Hasil Merger BTN Syariah dan BVIS Bakal Jadi Digital Sharia Banking
Dirut BTN Nixon LP Napitupulu (dua dari kiri) usai Penandatanganan Akta Jual Beli dan Pengambilalihan Saham BVIS oleh BTN, Kamis (5/6). (BTN untuk Jawa Pos)
00:09
7 Juni 2025

Hasil Merger BTN Syariah dan BVIS Bakal Jadi Digital Sharia Banking

Melalui corporate plan yang telah disiapkan, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menyiapkan BTN Syariah menjadi bank umum syariah (BUS) yang fokus pada digital selama dua sampai tiga tahun ke depan. Meski core business masih di sektor perumahan.

Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu menyatakan, BTN Syariah dan PT Bank Victoria Syariah (BVIS) akan saling mengintegrasikan teknologi informasi, sumber daya manusia (SDM), model bisnis, dan tata kelola. Berdasar road map menjadi bank syariah yang progresif dan mengedepankan digital sharia banking. Dengan basis digital yang kuat, harapannya akan lebih menguasai area consumer banking dan retail banking.

"Business process akan digital, bahkan lebih digital dibanding induknya. Sehingga kami akan hire banyak orang IT (information technology) untuk menjadikan bank ini lebih kuat di digital sharia banking," kata Nixon usai Penandatanganan Akta Jual Beli dan Pengambilalihan Saham BVIS oleh BTN di kantornya, Kamis (5/6).

Nixon menargetkan proses spin-off unit usaha syariah (UUS) BTN Syariah menjadi BUS rampung pada November 2025. Setelah akuisisi, perseroan akan langsung mengosongkan portofolio kredit dan dana pihak ketiga (DPK) sesuai perjanjian. Lalu menyuntikkan UUS BTN ke dalam BVIS.

Dalam dua tahun pertama setelah spin-off, akan ada infrastruktur BTN yang digunakan bersama dengan BUS baru hasil merger BTN Syariah dan BVIS itu. Terutama teknologi dan cabang.

"Kami juga izin ke OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan BI (Bank Indonesia) ada infrastruktur yang kita sharing dulu sampai dua tahun ke depan setelah spin-off. Misalnya, BUS baru itu akan memiliki desk di setiap kantor cabang BTN," terang Nixon.

BTN juga akan melakukan rights issue sebesar Rp 1 triliun dalam rangka spin-off UUS. Dana aksi korporasi itu akan menjadi bentuk penyertaan modal awal BUS hasil merger BTN Syariah dan BVIS. Sementara itu, modal awal saat ini masih berasal dari pendanaan internal BTN sebesar Rp 3,5 triliun hingga Rp 4 triliun dan Rp 1,5 triliun dari nilai transaksi dari akuisisi BVIS.

Dengan demikian, modal awal BUS baru itu akan berkisar Rp 6 triliun. Nixon memandang, nilai tersebut ideal untuk menjaga rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR) sebesar 18-19 persen. Seperti kondisi CAR induknya, BTN saat ini.

Nixon mengungkapkan, BUS gabungan BTN Syariah dan BVIS nantinya akan memiliki nama baru yang ditentukan oleh Presiden Prabowo Subianto berdasar usul BTN dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Yang diharapkan bank baru ini akan diresmikan dan beroperasi setidaknya sebelum 2025 berakhir.

"Namun kami tidak dapat menyebutkan calon namanya sekarang karena ada unsur legal. Nantinya perlu dilakukan rapat umum pemegang saham baik di BTN maupun Bank Victoria Syariah karena akan ada perubahan anggaran dasar, merek, dan lain-lainnya," beber Nixon.

Direktur Risk Management BTN Setiyo Wibowo menambahkan, fokus bisnis BTN Syariah akan menyasar dua segmen nasabah. Yaitu segmen masyarakat syariah yang konformis dan konservatif yang memiliki loyalitas cukup tinggi terhadap perbankan syariah. Yang dinilai memiliki preferensi syariah tinggi, namun tidak menuntut layanan keuangan syariah yang kompleks.

“Untuk bisa masuk ke dua segmen itu perlu perbaikan digital, teknologi, dan lain-lain sehingga produk dan layanan syariah yang ada dapat dilayani dengan proses digital," ujar Setiyo.

Sementara itu, Direktur Utama Victoria Investama Aldo Jusuf Tjahaja optimistis bahwa BVIS di bawah naungan BTN akan menjadi lembaga keuangan syariah yang bertumbuh dan lebih kompetitif ke depan. Langkah strategis ini akan membuka peluang besar bagi para pemain lainnya untuk memperkuat ekosistem perbankan syariah Indonesia.

"Harapan kami BVIS akan menjadi salah satu institusi pemain kuat di perbankan syariah Indonesia. Semoga kolaborasi ini dapat menjadi kemitraan strategis bersama dan mampu mendukung ekonomi masyarakat dan khususnya ekonomi nasional melalui sektor jasa keuangan syariah," ungkap Aldo Jusuf Tjahaja. 

Editor: Latu Ratri Mubyarsah

Tag:  #hasil #merger #syariah #bvis #bakal #jadi #digital #sharia #banking

KOMENTAR