



APBN Mei 2025 Defisit Rp 21 Triliun, Imbas Belanja Negara Lebih Cepat dari Pemasukan
- Kementerian Keuangan melaporkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp 21 triliun hingga akhir Mei 2025. Meski mencatat defisit, angka ini masih dalam batas aman dan lebih kecil dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Defisit tersebut setara dengan 0,09 persen dari produk domestik bruto (PDB). Sebagai perbandingan, pada Mei 2024 lalu, defisit APBN tercatat sebesar Rp 21,8 triliun atau 0,10 persen dari PDB.
Ilustrasi APBN.Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa posisi defisit saat ini masih sesuai dengan proyeksi tahunan pemerintah, yakni sebesar Rp 616,2 triliun atau 2,53 persen dari PDB.
"Defisit APBN bertujuan untuk melakukan counter cyclical, sehingga tekanan ekonomi yang terjadi bisa diimbangi oleh peran APBN. Dengan begitu, pelemahannya tidak berdampak signifikan terhadap perekonomian dan pendapatan masyarakat," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa edisi Juni 2025, Selasa (17/6/2025).
Penerimaan Naik, Belanja Lebih Tinggi
Kementerian Keuangan mencatat, pendapatan negara hingga akhir Mei 2025 mencapai Rp 995,3 triliun, atau 33,1 persen dari target tahun ini yang ditetapkan sebesar Rp 3.005,13 triliun. Capaian ini lebih tinggi dari Mei tahun lalu yang sebesar Rp 810,5 triliun.
Namun, realisasi belanja negara juga meningkat dan mencapai Rp 1.016,3 triliun, atau 28,1 persen dari total pagu anggaran. Angka ini naik dibandingkan Mei 2024 yang berada di level Rp 806,2 triliun.
Artinya, meski pendapatan negara tumbuh, belanja pemerintah berjalan lebih cepat, yang menyebabkan terjadinya defisit.
Tag: #apbn #2025 #defisit #triliun #imbas #belanja #negara #lebih #cepat #dari #pemasukan