



Impor Sapi Hidup Tak Lagi Dibatasi, Zulhas: Sekarang Dibuka Lebar
- Pemerintah saat ini tak lagi memberlakukan kuota impor sapi hidup. Hal ini sesuai dengan arahan dari Presiden Prabowo Subianto.
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menegaskan, pemerintah tidak lagi memberlakukan batasan kuota impor sapi hidup guna menjamin ketersediaan pasokan daging hingga susu serta memperkuat ketahanan pangan nasional.
Zulhas mengatakan, pengimpor bisa melakukan impor sapi hidup tanpa batasan untuk berbagai tujuan, mulai dari penggemukan, pemotongan, hingga produksi susu guna mendukung industri peternakan dan kebutuhan konsumsi masyarakat.
"Ya sekarang kan kita buka lebar," kata Zulhas ditemui di sela menghadiri peringatan Hari Susu Nusantara 2025 di Jakarta, dilansir dari Antara, Minggu (15/6/2025).
Ia mengungkapkan, pencabutan pembatasan impor sapi hidup berlaku untuk semua jenis sapi, baik sapi potong hingga sapi untuk produksi susu.
"Impor sapi yang hidup, impor sapi yang hidup baik untuk potong, penggemukan maupun untuk susu. Sekarang kan bebas, kita bebaskan," kata Zulhas.
Ia menyampaikan, program pokok Presiden terkait pangan mencakup unsur karbohidrat dan protein, di mana susu menempati posisi strategis dalam menunjang kecerdasan dan pertumbuhan anak-anak Indonesia.
Alasan Prabowo cabut kuota impor
Beberapa waktu lalu, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menjelaskan soal kebijakan Presiden Prabowo Subianto menghapus sistem kuota impor komoditas.
Kebijakan itu bertujuan mencegah monopoli dan tidak akan mengancam keberlangsungan industri pertanian nasional secara keseluruhan.
“Bukan berarti kemudian impor besar-besaran, semua diimpor, bukan! Tetap harus melindungi produksi dalam negeri untuk komoditas pangan, komoditas teknologi, komoditas pakaian, komoditas apa pun, tetap produksi dalam negeri akan diprioritaskan,” kata Sudaryono dalam keterangan resminya.
Dia menegaskan kebijakan Presiden Prabowo Subianto untuk menghapus sistem kuota impor komoditas tidak akan mengancam kelangsungan industri pertanian dalam negeri.
Ia bilang, pemerintah tetap berkomitmen kuat untuk melindungi kepentingan petani dan pelaku usaha domestik, seiring dengan langkah mendorong tercapainya swasembada pangan nasional.
Wamentan Sudaryono yang akrab disapa Mas Dar ini menyampaikan, kebijakan itu justru ditujukan untuk menciptakan sistem yang lebih adil dan efisien dalam rantai pasok pangan nasional.
"Kebijakan tersebut tidak berarti membuka keran impor secara besar-besaran," ujarnya.
Ia juga menuturkan, Indonesia masih memiliki fokus utama untuk mewujudkan swasembada pangan dan energi. Kuota impor yang akan dihapus hanya terbatas pada sektor tertentu.
"Maksudnya gini, misalnya butuh impor daging beku, yang butuh industri, ya sudah industri saja yang impor. Nggak usah ada pihak tertentu yang dikasih kuota, kemudian dia yang ngatur jumlahnya, dia yang dikasih hak khusus. Menurut Pak Presiden itu tidak adil," kata dia.
Lebih lanjut, Sudaryono menjelaskan bahwa kebijakan penghapusan kuota impor tidak akan mematikan industri dalam negeri.
Bahkan, sektor pertanian dalam negeri terus didorong untuk mencapai swasembada pangan dan memperkuat daya saing industri nasional.
“Kita kan melindungi yang di dalam negeri, itu pasti harus tetap dilindungi. Bukan berarti dibuka seluas-seluasnya kemudian industri yang di dalam negeri mati, enggak. Kita tetap harus swasembada,” katanya lagi.
Tag: #impor #sapi #hidup #lagi #dibatasi #zulhas #sekarang #dibuka #lebar