Profil Marina Budiman, Pengusaha Terkaya, Bisnis dan Sumber Kekayaannya
Marina Budiman (Dok. DCI Indonesia)
13:44
6 April 2025

Profil Marina Budiman, Pengusaha Terkaya, Bisnis dan Sumber Kekayaannya

Profil pengusaha Marina Budiman dan kekayaannya diperbincangkan setelah dirinya masuk dalam sepuluh besar orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes. Dia juga berada di urutan ke-650 dalam Forbes Real Time Billionaire yang baru dirilis 30 Maret 2025 lalu. Ini artinya, Total kekayaan Marina Budiman diperkirakan USD 5,3 miliar atau sekitar Rp87 triliun.

Marina Budiman juga merupakan nama yang diperhitungkan di pasar modal Indonesia. Sebagai pendiri dan presiden komisaris PT DCI Indonesia Tbk (DCII), ia sukses membangun perusahaan pusat data terbesar di Indonesia dan mendulang kekayaan fantastis.

Marina Budiman telah lama berkecimpung di dunia teknologi, khususnya di bidang layanan pusat data dan infrastruktur digital. Bersama dua rekannya, Otto Toto Sugiri dan Han Arming Hanafia, ia mendirikan PT DCI Indonesia Tbk pada tahun 2011.

DCI Indonesia hadir sebagai solusi atas meningkatnya kebutuhan pusat data di Indonesia. Dengan transformasi digital yang berkembang pesat, banyak perusahaan mulai beralih ke cloud computing, yang membutuhkan layanan pusat data berkualitas tinggi dan memiliki standar keamanan tinggi.

Sebagai pemimpin di sektor ini, DCI Indonesia terus mengalami pertumbuhan pesat. Keberhasilan perusahaan ini juga tercermin dalam harga sahamnya yang melonjak signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Hal inilah yang mendorong kekayaan Marina Budiman melejit, hingga akhirnya ia dinobatkan sebagai wanita terkaya di Indonesia menurut Bloomberg Billionaires Index pada Maret 2025 lalu.

Walaupun kekayaan tersebut merosot, nama Marina tetap nangkring sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia. Harga saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) sempat mengalami koreksi tajam pada awal tahun lalu, yang secara langsung berdampak pada kekayaan Marina Budiman, presiden komisaris perusahaan tersebut. Dalam waktu tiga hari, nilai kekayaan Marina Budiman merosot hampir setengahnya, dari USD 7,5 miliar menjadi USD 4,4 miliar, atau setara dengan Rp59,49 triliun.

Penurunan tajam saham DCII menambah daftar panjang fluktuasi harga saham di pasar modal Indonesia, yang sering kali mengalami lonjakan ekstrem sebelum akhirnya terkoreksi.

Sebelum mengalami koreksi, saham DCII melonjak drastis hingga mencapai kapitalisasi pasar USD 17 miliar. Namun, jika dibandingkan dengan laporan keuangan, perusahaan hanya mencatatkan pendapatan USD 112 juta dan laba USD 49 juta, sehingga rasio harga terhadap laba (P/E ratio) mencapai 416 kali.

Kondisi ini menunjukkan bahwa harga saham DCII telah meningkat jauh melampaui nilai fundamental perusahaan, sehingga rentan mengalami koreksi ketika investor mulai mengambil keuntungan.

Sebagian besar saham DCII dimiliki oleh pemegang saham utama, termasuk Marina Budiman, Otto Toto Sugiri, Han Arming Hanafia, dan Anthoni Salim, yang menguasai sekitar 78% dari total saham perusahaan. Dengan jumlah saham yang beredar di pasar sangat terbatas, pergerakan harga saham menjadi lebih volatil.

Pada Rabu, 19 Maret 2025, hanya 80.400 saham yang diperdagangkan, jauh lebih sedikit dibandingkan perusahaan lain dengan kapitalisasi pasar serupa. Hal ini membuat harga saham lebih mudah mengalami fluktuasi besar akibat transaksi dalam jumlah kecil.

Penurunan saham DCII juga terjadi di tengah melemahnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang turun 3,84% pada 18 Maret 2025, dengan mayoritas sektor mengalami pelemahan, terutama sektor teknologi yang merosot 9,77%.

Saham teknologi sering kali bergerak lebih liar dibandingkan sektor lain, terutama ketika ada perubahan sentimen pasar. Banyak investor yang sebelumnya bertaruh bahwa permintaan pusat data akan terus meningkat, tetapi ketidakpastian di pasar membuat mereka menarik investasi dari sektor ini. Terlebih bisnis sektor data di tingkat global juga kerap memberikan kejutan.

Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni

Editor: M Nurhadi

Tag:  #profil #marina #budiman #pengusaha #terkaya #bisnis #sumber #kekayaannya

KOMENTAR