



Perdagangan Dibuka, Harga Minyak Dunia Terpantau Naik Hingga 5 Persen Usai AS Ikut Serang Iran
Harga minyak melonjak lebih dari 2 persen pada awal sesi perdagangan pertama sejak Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan terhadap Iran.
Serangan itu mempengaruhi prospek pasokan minyak dari Timur Tengah dalam skala ringan hingga berat.
Dilansir CNBC pada Senin (23/6/2025), harga minyak mentah AS pada sesi pembukaan perdagangan Minggu (22/6/2025) waktu setempat tercatat naik 1,76 dollar AS atau 2,38 persen menjadi 75,60 dollar AS per barrel.
Sementara itu, harga minyak Brent yang menjadi acuan global naik 1,80 dollar AS atau 2,34 persen menjadi 78,81 dollar AS per barrel.Namun, harga minyak Brent sebenarnya tercatat sudah melonjak 5,7 persen hingga menembus 81 dollar AS per barrel sebelum akhirnya turun kembali.
Fluktuasi harga minyak pada sesi pembukaan perdagangan itu terjadi usai Presiden AS Donald Trump mengejutkan pasar dengan pengumuman serangan terhadap tiga lokasi nuklir Iran di Fordo, Natanz, dan Isfahan.
Serangan itu menandai masuknya AS terhadap konflik Iran-Israel.
Para investor saat ini tengah mengamati bagaimana Iran akan menanggapi serangan AS yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Menteri luar negeri Iran pada hari Minggu menyatakan bahwa pihaknya memiliki "semua opsi" untuk mempertahankan kedaulatannya.
Analis energi menyatakan, skenario terburuk bagi pasar minyak adalah ketika Iran untuk menutup Selat Hormuz.
Sebab saat ini sekitar 20 juta barrel minyak mentah per hari, atau 20 persen dari konsumsi global, mengalir melalui selat tersebut.
Media pemerintah Iran sebelumnya melaporkan bahwa parlemen Iran telah mendukung penutupan selat tersebut.
Namun, keputusan akhir untuk menutup selat tersebut berada di tangan Dewan Keamanan Nasional Iran.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio telah memperingatkan Iran agar tidak mencoba menutup Selat Hormuz. Rubio mengatakan, penutupan bisa jadi langkah bunuh diri ekonomi bagi Iran karena ekspor minyak mereka melewati selat itu.
Rubio juga telah meminta China untuk menggunakan pengaruhnya guna mencegah Teheran menutup selat tersebut.
“Saya mendorong pemerintah China di Beijing untuk menghubungi mereka mengenai hal itu, karena mereka sangat bergantung pada Selat Hormuz untuk minyak mereka,” kata Rubio.
Adapun berdasarkan data organisasi negara pengekspor minyak dunia, OPEC, Iran memproduksi 3,3 juta barel minyak per hari pada bulan Mei 2025. Iran mengekspor 1,84 juta barel minyak per hari bulan lalu, dengan sebagian besar dijual ke China
Tag: #perdagangan #dibuka #harga #minyak #dunia #terpantau #naik #hingga #persen #usai #ikut #serang #iran