Prospek Saham J Resources Asia Pasifik (PSAB) di Tengah Kenaikan Harga Emas
Ilustrasi emas. Seorang warga Depok, Wiwik Dwi Pujiarti, mengalami kejadian merugikan saat memesan emas secara online yakni aket berisi emas seberat 75 gram yang ia beli tidak kunjung sampai ke alamat tujuan, meskipun sudah melebihi estimasi waktu pengiriman.(PEXELS/MICHAEL STEINBERG)
12:08
9 Juni 2025

Prospek Saham J Resources Asia Pasifik (PSAB) di Tengah Kenaikan Harga Emas

 

- Saham emiten tambang emas PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) melonjak dalam beberapa waktu belakangan.

Pada pekan lalu saja, saham PSAB telah naik 65,06 persen atau dari level Rp 312 ke level Rp 515.

Pergerakan saham PSAB lebih signifikan lagi ketika dilihat dalam sebulan terakhir yang mencapai 75,17 persen dalam sebulan terakhir. Adapun, sepanjang tahun saham PSAB menguat 120,09 persen.

Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Liza Camelia Suryanata menjelaskan, PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) merupakan perusahaan tambang emas murni (pure-play), sehingga sangat sensitif terhadap pergerakan harga emas.

"Di masa lalu, ketika harga emas naik, harga saham PSAB cenderung ikut naik," kata dia dalam sebuah riset tertulis, dikutip Senin (9/6/2025).

Ia menambahkan, kenaikan harga emas ini terutama disebabkan oleh meningkatnya ketegangan perdagangan global dan pembelian besar-besaran oleh bank sentral.

Ketika ketidakpastian global meningkat, terutama akibat ketegangan antara negara-negara besar, investor dan pemerintah beralih ke emas sebagai aset lindung nilai.

Bank sentral, khususnya, secara konsisten membeli emas dalam jumlah besar, yaitu sekitar 80 ton per bulan, yang turut mendorong lonjakan harga emas.

Di sisi lain, PSAB saat ini sedang mengembangkan proyek andalan yang disebut Proyek Tambang Emas Doup, yang terletak di Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara.

"Proyek ini dirancang untuk meningkatkan kapasitas produksi emas dan kinerja keuangan PSAB secara signifikan," imbuh dia.

Namun demikian, proyek ini masih mengandung banyak ketidakpastian dalam pelaksanaannya karena dijadwalkan baru akan mulai produksi pada akhir 2025 atau awal 2026.

Adapun, sekitar 60 persen dari sumber daya dan cadangan PSAB berada di tambang Doup. Itu menjelaskan mengapa eksekusi proyek ini masih sangat penuh ketidakpastian.

Oleh karena itu, setelah kenaikan harga yang cukup signifikan akhir-akhir ini, kami merekomendasikan investor untuk hold atau wait and see.

"Mungkin akan lebih bijak jika melakukan sell on strength atau mengurangi posisi (take profit)," tutup dia.

Dilansir dari Kontan, per kuartal I-2025, laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk PSAB sebesar 11,45 juta dollar AS. Angka itu melonjak 412,4 persen dari 2,23 juta dollar AS pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara itu, penjualan naik menjadi 66,74 juta dollar AS di akhir Maret 2025, dari sebelumnya 62,83 juta dollar AS di akhir Maret 2024.

Sebagai informasi, proyeksi harga emas yang dilakukan oleh Goldman Sachs, diperkirakan bahwa harga emas dapat mencapai 3.700 dollar AS pada akhir 2025. Harga emas telah mengalami pertumbuhan signifikan sepanjang 2025, atau naik sebesar 27,5 persen dalam 6 bulan terakhir.

Tag:  #prospek #saham #resources #asia #pasifik #psab #tengah #kenaikan #harga #emas

KOMENTAR