Ribut-ribut Job Fair Hanya Formalitas, Menaker hingga Perusahaan Buka Suara
Job Fair Jakarta Barat(Kompas.com/Muhammad Daffa Aldiansyah)
07:24
5 Juni 2025

Ribut-ribut Job Fair Hanya Formalitas, Menaker hingga Perusahaan Buka Suara

- Pelaksanaan job fair atau bursa kerja sedang menjadi perbincangan karena dianggap hanya sebagai formalitas rekrutmen di dunia kerja.

Keraguan terhadap efektivitas job fair mengemuka setelah sebuah video viral di media sosial menyebut ajang tersebut hanyalah formalitas semata.

Dalam video itu, disebutkan bahwa job fair sekadar ajang pencitraan perusahaan dan pemenuhan target kinerja (KPI) lembaga pemerintah.

Job fair itu omong kosong. Aku heran kok masih ada job fair zaman sekarang yang sudah serba online. Job fair itu cuma untuk branding perusahaan, bahkan kerja sama dengan dinas kementerian terkait demi KPI kedinasaan,” bunyi narasi dalam video tersebut.

Di sisi lain, pelaksanaan job fair juga disorot karena adanya kericuhan saat pelaksanaan job fair Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi di Gedung Convention Center Presiden University, Jababeka, Cikarang Utara pada 25 Mei 2025.

Pencari kerja yang berjumlah sekitar 25.000 orang berdatangan untuk mencari peluang kerja pada 2.500 lowongan kerja di job fair tersebut.

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli pun merespons anggapan soal pelaksanaan job fair hanya sekadar formalitas dari perusahaan.

Yassierli mengakui bahwa hal itu tidak sepenuhnya salah. Namun, dengan job fair, pemerintah tetap ingin membangun sistem penyediaan lapangan kerja yang dapat diakses masyarakat.

"Apakah ada perusahaan yang formalitas? Ya, saya juga tidak bisa mengatakan tidak. Tapi saya yakin, apa yang kita bangun bersama itu diapresiasi oleh pihak perusahaan," ujar Yassierli usai menghadiri Human Capital Summit 2025 di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (7/5/2025).

"Dan memang itu adalah satu kewajiban dari perusahaan untuk wajib lapor lowongan pekerjaan. Dari kita akan kejar terus itu, sehingga butuh kewajiban dan memberikan distribusi kepada saudara-saudara kita yang memang sedang mencari kerja," tegasnya.

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli saat memberikan keterangan di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta, Kamis (22/5/2025).Kompas.com/Dian Erika Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli saat memberikan keterangan di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta, Kamis (22/5/2025).

Job fair tidak perlu terlalu sering

Yassierli melanjutkan, job fair memang sebaiknya tidak perlu terlalu sering dilakukan. Sebab, harus ada persiapan yang matang dan lengkap di lapangan.

Antara lain mempersiapkan pengantar kerja dan konsultasi karier saat pelaksanaan job fair hingga informasi peluang wirausaha.

"Jadi kalau mau melaksanakan job fair mohon diperhatikan risiko. Dan kita berharap bahwa job fair itu hadir sebagai bukti kehadiran pemerintah. Jangan sampai ada isu formalitas, lowongannya sedikit, kita berharap hal itu tidak terjadi," ungkap Yassierli. "Kalau tidak siap ya jangan dilaksanakan. Makanya di beberapa hal itu, di beberapa perusahaan langsung melakukan walking interview," tambahnya.

Menurut Kepala Biro Humas Kemenaker, Sunardi Manampiar Sinaga, ada banyak karyawan yang akhirnya diterima bekerja dari hasil rekrutmen ketika job fair.

Sebab, dalam kegiatan job fair, banyak perusahaan ingin melihat langsung personal pelamar kerja dan bisa interview di lokasi dengan tidak dipungut biaya.

"Manfaat lainnya bahwa masyarakat pencari lowongan kerja dapat terbantu melihat berbagai lowongan kerja sehingga dapat menyesuaikan dengan kompetensi yang dimiliki, bahkan ada juga yang konsultasi," tutur Sunardi.

Sejumlah pencari kerja mencari informasi lowongan pekerjaan di salah satu stan perwakilan perusahaan saat bursa kerja Arek Suroboyo Siap Kerjo (ASSIK) di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (20/5/2025). Pemerintah Kota Surabaya menggelar bursa kerja yang berlangsung sampai 23 Mei 2025 melalui kerja sama dengan 54 perusahaan dalam negeri dan luar negeri yang menyediakan 732 lowongan pekerjaan. ANTARA FOTO/Didik Suhartono/nym.ANTARA FOTO/Didik Suhartono Sejumlah pencari kerja mencari informasi lowongan pekerjaan di salah satu stan perwakilan perusahaan saat bursa kerja Arek Suroboyo Siap Kerjo (ASSIK) di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (20/5/2025). Pemerintah Kota Surabaya menggelar bursa kerja yang berlangsung sampai 23 Mei 2025 melalui kerja sama dengan 54 perusahaan dalam negeri dan luar negeri yang menyediakan 732 lowongan pekerjaan. ANTARA FOTO/Didik Suhartono/nym.Respons perusahaan peserta job fair

Menanggapi keraguan sebagian masyarakat, sejumlah perusahaan peserta job fair menegaskan bahwa keterlibatan mereka dalam bursa kerja bukan sekadar pelengkap.

Perwakilan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), Gilang Rizki (30), menekankan bahwa BRI benar-benar mencari kandidat melalui job fair.

"Kalau dari kami, enggak formalitas sih. Karena di sini kami emang benar-benar mencari kandidat,” ujar Gilang.

Gilang menyebutkan bahwa dalam beberapa pergelaran sebelumnya, pelamar yang datang melalui job fair telah melalui proses rekrutmen hingga menjadi pegawai.

“Benar (akan ada yang dipanggil). Karena sudah beberapa job fair pun ada memang yang dipanggil sampai mereka ke tahap teller. Murni memang benar mencari kandidat terbaik,” tambahnya.

Senada dengan itu, Human Resource Development (HRD) Indomaret Jakarta 1, Ferri Ferdiawan, menyatakan, keikutsertaan perusahaannya dalam job fair selalu disertai lowongan yang nyata.

Menurut Ferri, perusahaan juga diwajibkan melaporkan hasil rekrutmen kepada pihak penyelenggara dan Dinas Ketenagakerjaan.

"Jelas kalau di kami di Indomaret sudah pasti ada lowongan, tidak mungkin perusahaan kami mengikuti kegiatan job fair tanpa adanya posisi yang dibuka,” katanya.

“Setiap pelaksanaan job fair ini selesai, kami ada laporan. Nanti ada laporannya secara berkala ke Dinas Ketenagakerjaan, dan nanti sama panitia juga kami ada laporan,” tambah dia.

Tag:  #ribut #ribut #fair #hanya #formalitas #menaker #hingga #perusahaan #buka #suara

KOMENTAR