Rupiah Tertekan, Emas dan Dollar AS Diprediksi Menguat Usai AS Ikut Panasi Perang Israel-Iran
Ilustrasi nilai tukar rupiah.(SHUTTERSTOCK/MAHARDIKA ARGHA)
09:28
22 Juni 2025

Rupiah Tertekan, Emas dan Dollar AS Diprediksi Menguat Usai AS Ikut Panasi Perang Israel-Iran

- Ketegangan geopolitik Timur Tengah kembali memanas setelah Amerika Serikat secara resmi mengonfirmasi keterlibatannya dalam konflik bersenjata dengan Iran. Serangan udara yang diluncurkan pasukan AS ke tiga fasilitas nuklir utama Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan menjadi pemicu terbaru yang menggetarkan pasar keuangan dunia, termasuk Indonesia.

Presiden AS Donald Trump, melalui unggahan di platform Truth Social pada Sabtu (21/6/2025) malam waktu setempat, menyatakan bahwa misi militer tersebut berhasil dilakukan dengan menjatuhkan bom bermuatan penuh ke situs pengayaan uranium Iran yang paling dijaga.

Muatan penuh BOM dijatuhkan di situs utama, Fordow. Semua pesawat kini dengan aman dalam perjalanan pulang. Selamat kepada para prajurit Amerika yang hebat. Tak ada militer lain di dunia yang mampu melakukan ini. SEKARANG WAKTUNYA UNTUK DAMAI!” ujar Trump, dikutip dari Al Jazeera.

Namun, seruan damai itu belum tentu menenangkan pasar. Justru sebaliknya, keterlibatan langsung AS dinilai sebagai eskalasi besar yang dapat memperluas perang terbuka antara Iran dan aliansi Barat.

Rupiah Terdampak Sentimen, Pasar Masuk ke Aset Aman Emas dan Dollar AS

Ilustrasi emas.Dok. Istimewa Ilustrasi emas.Pengamat pasar uang sekaligus Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, Ariston Tjendra, menilai situasi saat ini membuat pasar global cenderung waspada. 

Menurutnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dalam jangka pendek masih akan berada dalam tekanan, mengikuti kecenderungan investor yang menarik diri dari aset berisiko seperti saham dan mata uang emerging markets.

“Kita tunggu lagi reaksi dari Iran. Berani nggak mereka perpanjang perang dengan membalas serangan,” ujar Ariston kepada Kompas.com, Minggu (22/6/2025). 

Ia mencontohkan, saat Iran sempat melancarkan serangan rudal ke Israel beberapa waktu lalu, situasi bisa langsung adem kembali karena tidak terjadi pembalasan berkelanjutan. Dalam kondisi itu, pasar pun kembali percaya diri dan mulai masuk ke aset berisiko.

Namun untuk saat ini, katanya, ketegangan masih tinggi dan investor global cenderung memilih jalan aman. 

"Kalau Iran berhasil membawa sekutunya untuk ikut terlibat dan ada balasan lanjutan, ini akan memberikan sentimen negatif ke pasar keuangan. Aset aman seperti emas dan dollar AS akan menguat tajam,” katanya.

Menurut Ariston, selama konflik belum reda, investor akan terus berburu aset aman. Ini berarti tekanan terhadap nilai tukar rupiah bisa berlanjut.

“Pergerakan USD/IDR mungkin masih bergerak di atas 16.200,” katanya menambahkan.

Menanti Titik Balik

Pasar saat ini, anjut Ariston. tengah menanti satu hal: reaksi Iran. Jika Iran menahan diri dan tidak melakukan balasan lanjutan, tensi bisa kembali mereda sebagaimana skenario sebelumnya. 

Namun jika sebaliknya, dan ketegangan berkembang menjadi konflik yang melibatkan banyak pihak, pasar berpotensi mengalami koreksi lebih dalam.

"Dalam jangka pendek, rupiah berpeluang tetap melemah terhadap dollar AS," katanya.

Namun dalam jangka menengah hingga panjang, pelaku pasar akan mencermati apakah ketegangan ini akan berdampak pada rantai pasok energi global atau menekan cadangan devisa negara-negara berkembang.

Tag:  #rupiah #tertekan #emas #dollar #diprediksi #menguat #usai #ikut #panasi #perang #israel #iran

KOMENTAR