Rupiah Hari ini Menguat Tembus Rp 15.102 per Dolar AS
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) dan Rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa (18/6/2024). (MIFTAHUL HAYAT/JAWA POS)
22:00
25 September 2024

Rupiah Hari ini Menguat Tembus Rp 15.102 per Dolar AS

- Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi menyampaikan nilai tukar (kurs) rupiah ditutup menguat 85 point menjadi Rp 15.102 per dolar AS, pada Rabu (25/9). Seperti sebelumnya, sempat menguat 110 poin di level Rp 15.187 per dolar AS.   Ibrahim menjelaskan, sejumlah pembicara Fed akan memberikan isyarat lebih lanjut tentang suku bunga pada pekan ini, terutama pidato Ketua Jerome Powell pada hari Kamis.   "Data indeks harga PCE atau pengukur inflasi pilihan Fed, akan dirilis pada hari Jumat (27/9) dan juga diharapkan menjadi faktor dalam rencana bank sentral terhadap suku bunga," jelas Ibrahim dalam keterangan yang diterima JawaPos.com, Rabu (25/9).   Lebih lanjut, dia mengatakan, Analis Citi mengatakan, Fed kemungkinan akan menurunkan suku bunga dengan total 125 basis poin setelah penurunan 50 bps pekan lalu. Goldman Sachs memperkirakan penurunan 25 bps selama setiap pertemuan dari November hingga Juni 2025.   Sebelumnya, aktivitas bisnis zona euro berkontraksi tajam bulan ini. Kemerosotan tersebut tampak meluas dengan Jerman, ekonomi terbesar Eropa, mengalami penurunan yang lebih dalam. Bank Sentral Eropa memangkas suku bunga untuk kedua kalinya tahun ini awal bulan ini minggu lalu, dan tanda-tanda lebih lanjut dari pelemahan ekonomi dapat meningkatkan peluang pemangkasan suku bunga lagi pada bulan Oktober.   "Bank Rakyat China meluncurkan serangkaian langkah stimulus pada hari Selasa, termasuk peningkatan langkah likuiditas dan pelonggaran pembatasan pada pasar properti. Langkah tersebut mendorong harapan bahwa pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia akan membaik," jelasnya.   Namun analis, kata Ibrahim, berpendapat bahwa lebih banyak langkah diperlukan dari Beijing untuk menopang pertumbuhan yang lamban. China telah meluncurkan stimulus moneter berulang kali selama tiga tahun terakhir, namun tidak banyak berpengaruh.   Sementara itu, dilihat dari sentimen domestik nilai kurs dipengaruhi oleh Bank Indonesia (BI) yang telah memutuskan memangkas suku bunga acuan (BI Rate) pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Septembr 2024 sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6 persen. Pejabat BI menegaskan keputusan tersebut merupakan bentuk transformasi kebijakan moneter dari bersifat pro-stability menjadi pro-growth.    Adapun alasan penurunan suku bunga adalah probabilitas yang makin jelas soal penurunan suku bunga bank sentral AS atau Federal Funds Rate (FFR) pada bulan ini. Sehingga dengan percaya diri, meskipun FFR belum turun ketika RDG BI berlangsung, para pejabat BI memutuskan memangkas BI Rate terlebih dahulu.    "Kemudian, dampak daripada probabilitas pemangkasan FFR pada bulan ini diyakini akan berimbas pada stabilitas nilai tukar rupiah. Sehingga, alasan BI sebelumnya yang mempertahankan suku bunga karena alasan stabilitas nilai tukar rupiah menjadi teralihkan," bebernya.   "Dengan dorongan dari kebijakan moneter berupa pemangkasan BI Rate ini, diharapkan bisa mendorong kredit lebih lanjut di perbankan, sehingga mampu mendorong pembiayaan, serta pada akhirnya mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan," pungkas Ibrahim.  

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #rupiah #hari #menguat #tembus #15102 #dolar

KOMENTAR