkan melalui jalur laut Lhokseumawe–Banda Aceh dan dukungan suplai dari Sumatera Utara melalui jalur barat. Adapun wilayah yang masih terisolir mendapat suplai terbatas via jalur udara untuk kebutuhan dapur umum dengan tetap memperhatikan aspek keselamatan penerbangan.
Ia juga menyampaikan bahwa di Sumatera Utara, pasokan BBM di Medan telah kembali normal tanpa antrean panjang. Bahkan, seluruh SPBU di Sibolga dan Tapanuli Tengah juga beroperasi seperti biasa.
Sementara itu, untuk delapan daerah yang sebelumnya bergantung pada FT Sibolga yang terdampak akses, Pertamina mengalihkan suplai dari Dumai, Siantar, dan Teluk Kabung. Penguatan distribusi dilakukan dengan menambah mobil tangki (MT), awak mobil tangki (AMT), mempertebal stok di titik suplai alternatif, serta mengalihkan jalur distribusi agar pasokan tetap stabil.
"Penguatan suplai ini adalah bentuk tindak lanjut konkret atas hasil tinjauan lapangan Menteri ESDM, agar tidak terjadi kelangkaan maupun gejolak di masyarakat," beber Rudy.
Di sisi lain, fokus penanganan juga diberikan untuk SPBU dengan kebutuhan tinggi, termasuk SPBU Batang Toru di Tapanuli Selatan, melalui tambahan distribusi Pertalite dan Biosolar secara bertahap pada 5–7 Desember 2025.
Untuk LPG, wilayah Sibolga dan Tapanuli Tengah yang masih terisolir disuplai melalui kapal dari Teluk Kabung serta pengiriman tabung dari SPBE Pakpak Bharat.
Di Sumatera Barat, kondisi pasokan BBM dan LPG relatif aman. Namun gangguan distribusi masih terjadi akibat putusnya jalur nasional Lembah Anai dan kemacetan di Sitinjau Lauik. Kementerian ESDM mendorong percepatan pemulihan akses darat, termasuk pemulihan kelistrikan dan jaringan komunikasi.
"Kami terus berkoordinasi lintas sektor, termasuk dengan aparat penegak hukum, untuk memastikan distribusi BBM dan LPG ke wilayah terisolir berjalan aman, lancar, dan tepat sasaran," tukas Rudy.
Tag: #kementerian #esdm #pastikan #aman #kawasan #bencana #aceh #sumut #sumbar #meski #akses #banyak #terputus