Teknologi Stem Cell Jadi Ladang Baru Bisnis Kesehatan Kimia Farma
Kimia Farma. (DOK. KIMIA FARMA)
11:20
24 Juni 2025

Teknologi Stem Cell Jadi Ladang Baru Bisnis Kesehatan Kimia Farma

– PT Kimia Farma Tbk (KAEF) kian serius menggarap potensi bisnis terapi sel punca (stem cell) di Indonesia. Perusahaan farmasi pelat merah ini menjadikan teknologi tersebut sebagai salah satu pilar pengembangan layanan kesehatan regeneratif, terutama untuk menangani penyakit degeneratif seperti pengapuran sendi dan gangguan saraf.

“Pengobatan masa depan tidak hanya sekadar meredakan gejala, tetapi juga mendorong tubuh untuk memulihkan diri secara optimal lewat stem cell. Di sinilah Kimia Farma ingin ambil bagian,” kata Direktur Portofolio, Produk, dan Layanan Kimia Farma, Jasmine Karsono, Ph.D., CRMP, melalui keterangan pers, Selasa (24/6/2025).

Sejak 2011, Kimia Farma telah menjalin kerja sama riset dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) dan RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk pengembangan terapi stem cell, terutama dalam kasus tulang sendi. Uji klinis lebih lanjut dilakukan pada 2014 untuk penanganan osteoartritis lutut serta luka bakar dalam.

Salah satu studi yang dikutip dalam pengembangan terapi ini adalah penelitian Dilogo et.al. (2020) di RSCM Jakarta. Dalam uji terbuka terhadap 29 pasien, penggunaan injeksi stem cell terbukti mampu mengurangi gejala osteoarthritis lutut dan memperbaiki kualitas hidup pasien setelah enam bulan terapi.

Hasil positif tersebut mendasari langkah Kimia Farma memperluas pengembangan bisnis ini. Perseroan telah mengantongi izin operasional dari Kementerian Kesehatan sejak 2020 dan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari BPOM pada 2024.

Kini layanan terapi stem cell Kimia Farma dapat diakses masyarakat di RSCM Kencana Stem Cell and Metabolites Clinic. Prosedur layanan diawali dengan konsultasi dokter untuk menilai kelayakan pasien sebelum tindakan terapi dilakukan oleh tim medis profesional.

“Teknologi stem cell tak lagi menjadi sekadar alternatif, tetapi berpotensi menjadi pilihan utama dalam pengobatan modern Indonesia. Kami berharap bisa berkontribusi pada kemandirian pengobatan berbasis biologis di Tanah Air,” ujar Jasmine.

Dengan terus mengembangkan teknologi ini, Kimia Farma memperbesar peluang bisnis di segmen layanan kesehatan berbasis bioteknologi. Selain potensi pasar dalam negeri, peluang ekspor produk biologis juga terbuka lebar seiring meningkatnya kebutuhan pengobatan regeneratif di tingkat global.

Tag:  #teknologi #stem #cell #jadi #ladang #baru #bisnis #kesehatan #kimia #farma

KOMENTAR