Melihat Lebih Dekat Inovasi Bioethanol Berbasis Aren Dari Pertamina, Bisa Dukung Swasembada Energi dan Pangan
Pertamina NRE menginisiasi proyek percontohan bioethanol berbasis aren di Kamojang, Garut. Secara resmi proyek ini diluncurkan pada Rabu (19/11) oleh Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni/(Istimewa).
08:54
21 November 2025

Melihat Lebih Dekat Inovasi Bioethanol Berbasis Aren Dari Pertamina, Bisa Dukung Swasembada Energi dan Pangan

Di lereng hijau Kamojang, Garut, aroma manis nira aren menyeruak setiap pagi dari hutan yang dikelola Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Baru Bojong. Di tangan para petani lokal, tetes demi tetes nira itu selama ini diolah menjadi gula aren—komoditas tradisional yang menopang ekonomi desa. Namun sejak Rabu (19/11) lalu, keseharian itu memasuki babak baru. Nira aren kini bukan hanya menjadi pemanis dapur, tetapi juga bahan bakar masa depan.

Pertamina NRE resmi meluncurkan proyek percontohan (pilot project) pengembangan bioethanol berbasis aren di kawasan Kamojang. Inisiatif ini hadir pada momentum ketika Indonesia tengah mempercepat agenda swasembada energi dan pangan sebagaimana tertuang dalam Asta Cita Presiden Prabowo.

Dari instalasi sederhana namun strategis ini, sekitar 300 liter bioetanol per hari dapat diproduksi, sekaligus menghasilkan 300–500 kilogram gula aren per hari.

Pilot project ini bukan sekadar inovasi teknologi energi. Ia adalah bagian dari kebijakan skala nasional. Melalui Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor 440 Tahun 2025, pemerintah membentuk tim percepatan pengembangan aren yang didorong langsung oleh Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni.

“Presiden Prabowo dengan jelas menegaskan pentingnya ketahanan energi. Di situasi geopolitik yang tidak menentu, setiap negara pada akhirnya akan mendahulukan kepentingan domestiknya masing-masing walaupun harus mengorbankan negara lain, termasuk kebutuhan energi di dalam negeri.

Untuk itu kita sangat perlu menjajaki potensi sumber energi domestik, salah satunya aren sebagai bahan baku bahan bakar nabati (BBN). Indonesia memiliki potensi aren yang besar untuk dikembangkan menjadi BBN,” ujar Raja Juli.

Raja Juli menambahkan secara teori untuk 1 hektar lahan aren dapat memproduksi 24 ribu etanol per tahun. Kita memiliki sekitar 125 juta hektar yang berpotensi untuk digarap sebagai Perkebunan aren, sehingga berpotensi menghemat biaya impor bahan bakar minyak (BBM). Asta Cita Presiden Prabowo dalam mewujudkan swasembada energi dan pangan dapat terwujud dengan kolaborasi kuat lintas sektoral.

Proyek ini diharapkan turut menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar, khususnya petani aren, dan berpotensi diperluas di wilayah aren yang memiliki potensi aren. Berdasarkan informasi yang dikeluarkan Kementerian Kehutanan RI, pemerintah berencana menanam aren di lahan seluas 1,2 juta hektar, dengan potensi bioethanol 28,8 juta kiloliter per tahun.

Raja Juli melanjutkan bahwa budidaya aren dalam skala besar tentu memerlukan kerja keras, termasuk melakukan pembinaan terhadap petani aren agar dapat membudidayakan aren dengan cara lebih efektif dan efisien sehingga hasil nira yang disadap memiliki kuantitas dan kualitas yang optimal. Untuk itu pada kesempatan tersebut, Raja Juli menyampaikan bahwa Kementerian Kehutanan juga akan memberikan pelatihan dan pembinaan kepada petani aren.

Pengembangan aren sebagai bahan baku bioethanol memiliki sejumlah manfaat bagi masyakat dan lingkungan, di antaranya: mendukung ekonomi lokal dan pembukaan lapangan pekerjaan baru; pemanfaatan lahan marjinal karena aren dapat tumbuh di lahan yang kurang produktif; menurunkan ketergantungan terhadap energi fosil dan mengurangi impor bahan bakar fosil; serta turut berkontribusi pada penurunan emisi melalui pemanfaatannya BBN.

“Proyek percontohan ini merupakan salah satu inovasi yang dilakukan Pertamina. Untuk pengembangan bioethanol, Pertamina melakukan riset terhadap berbagai macam tanaman untuk menjadi bahan baku, salah satunya aren. Aren merupakan salah satu tanaman yang memiliki potensi besar untuk dibudidayakan dalam skala besar di Indonesia,” ungkap John Anis, CEO Pertamina NRE.

Pada kesempatan yang sama, Ketua KUPS Baru Bojong, Hendra, menyampaikan, “Kami sangat menyambut baik keinginan Pertamina untuk bermitra dengan KUPS Baru Bojong untuk pengembangan bioethanol. Semoga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat, terutama petani aren di Desa Bojong.”

John menambahkan bahwa Indonesia memiliki potensi tanaman energi yang cukup besar untuk dikembangkan menjadi bahan baku BBN. Dengan dukungan yang kuat dari pemerintah, kemandirian atau swasembada energi melalui pemanfaatan tanaman lokal dapat terwujud. Dalam proyek percontohan ini, Pertamina NRE berkolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Lebih jauh, John juga menegaskan bahwa pengembangan bioethanol berbasis aren ini merupakan bagian dari strategi PNRE dalam mengembangkan bioethanol multifeedstock. Secara paralel, Pertamina NRE juga tengah mengembangkan bioethanol berbasis molases tebu, sorgum, singkong, jagung, hingga limbah pertanian seperti limbah sawit, bagase tebu, batang sorgum, dan jerami padi.

Langkah ini merupakan strategi jangka panjang untuk memastikan ketersediaan bahan baku yang berkelanjutan, sekaligus memperkuat ketahanan dan swasembada dan energi nasional.

Dalam peta jalan bioethanol berbasis aren yang disusun oleh Pertamina, proyek percontohan ini bertujuan untuk menguji produk bioethanol skala laboratorium. Tahap berikutnya adalah pengujian produk bioethanol skala road test, pengujian skala pilot, pengujian skala komersial, dan replikasi dalam skala industri.

Editor: Mohamad Nur Asikin

Tag:  #melihat #lebih #dekat #inovasi #bioethanol #berbasis #aren #dari #pertamina #bisa #dukung #swasembada #energi #pangan

KOMENTAR