Warga Pulau Enggano Terisolasi, Menteri Kelautan Janjikan Bantu Akses
Menteri KP, Sakti Wahyu Trenggono, menjelaskan terkait komitmen Indonesia terhadap kelautan berkelanjutan dalam UNOC 3. (Dok.KKP)
13:40
25 Juni 2025

Warga Pulau Enggano Terisolasi, Menteri Kelautan Janjikan Bantu Akses

- Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, pihaknya akan memberikan bantuan akses transportasi untuk masyarakat Pulau Enggano yang saat ini dalam kondisi terisolasi.

Kapal akan membantu transportasi masyarakat dari Pulau Enggano ke Bengkulu.

"Yang pertama, tentu kita akan bantu akses. Artinya kita punya kapal yang kita akan bantu akses dari Pulau Enggano itu ke Bengkulu," ujar Trenggono di Jakarta, Rabu (25/6/2025).

"Yang kedua, kemarin kita sudah bicara dengan Pak Gubernur (Bengkulu) juga di sana, untuk kemudian kita akan bangun kampung nelayan," tuturnya.

Dengan adanya kampung nelayan maka akan dilanjutkan dengan pembangunan dermaga di Pulau Enggano.

Sehingga nantinya banyak kapal yang bisa bersandar di sana.

"Lalu kemudian kita akan bangun cold storage, dan kemudian kita akan bangun pabrik es," tuturnya.

Trenggono bilang, sejumlah solusi untuk Pulau Enggano itu akan bersifat permanen.

Sehingga masyarakat di pulau tersebut tidak lagi menghadapi situasi terisolasi.

"Permanen. Permanen," katanya.

Diberitakan sebelumnya, perkara pendangkalan di Pelabuhan Pulau Baai, Kota Bengkulu menciptakan masalah yang serius bagi masyarakat di Pulau Enggano.

Sejak Maret lalu, warga Pulau Enggano praktis terisolasi tanpa akses angkutan laut yang memadai.

Ratusan petani pun memilih tidak memanen hasil kebun mereka karena tidak adanya jalur distribusi dan harga jual yang jatuh.

“Untuk apa panen, bayangkan saja harga pisang kini satu tandan cuma dihargai Rp 20.000. Sementara, biaya angkut dan biaya tebang sudah Rp 15.000. Jadi buat apa dipanen, kalau rugi juga," kata Milson Kaitora, pimpinan kepala suku di Enggano.

Milson mengatakan, beberapa tauke pisang bermodal besar menggunakan jasa sewa kapal nelayan untuk menjemput hasil panen mereka.

Namun, karena kapal kapasitas angkutnya terbatas, jadi tidak bisa menampung hasil bumi seluruh petani.

Hanya beberapa petani yang memang sudah memiliki langganan pembeli tetap di Bengkulu yang bisa menitipkan pisang mereka.

"Jadi kalau yang tak punya relasi tauke, terpaksa pisangnya dibiarkan busuk di pohon," ucapnya. Di Pulau Enggano, hasil pertanian memang menjadi andalan pendapatan dari seluruh warga

Mulai dari pisang, kakao, pinang, daun pisang, jantung pisang, dan lainnya.

Termasuk ikan-ikan jenis tertentu yang menjadi komoditas ekspor.

Namun, sejak tidak ada kapal yang membawa hasil bumi dan laut ini keluar pulau, krisis uang melanda warga Enggano.

"Di warung besar, biasanya omzetnya sampai Rp 10 juta, kini cuma setengah saja. Karena tidak ada yang belanja. Yang ada utang yang menumpuk di warung," ungkap Yudi, warga Meok.

Tag:  #warga #pulau #enggano #terisolasi #menteri #kelautan #janjikan #bantu #akses

KOMENTAR