



Bagaimana Perkembangan Investasi Apple di Indonesia Tahun ini?
- Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan perkembangan terbaru mengenai investasi Apple Inc di Indonesia.
Menurut Agus, beberapa pekan lalu, tim dari Apple dan tim dari Kemenperin telah bertemu sebanyak tiga kali.
Pertemuan tersebut membahas realisasi investasi yang berkaitan dengan pemenuhan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) agar produk Apple bisa dijual di Indonesia, salah satunya untuk iPhone 16.
"Tim kita minggu lalu saja sudah bertemu tiga kali dengan Apple," ujar Agus di Jakarta sebagaimana dikutip pada Kamis (20/2/2024).
Agus menyatakan, Kemenperin berharap bisa segera mencapai kesepakatan dengan Apple mengenai realisasi investasi.
Kemenperin tetap mendorong agar raksasa elektronik asal AS itu bisa mendirikan fasilitas research and development (penelitian dan pengembangan) di Indonesia.
Menurut Agus Gumiwang, proses negosiasi dengan tim Apple sejauh ini berjalan baik. "Doakan segera, segera. Saya hanya mengatakan target saya, kita bisa close the deal," kata Agus.
"Misalnya, saya selalu sampaikan, kalau Apple mau mendirikan atau membentuk fasilitas R&D, misalnya. Seperti target yang terus-terus kita sampaikan," tutur Agus.
Dalam penjelasannya, Agus juga mengatakan bahwa pihak Apple Inc sudah membayar utang investasi sebesar 10 juta dollar AS atau setara Rp 163 miliar (asumsi kurs Rp 16.360).
Utang tersebut sebelumnya berasal dari komitmen investasi pada periode 2020-2023.
"Sudah-sudah, dia (Apple) sudah kok, kita sudah terima. Jadi sudah, yang untuk 10 juta (dollar) kan, saya bisa menyampaikan bahwa sudah (diterima)," tutur Agus.
Sebagaimana diketahui, realisasi investasi Apple Inc di Indonesia masih terus berproses.
Sebelumnya, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan P Roeslani pada 8 Januari 2025 lalu telah menyelesaikan negosiasi investasi dengan Vice President of Global Policy Apple Inc, Nick Amman, di Jakarta.
Hasilnya, disepakati bahwa Apple akan membangun pabrik AirTag di Batam senilai 1 miliar dollar AS atau setara dengan 16 triliun (asumsi kurs Rp 16.222).
Menurut Menteri Rosan, produksi dari pabrik tersebut nantinya bisa memenuhi 65 persen kebutuhan AirTag secara global.
"Pada intinya mereka bicara dan berkomitmen penuh untuk pembangunan tahap pertama vendor AirTag itu 1 billion (miliar) dollar AS. Yang diharapkan nanti 65 persen dari kebutuhan AirTag global itu akan berasal dari pabrik tersebut yang akan berdiri di Batam," ujar Rosan usai pertemuan.
Meski demikian, Apple belum dapat menjual produk terbarunya, yakni iPhone 16, di Indonesia.
Sebab, menurut Kemenperin, realisasi investasi dan rencana investasi terbaru dari Apple belum dapat memenuhi perhitungan TKDN yang disyaratkan pemerintah.
Investasi Apple Dicermati Pengusaha AS
Sementara itu, pada Rabu, Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Mari Elka Pangestu menyinggung soal investasi Apple Inc yang mengalami hambatan di Indonesia.
Menurut Mari, investasi Apple di Indonesia mendapat sorotan dari banyak perusahaan Amerika Serikat.
Sebab, adanya hambatan investasi Apple membuat penjualan iPhone di Indonesia terkendala.
Selain itu, Mari juga mengungkapkan persoalan ekspor buah apel asal AS ke Indonesia yang dikeluhkan oleh para pengusaha negeri Paman Sam itu.
Mari bilang, ekspor buah apel terkait dengan kebijakan bea non-tarif.
"Jika Anda belajar dari tahun 2018, mereka akan melihat apa saja yang dikeluhkan oleh perusahaan-perusahaan AS terhadap Indonesia, yang akan ikut serta dalam kesepakatan tersebut, bukan? Dan semua orang mengetahui satu perusahaan yang khusus itu," ujar Mari dalam acara Indonesia Economic Summit (IES) 2025 di Jakarta.
"Kemarin kami bercanda, berdiskusi tentang isu apa yang akan kami angkat. Mereka sebenarnya punya dua isu yang bernama sama, Apple. (Yakni buah) Apel Amerika yang masuk ke Indonesia karena hambatan karantina dan bea non-tarif. Dan Apple lainnya, yaitu (soal) iPhone, bukan?," ungkapnya.
Sehingga, menurut Mari, Indonesia sebenarnya bisa mengantisipasi berbagai potensi persoalan ekonomi yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah baru AS, termasuk terhadap kebijakan Trump 2.0.
"Kita harus mencari cara untuk mengarahkan hubungan kita dengan AS, atau apa pun yang akan terjadi, namun pada saat yang sama, kita tidak boleh terlalu terganggu dengan apa yang terjadi di AS," jelasnya.
"Jadi dalam hal bagaimana menanggapi AS, saya pikir kita punya pengalaman dari tahun 2018. Sekarang mungkin akan lebih buruk, tapi kita akan melakukannya. Meskipun defisit perdagangan kita kecil, kita akan tetap diminta untuk melakukan sesuatu, apa pun itu," tambah Mari.
Tag: #bagaimana #perkembangan #investasi #apple #indonesia #tahun