Bitcoin (BTC) Terpeleset ke Rp 1,84 Miliar Per Keping gara-gara Ketegangan AS-China
Mata uang kripto paling mahal di dunia, bitcoin (BTC). Harga Bitcoin anjlok ke Rp 1,84 miliar akibat memanasnya perang dagang AS?China. (UNSPLASH/KANCHANARA)
05:32
17 Oktober 2025

Bitcoin (BTC) Terpeleset ke Rp 1,84 Miliar Per Keping gara-gara Ketegangan AS-China

– Badai di pasar kripto belum juga berlalu. Harga Bitcoin kembali melemah menyusul memanasnya hubungan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Berdasarkan data CoinMarketCap pada Kamis (16/10/2025), harga Bitcoin (BTC) tercatat di level 111.430 dollar AS atau sekitar Rp 1,84 miliar (kurs Rp 16.500 per dollar AS), turun 0,57 persen dalam 24 jam terakhir.

Dalam sepekan terakhir, Bitcoin bergerak liar di kisaran 107.318–123.535 dollar AS, mencerminkan tingginya volatilitas pasar setelah isu perang tarif antar dua raksasa ekonomi dunia itu mencuat.

Kapitalisasi pasar Bitcoin kini berada di sekitar Rp 36.629 triliun, sementara volume perdagangan 24 jam terakhir tercatat turun 24 persen menjadi Rp 1.136 triliun.

Tekanan ini terjadi setelah China menjatuhkan sanksi terhadap suku cadang buatan AS yang digunakan perusahaan pelayaran Korea Selatan, memperkeruh hubungan dagang kedua negara.

Total kapitalisasi pasar kripto global ikut terkoreksi tajam dari 3,96 triliun dollar AS menjadi 3,75 triliun dollar AS atau sekitar Rp 61.875 triliun, menghapus lebih dari 210 miliar dollar AS (sekitar Rp 3.465 triliun) dalam sehari.

Presiden AS Donald Trump menyebut bahwa negaranya kini “secara aktif terlibat dalam perang dagang dengan China” setelah sebelumnya mengancam menerapkan tarif 100 persen pada seluruh impor dari Negeri Tirai Bambu itu.

Menurut Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, ketegangan geopolitik membuat investor cenderung beralih ke aset yang lebih aman.

“Selama hubungan AS–China masih goyah, kripto akan kesulitan pulih karena aset berisiko seperti ini biasanya hanya menguat saat kondisi global stabil,” ujarnya, melalui keterangannya, dikutip Jumat (17/10/2025).

Fyqieh menilai kondisi pasar kripto saat ini masih berada dalam fase “badai” yang dipicu faktor eksternal makroekonomi.

“Setiap fase bear market kripto punya pemicunya sendiri. Di 2018–2019 ada larangan Bitcoin di China, di 2022 kita menghadapi kenaikan suku bunga The Fed, dan kini di 2025 pemicunya adalah perang dagang AS–China. Ini fase yang tidak bisa dihindari, tapi pada akhirnya selalu diikuti pemulihan,” jelasnya.

Secara teknikal, Bitcoin kini berkonsolidasi di kisaran 110.000–116.000 dollar AS dengan dominasi penjual (bear). Level 110.000 dollar AS menjadi area support penting, sedangkan 116.000 dollar AS menjadi batas resistensi utama. Jika menembus level itu, peluang menguji kembali level 120.000 dollar AS terbuka lebar.

Saran untuk investor di tengah "badai" kripto

Di tengah ketidakpastian, Fyqieh menyarankan investor mengadopsi strategi defensif. “Fokus utama sekarang adalah menjaga modal. Investor bisa menempatkan dana di aset yang lebih stabil seperti stablecoin (USDT, USDC) atau emas digital seperti PAX Gold (PAXG),” katanya.

Menurut dia, PAXG yang nilainya didukung 1:1 oleh emas fisik mampu bertahan dengan penurunan hanya 0,23 persen ketika pasar kripto anjlok belasan persen.

“Harga emas yang kini menembus Rp 2,4 juta per gram menjadi penopang minat terhadap tokenisasi emas sebagai bentuk real world asset (RWA). Kinerja itu menunjukkan peran PAXG sebagai safe haven yang efektif di tengah badai kripto,” tambahnya.

Sementara bagi investor yang tetap ingin eksposur di pasar kripto, Fyqieh menilai aset berkapitalisasi besar seperti Ethereum (ETH), BNB, dan Solana (SOL) masih menjadi pilihan rasional.

“Ketiganya punya fundamental kuat dan ekosistem mapan, sehingga lebih cepat pulih saat pasar berbalik arah dibanding altcoin kecil yang volatilitasnya ekstrem,” ujarnya.

Pasar kini menanti rilis data Indeks Harga Konsumen (CPI) AS pada 24 Oktober mendatang, yang akan menjadi indikator penting arah kebijakan suku bunga The Fed.

“Pemulihan kripto akan dimulai ketika faktor ketidakpastian global berkurang. Untuk saat ini, investor harus sabar menunggu badai berlalu sambil tetap disiplin menjaga posisi,” pungkas Fyqieh.

Tag:  #bitcoin #terpeleset #miliar #keping #gara #gara #ketegangan #china

KOMENTAR