Fenomena Penumpang Nginap di St. Cikarang, Pengamat Minta Opsi Operasional KRL 24 Jam Dikaji Mendalam
Suasana kepadatan penumpang KRL di Stasiun Tanah Abang Baru, Jakarta, Kamis (06/11/2025). (Hanung Hambara/Jawa Pos)
12:36
21 November 2025

Fenomena Penumpang Nginap di St. Cikarang, Pengamat Minta Opsi Operasional KRL 24 Jam Dikaji Mendalam

- Pengamat Transportasi bidang Perkeretaapian, Joni Martinus menyampaikan rencana operasional Kereta Rel Listrik (KRL) 24 jam perlu dilakukan kajian secara mendalam. Ia menilai wacana tersebut agar tidak diputuskan secara terburu-buru. 

Hal itu disampaikan Joni Martinus guna merespons pernyataan Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi yang membuka opsi operasional KRL menjadi 24 jam. Rencana itu mencuat usai adanya kabar viral sejumlah orang yang menginap di Stasiun Cikarang untuk mengejar perjalanan KRL keberangkatan pertama pada keesokan harinya.

Menurut Joni, layanan KRL 24 jam hanya mungkin dilakukan jika semua pemangku kepentingan mulai dari Kemenhub, KAI, KCI, dan stakeholder lain bersedia duduk bersama dan menelaah konsekuensinya dari berbagai aspek.

"Opsi ini butuh kajian yang lebih mendalam. Jangan sampai hanya menjadi respons sesaat tanpa kesiapan sistem," kata Joni dalam keterangan yang diterima JawaPos.com, Jumat (21/11). 

"Operasional 24 jam hanya layak jika benar-benar menjawab kebutuhan mayoritas penumpang, bukan hanya reaksi atas satu momentum viral," tambahnya. 

Lebih lanjut, Joni membeberkan ada sejumlah aspek yang harus dipersiapkan sebelum akhirnya memutuskan untuk mengoperasionalkan KRL 24 jam. Salah satunya soal perawatan sarana dan prasarana yang kerap dilakukan pada malam hari. 

Dalam operasional perkeretaapian, Joni menegaskan bahwa periode tengah malam hingga dini hari adalah fase krusial untuk pemeliharaan prasarana dan sarana. "Pada jam-jam itu petugas melakukan pemeriksaan serta perawatan  rel, persinyalan, listrik aliran atas, hingga rangkaian KRL tersebut," beber Joni.

"Ini mutlak diperlukan, karena tanpa jeda perawatan, maka keselamatan dan keandalan perjalanan KRL keesokan hari bisa terganggu," imbuhnya. 

Di sisi lain, mantan VP Corporate Secretary KAI Commuter ini pun menyampaikan bahwa opsi untuk membuka layanan operasi 24 jam harus dihitung sangat hati-hati. Dalam hal ini, Joni juga menyoroti sisi efektivitas karena meskipun ada permintaan layanan malam KRL, namun kata dia, pengguna KRL setelah lewat pukul 00.00 cenderung rendah.

"Secara finansial dan operasional, efisiensinya harus dihitung. Apalagi kebutuhan SDM juga meningkat jika operasi diperpanjang," ujarnya. 

Adapun terkait dengan fenomena pekerja yang menginap di Stasiun Cikarang, kata Joni, adalah alarm penting soal kenyamanan dan keamanan pengguna KRL. Ia meminta KCI meningkatkan manajemen layanan area stasiun, khususnya pada malam hari. 

"KCI harus meningkatkan keamanan dan memberikan rasa nyaman bagi mereka yang terpaksa menginap di stasiun guna menunggu KRL pertama esok harinya. Bagaimanapun mereka adalah pengguna setia , dan stasiun harus menjadi tempat yang aman serta nyaman bagi mereka yg memanfaatkan fasilitasnya," tutup Joni.

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #fenomena #penumpang #nginap #cikarang #pengamat #minta #opsi #operasional #dikaji #mendalam

KOMENTAR