Ketua Kadin: Konflik Iran-Israel Bayangi Ekonomi Global, Dunia Bergerak ke Arah Multipolar
Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Novyan Bakrie(Suparjo Ramalan )
17:36
21 Juni 2025

Ketua Kadin: Konflik Iran-Israel Bayangi Ekonomi Global, Dunia Bergerak ke Arah Multipolar

– Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Novyan Bakrie menilai konflik Iran-Israel berdampak langsung terhadap dinamika ekonomi global.

"Saya lihat jelas sekali bahwa konflik Iran-Israel ini menjadi suatu perhatian penuh yang membayangi ekonomi dunia," kata Anindya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (21/6/2025), seperti dilansir Antara.

Pernyataan ini disampaikan usai menghadiri Saint Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025 di Rusia, yang juga dihadiri Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Menurut Anindya, isu Iran-Israel mendominasi forum tersebut. Sekitar 40 hingga 50 persen pembahasan forum menyoroti ketegangan di Timur Tengah.

Ia menyebut konflik ini mencerminkan polarisasi yang semakin tajam antara blok Barat dan Timur. Fenomena ini disebut sebagai sinyal bahwa tatanan global sedang bergeser menuju struktur multipolar.

"Kelihatan benar-benar polarisasi antara Barat dan Timur. Bagaimana Iran dan Israel bisa memengaruhi bukan saja geopolitik, tapi juga pengentalan multipolar," ujarnya.

Anindya juga menyinggung kekuatan baru dari blok BRICS yang terus berkembang. Ia menilai ketidakhadiran Amerika Serikat dan China dalam dialog multilateral seperti APEC menjadi sinyal pergeseran pengaruh global.

“Sekarang BRICS berjalan dengan waktu, jumlahnya semakin besar. Setengah dari dunia hidup di negara-negara BRICS yang kini sudah menerima 9 negara baru," kata Anindya.

Sembilan negara tersebut antara lain Belarus, Bolivia, Kuba, Indonesia, Kazakhstan, Malaysia, Thailand, Uganda, dan Uzbekistan.

Dalam forum SPIEF, Anindya mengatakan Presiden Prabowo menegaskan Indonesia mengambil posisi tengah. Tidak murni kapitalistik seperti Barat, dan tidak pula sosialis seperti China.

“Indonesia memilih hybrid di tengah-tengah, tapi tujuannya ‘for the greater good’, untuk sebanyak mungkin orang,” ucap Anindya.

Ia juga menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan dalam hubungan ekonomi, termasuk saat berhadapan dengan Amerika Serikat. Indonesia, menurutnya, tak bisa sepenuhnya tunduk pada tekanan negara besar.

"Kita juga kan sebagai negara tidak bisa terlalu diatur-atur, mengingat kita juga punya alternatif kan. Seperti contohnya dengan adanya IEU-CEPA," katanya merujuk pada perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa.

Anindya menutup dengan menekankan posisi strategis Indonesia di dunia. Menurutnya, Indonesia punya tiga “suara” penting di forum global: sebagai satu-satunya negara Asia Tenggara di G20, sebagai negara berpenduduk muslim terbesar, dan sebagai mitra penting di Indo-Pasifik.

“Itu yang menarik. Indonesia memiliki tiga suara penting, dan itu memberi kita posisi strategis dalam forum-forum internasional," ujar dia.

Tag:  #ketua #kadin #konflik #iran #israel #bayangi #ekonomi #global #dunia #bergerak #arah #multipolar

KOMENTAR