Buyback Saham Bank Himbara Dinilai Cerminkan Kepercayaan Diri Manajemen
Ilustrasi bank.(FREEPIK/PCH.VECTOR)
11:20
13 November 2025

Buyback Saham Bank Himbara Dinilai Cerminkan Kepercayaan Diri Manajemen

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Fauzi H Amro, menilai langkah pembelian kembali saham (buyback) yang dilakukan oleh bank-bank Himbara, merupakan aksi korporasi yang wajar, terukur, serta menunjukkan kepercayaan diri manajemen terhadap fundamental sektor perbankan nasional.

Menurut Fauzi, aksi buyback saham biasanya dilakukan ketika manajemen menilai valuasi saham berada di bawah nilai intrinsiknya.

Langkah tersebut, katanya, mencerminkan keyakinan kuat bahwa PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), maupun PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) memiliki kinerja yang solid dan prospek pertumbuhan yang positif.

Ilustrasi pasar saham. PIXABAY/PETE LINFORTH Ilustrasi pasar saham.

“Dari sisi DPR, kami memandang positif langkah tersebut, karena buyback bisa membantu meredam volatilitas pasar yang sempat muncul belakangan ini dan memberi sinyal kuat bahwa bank-bank Himbara memiliki likuiditas yang sangat memadai. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan oleh nasabah maupun investor,” ujar Fauzi dalam keterangannya, Kamis (13/11/2025).

Lebih lanjut, Fauzi menjelaskan bahwa aksi buyback saham juga berperan penting dalam menjaga dan memperkuat kepercayaan publik.

Menurutnya, langkah tersebut menunjukkan komitmen manajemen bank untuk menanggung risiko secara langsung sebagai bentuk tanggung jawab terhadap pergerakan sahamnya.

“Kepercayaan nasabah sebenarnya lebih ditentukan oleh kesehatan bank, kecukupan modal, manajemen risiko, serta kemampuan bank menjaga stabilitas layanan. Semua indikator itu sudah terpenuhi oleh Himbara. Jadi buyback tersebut hanya mempertegas bahwa perbankan kita dalam kondisi sehat,” tambahnya.

Fauzi juga mengakui bahwa beberapa sentimen negatif sempat mencuat di pasar akibat dinamika kebijakan pemerintah, termasuk keterlambatan penyaluran dana Koperasi Desa Merah Putih yang sempat menimbulkan persepsi keliru terhadap peran bank-bank Himbara.

Ilustrasi bank. SHUTTERSTOCK/ANTON_AV Ilustrasi bank.

Namun ia menegaskan bahwa program pemerintah tersebut sebenarnya bertujuan memperkuat industri keuangan nasional, bukan melemahkannya.

“Perbankan BUMN adalah salah satu pilar terbesar perekonomian nasional, jadi sikap hati-hati dalam menjaga kepercayaan publik merupakan keniscayaan,” ujarnya.

Fauzi menegaskan kembali bahwa Komisi XI mendukung langkah proaktif manajemen bank-bank milik negara tersebut.

“Kalau ada persepsi yang keliru di publik, harus kita luruskan bersama. Intinya, Komisi XI menghargai langkah manajemen Himbara yang proaktif. Aksi buyback ini bagian dari tata kelola korporasi yang baik untuk menstabilkan harga saham, meredam noise yang tidak produktif, serta menjaga kepercayaan investor,” tutup Fauzi.

Langkah buyback saham oleh bank-bank Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), yang terdiri dari Bank Mandiri, BRI, BNI, dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) dilakukan di tengah fluktuasi pasar saham yang meningkat sejak kuartal III 2025.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks keuangan sempat mengalami tekanan akibat arus keluar modal asing dan persepsi pasar terhadap kebijakan fiskal pemerintah.

Pada Oktober 2025, Bank Mandiri mengumumkan rencana pembelian kembali saham maksimal Rp 3 triliun selama periode enam bulan ke depan.

Sementara itu, aksi buyback saham BRI telah memperoleh persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada 24 Maret 2025 lalu dengan jumlah sebesar-besarnya Rp 3 triliun.

Secara umum, aksi buyback saham dilakukan perusahaan ketika harga sahamnya dinilai berada di bawah nilai wajar, atau untuk meningkatkan kepercayaan investor dan menstabilkan harga saham.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), industri perbankan nasional mencatatkan rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) di atas 25 persen dan rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) di bawah 3 persen per September 2025.

Ini menunjukkan sektor perbankan tetap solid di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Tag:  #buyback #saham #bank #himbara #dinilai #cerminkan #kepercayaan #diri #manajemen

KOMENTAR