Ekspor RI Tembus USD 24,68 Miliar per September 2025: Didorong Pengiriman Logam Mulia hingga Minyak Nabati
- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja ekspor Indonesia terus menunjukkan tren positif sepanjang 2025. Per September 2025 ekspor Indonesia tercatat sebesar USD 24,68 miliar. Angka tersebut tercatat naik 11,41 persen dibandingkan dengan September 2024.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menyampaikan, nilai ekspor migas tercatat senilai USD 0,99 miliar atau turun 13,61 persen. Sedangkan nilai ekspor non-migas tercatat naik sebesar 12,79 persen dengan nilai USD 23,68 miliar.
"Peningkatan nilai ekspor September 2025 secara tahunan terutama didorong oleh kenaikan nilai ekspor non-migas yaitu pada Komoditas Logam Mulia dan Perhiasan atau permata (HS71) yang naik 168,57 persen dengan andil 5,66 persen," kata Pudji dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (3/11).
"Kemudian yang kedua besi dan baja atau HS72 yang naik 23,67 persen dengan andil 2,48 persen. Lalu, lemak dan minyak hewani atau nabati atau HS15 yang naik 18,00 persen dengan andil 1,70 persen," tambahnya.
Selanjutnya, Pudji juga membeberkan perkembangan ekspor non-migas Indonesia menurut sektor. Pada September 2025, total ekspor non-migas sebesar USD 23,68 miliar dan jika dirinci menurut sektor, maka sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan berkontribusi sebesar USD 0,63 miliar.
Kemudian sektor pertambangan dan lainnya berkontribusi sebesar USD 3,16 miliar dan sektor industri pengolahan berkontribusi sebesar USD 19,90 miliar. Adapun secara tahunan, sektor pertanian dan industri pengolahan mengalami kenaikan sedangkan sektor pertambangan mengalami penurunan.
"Peningkatan nilai ekspor non-migas utamanya terjadi pada sektor industri pengolahan yang naik sebesar 20,25 persen dengan andil sebesar 15,13 persen. Peningkatan secara tahunan ini utamanya disebabkan oleh meningkatnya nilai ekspor beberapa komoditas seperti barang perhiasan dan barang berharga, logam dasar bukan besi, kimia dasar organik yang bersumber dari hasil pertanian, semi konduktor dan komponen elektronik lainnya, serta minyak kelapa sawit," bebernya.
Sementara itu, secara kumulatif, sepanjang Januari hingga September 2025, total nilai ekspor Indonesia mencapai USD 209,80 miliar atau naik 8,14 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Nilai ekspor migas tercatat senilai USD 10,03 miliar atau turun 14,09 persen.
Sedangkan nilai ekspor non-migas tercatat naik sebesar 9,57% dengan nilai USD 199,77 miliar. Kemudian jika dilihat menurut sektor, peningkatan nilai ekspor non-migas secara kumulatif terjadi di sektor industri pengolahan dan pertanian. Sektor industri pengolahan menjadi pendorong utama atas peningkatan kinerja ekspor non-migas sejak Januari hingga September 2025 ini dengan andil sebesar 12,58 persen.
"Ekspor sektor industri pengolahan yang naik cukup besar yaitu minyak kelapa sawit, logam dasar bukan besi, barang perhiasan dan barang berharga, kimia dasar organik yang bersumber dari hasil pertanian serta semikonduktor dan komponen elektronik lainnya," jelasnya.
Di sisi lain, jika dilihat menurut negara dan kawasan tujuan utama ekspor, nilai ekspor non-migas ke Tiongkok tercatat sebesar USD 46,47 miliar atau naik sebesar 9,19 persen dibandingkan dengan Januari hingga September 2024.
"Jika dibandingkan secara kumulatif dengan periode yang sama tahun lalu, pada Januari hingga September 2025, ekspor non-migas ke Amerika Serikat, ASEAN dan Uni Eropa mengalami peningkatan, sementara ke India mengalami penurunan," pungkas Pudji Ismartini.
Tag: #ekspor #tembus #2468 #miliar #september #2025 #didorong #pengiriman #logam #mulia #hingga #minyak #nabati