Laba Bersih Amar Bank Tumbuh Double Digit, Mulai Garap Pembiayaan Industri Perfilman
Senior Vice President of Retail Banking Amar Bank Abraham C. Lumban Batu, Senior Vice President of Finance Amar Bank David Wirawan, dan pejabat Amar Bank lain. (Agas Putra Hartarto/JawaPos.com)
18:09
17 Juni 2025

Laba Bersih Amar Bank Tumbuh Double Digit, Mulai Garap Pembiayaan Industri Perfilman

 

JawaPoc.com - Prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit dan manajemen biaya yang efisien menjadi pendorong pertumbuhan PT Bank Amar Indonesia Tbk (Amar Bank). Fokus pada perluasan akses keuangan bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Serta, penguatan integrasi embedded banking (EB) dan efisiensi operasional melalui inovasi digital. Di tengah ketidakpastian ekonomi, Amar Bank mampu mencatatkan laba bersih Rp 67,5 miliar. Tumbuh double digit sebesar 38,1 persen secara tahunan.

Ditopang oleh pertumbuhan kredit mencapai 15,8 persen year-on-year (YoY) dengan nilai total Rp 3,2 triliun. "Penyaluran kredit ini dilakukan secara pruden. Jadi tidak hanya mencari growth yang sangat signifikan atau eksponensial, namun harus diikuti prudentiality dan pertumbuhan profit yang baik," kata Senior Vice President of Finance Amar Bank David Wirawan dalam paparan publik, Selasa (17/6).

Hanya saja, rasio kredit macet alias non-performing loan (NPL) gross sebesar 10,89 persen dan secara net 1,48 persen. David menyatakan, segmen UMKM memiliki profil risiko yang tinggi. Yang mana tidak terlayani oleh perbankan (underserved).

Menurut dia, Amar Bank memiliki pendekatan dengan profil risiko berbeda dibandingkan lembaga keuangan konvensional. Dengan terus memperluas layanan dan memahami karakteristik debitur, David meyakini kinerja kredit akan semakin membaik.

"Perlahan kita pasti akan menemukan crack untuk bisa menemukan formulasi melayani segmen ini," jelasnya.

Di sisi lain, Amar Bank tetap mampu menjaga NPL net pada tingkat yang rendah. Yakni sebesar 1,48 persen. Sejalan dengan strategi manajemen risiko yang cermat dan penetapan harga (pricing) yang tepat.

David menyebut, kontribusi terbesar terhadap NPL berasal dari segmen mikro bisnis. Pihaknya telah menyusun strategi harga yang sesuai dengan profil risiko di tengah kondisi ekonomi yang masih menantang.

Di sisi likuiditas, Amar Bank mengoptimalkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan mendorong peningkatan dana murah alias current account saving account (CASA). Tercatat, DPK meningkat 42,2 persen YoY menjadi Rp 1,4 triliun. Dengan proporsi CASA sebanyak 30 persen dari.

Selain menggarap sektor ritel, Senior Vice President of Micro, Small, and Medium Enterprises (MSME) Amar Bank Josua Sloane menyatakan, pembiayaan ke sektor industri kreatif menjadi strategi memperluas penetrasi ke UMKM. Terutama, industri perfilman yang memiliki nilai ekonomi besar, namun belum digarap optimal.

"Hingga saat ini masih sulit untuk memecahkan industri ini. Lebih spesifik lagi di industri perfilman, kita melihat secara nilai di 2024 itu cukup besar," ungkap Josua.

Salah satunya, Amar Bank menjadi sponsor utama dalam penyelenggaraan JAFF Market pada 28 Mei lalu. Yakni, pasar film profesional pertama di Indonesia yang terafiliasi dengan Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF). Bahkan, Josua mengungkapkan, bahwa nilai ekonomi dari sektor perfilman mencapai Rp 130 triliun di 2024 dan menopang sekitar 400 ribu lapangan kerja.

"Kalau kita lihat proyeksinya pertumbuhan sampai 2027 itu diharapkan bertumbuh sekitar 6,17 persen untuk lima tahun ke depan, ini pertumbuhan yang kita lihat luar biasa," ujarnya.

Pembiayaan industri perfilman, lanjut dia, menjadi semakin relevan. Mengingat, kontribusinya yang makin signifikan tecermin dari 80,2 juta tiket film Indonesia terjual sepanjang tahun lalu. Setara lebih dari 60 persen dari total pasar bioskop di Indonesia.

Josua menjelaskan, sektor perfilman memiliki karakteristik berbeda dari bisnis konvensional. Karena berbasis proyek dan memiliki arus kas yang unik. Dengan makin terstrukturnya industri film saat ini, seperti kehadiran platform over-the-top (OTT) seperti Netflix, Amazon Prime, hingga monetisasi kekayaan intelektual (IP), peluang pembiayaan perbankan jauh lebih terbuka.

Mulai dari produksi hingga pascaproduksi banyak kebutuhan yang bisa didukung. Amar Bank sebagai bank digital dengan kekuatan infrastrukturnya siap menyediakan produk keuangan yang sesuai dengan kebutuhan pelaku industri kreatif.

Kolaborasi ini akan menjadi kunci agar perbankan dapat lebih memahami pola bisnis kreatif. Dengan begitu, mendorong terciptanya produk keuangan yang relevan. 

"Kita melihat pola revenue industri kredit yang spesifiknya industri perfilman semakin ke sini lebih mudah dikuantifikasi, lebih mudah dilihat, tangible (nyata). Kontrak lebih jelas. Nah dengan melihat itu, maka Amar Bank berpikir untuk mulamar bankai menggarap itu (perfilman) dari sekarang," tandasnya.

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #laba #bersih #amar #bank #tumbuh #double #digit #mulai #garap #pembiayaan #industri #perfilman

KOMENTAR