Setahun Prabowo-Gibran: Janji 19 Juta Lapangan Kerja Masih Jadi Harapan
Suasana Job Fair ke-47 UKSW dipadati pencari kerja dari berbagai wilayah(KOMPAS.com/Dian Ade Permana)
11:12
17 Oktober 2025

Setahun Prabowo-Gibran: Janji 19 Juta Lapangan Kerja Masih Jadi Harapan

 JAKARTA, KOMPAS.com – Genap satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, salah satu janji besar yang dinantikan publik, terutama kalangan muda, adalah penciptaan 19 juta lapangan kerja baru dalam lima tahun.

Namun, bagi jutaan lulusan baru yang kini tengah berjuang menembus dunia kerja, janji itu masih sebatas harapan.

Di lapangan, banyak dari mereka justru berhadapan dengan realitas pasar tenaga kerja yang makin ketat, dengan persyaratan yang kerap sulit dipenuhi oleh pencari kerja pemula.

Persaingan Ketat di Awal Karier

Bagi Muhammad Luthfi Ismail Tanjung (23), lulusan Desain Komunikasi Visual dari Telkom University, perjuangan mencari kerja dimulai tak lama setelah wisuda. Ia telah menyiapkan portofolio dan semangat tinggi, namun kenyataan di lapangan tak semudah yang dibayangkan.

“Prosesnya cukup menantang, saingannya banyak banget. Apalagi sekarang banyak banget yang baru lulus juga, jadi persaingan makin ketat,” ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (17/10/2025).

Luthfi mengaku terbantu dengan banyaknya platform daring yang memuat informasi lowongan kerja. Namun, hambatan utama tetap pada syarat pengalaman kerja.

“Saya melamar di posisi desain grafis, tapi kebanyakan perusahaan minta minimal pengalaman satu sampai dua tahun. Saya baru lulus, jadi itu tantangan utama,” katanya.

Dari Magang Tak Dibayar hingga Job Fair

Sejumlah calon pelamar kerja antre saat melamar pekerjaan pada Ciamis Job Fair 2025 di halaman kantor Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Rabu (25/6/2025). Dinas Tenaga Kerja Ciamis bekerja sama dengan 14 perusahaan swasta membuka kuota lowongan pekerjaan sebanyak 1.150 orang dengan jumlah pendaftar melalui daring 2.600 pelamar. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi Sejumlah calon pelamar kerja antre saat melamar pekerjaan pada Ciamis Job Fair 2025 di halaman kantor Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Rabu (25/6/2025). Dinas Tenaga Kerja Ciamis bekerja sama dengan 14 perusahaan swasta membuka kuota lowongan pekerjaan sebanyak 1.150 orang dengan jumlah pendaftar melalui daring 2.600 pelamar. Cerita serupa dialami Amatullah Lutfiyah (26), akrab disapa Fifi, lulusan Ilmu Komunikasi. Sejak lulus pada 2023, ia telah menjalani beberapa program magang, mulai dari media digital hingga agensi konten, namun sebagian besar tanpa bayaran.

“Pertama magang di media sebulan, lalu bootcamp enam bulan juga enggak dibayar. Untungnya bisa kerja dari rumah,” ujarnya.

Pada 2024, Fifi sempat bekerja di media online, tapi hanya bertahan sebulan. “Sebenarnya dibayar, tapi SOP kerjanya berat banget. Enggak sanggup,” katanya.

Kini, ia kembali melamar di berbagai posisi mulai dari copywriter hingga KOL specialist, namun belum ada hasil.

“Sekarang makin susah cari kerja. Saingannya bukan cuma fresh graduate, tapi juga orang yang baru kena PHK dan sudah punya pengalaman,” tuturnya.

Menurutnya, janji pemerintah membuka jutaan lapangan kerja belum benar-benar terasa.

“Kalau memang pemerintah mau buka 19 juta lapangan kerja, semoga bisa dirasakan langsung. Jangan hanya di data, tapi benar-benar membuka peluang buat kami yang baru mulai,” ujar Luthfi menambahkan.

Antara Janji dan Realita

Sejak awal masa pemerintahannya, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka berulang kali menegaskan bahwa penciptaan lapangan kerja menjadi prioritas utama bagi generasi muda.

Kementerian Ketenagakerjaan pun menargetkan implementasi program 19 juta lapangan kerja dapat tercapai dalam lima tahun ke depan.

Namun, di tahun pertama pemerintahan ini, tantangan ketenagakerjaan masih besar, terutama bagi generasi muda. Banyak yang terjebak dalam siklus magang, kontrak pendek, atau pekerjaan tanpa bayaran.

Bahkan, dalam rapat dengan DPR pada September lalu, BEM Seluruh Indonesia (BEM SI) menagih komitmen Wapres Gibran agar janji tersebut tidak berhenti di tataran retorika.

Harapan untuk Generasi Pekerja Baru

Meski berbagai kesulitan menghadang, semangat generasi muda untuk bekerja tetap tinggi.

“Anak muda sekarang pengin kerja, bukan pengin dimanja. Tapi kalau semua lowongan minta pengalaman, kita mau mulai dari mana?” kata Luthfi.

Fifi pun berharap janji pemerintah tidak berhenti pada angka target, tapi diwujudkan dalam bentuk peluang kerja nyata dan berkelanjutan.

“Kalau bisa, pemerintah jangan cuma buka lowongan formalitas. Buka peluang yang benar-benar bisa diakses anak muda tanpa diskriminasi pengalaman,” ujarnya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 menunjukkan, lulusan sarjana di Indonesia didominasi oleh suku Batak (18,02 persen) dan Minangkabau di posisi kedua. Angka ini menunjukkan besarnya potensi tenaga kerja terdidik yang siap berkontribusi—selama kesempatan kerja tersedia.

Menatap Tahun Kedua

Setahun berlalu, janji 19 juta lapangan kerja masih menjadi cermin antara harapan dan kenyataan.

Pemerintah ditantang untuk memastikan setiap kebijakan ketenagakerjaan benar-benar menjangkau kelompok yang paling membutuhkan: para pencari kerja muda.

Jika program itu dapat berjalan efektif, generasi seperti Luthfi dan Fifi bukan hanya akan menemukan pekerjaan, tetapi juga masa depan yang lebih pasti di bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran.

Tag:  #setahun #prabowo #gibran #janji #juta #lapangan #kerja #masih #jadi #harapan

KOMENTAR