Wamenaker Bakal Sambangi eFishery untuk Cari Tahu Penyebab PHK
Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Emmanuel Ebenezer (Noel) mengatakan, pihaknya akan berkunjung ke kantor startup eFishery pekan depan.
Tujuannya untuk mencari tahu duduk persoalan penyebab pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan di perusahaan itu.
Terlebih ada kabar bahwa PHK eFishery diduga disebabkan kesalahan pihak manajemen.
Suasana halaman depan kantor eFishery di Jalan Malabar, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (23/1/2025).
"Jadi jangan karena kesalahan manajemen kemudian buruhnya yang dikorbankan. Lantas kemudian ya nanti kita akan coba hadir ya ke eFishery untuk datang ke sana. Coba kita mau minta klarifikasi biar kita tahu problemnya apa," ujar Noel di Kantor Kemenaker, Jakarta, Jumat (31/1/2025).
"Jangan perilaku atau penyimpangan yang dilakukan manajemen lantas dikorbankan adalah buruh dan pekerjanya. Jadi kita mengimbau untuk tidak ada PHK," tegasnya.
Meski berencana datang langsung, Noel menekankan sebenarnya Kemenaker menunggu undangan dari manajemen eFishery.
Sebab hal yang akan didalami terkait dengan internal perusahaan.
Kemenaker mengambil posisi meluruskan aspek hubungan industrial dalam kasus PHK.
"Kalau kayak gini kan memang ada problem internal yang sangat sulit kita masukin. Tapi yang paling memungkinkan adalah kita memberi imbauan untuk tidak ada PHK itu doang. Secara moral ya," tuturnya.
Sebelumnya, Serikat Pekerja PT Multidaya Teknologi Nusantara (SPMTN) menemui Wakil Menteri Tenaga Kerja (Wamenaker) Emmanuel Ebenezer di Kantor Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker), Jakarta pada Jumat.
Dalam pertemuan itu, SMPTN mengadukan kekhawatiran terkait pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di perusahaan akuakultur itu.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pekerja PT SPMTN, Icad menjelaskan soal aksi damai di halaman depan kantor eFishery di Jalan Malabar, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (23/1/2025).
Adapun PT Multidaya Teknologi Nusantara merupakan perusahaan yang mengelola startup eFishery.
Menurut Sekretaris Jenderal (Sekjen) SMPTN, Icad, eFishery sejauh ini sudah memberhentikan 100 orang karyawan.
Selanjutnya, diperkirakan ada gelombang PHK yang lebih besar pada Februari karena terkait penutupan perusahaan.
"Untuk gelombang pertama ini di Januari ada 100, itu karyawan mayoritas kontrak. Dan ya, kita dengar kabar Februari ini akan ada yang lebih besar lagi gelombang-nya gitu, yang mengarah ke penutupan perusahaan," ujar Ican di Kantor Kemenaker.
"Indikasinya yang kita baca juga, untuk menghindari pembayaran THR, gitu," lanjutnya.
Meski di-PHK, menurut Icad untuk pesangon karyawan masih dibayar oleh perusahaan. Lebih lanjut Icad menyampaikan, serikat pekerja berharap sekarang manajemen bisa melanjutkan operasional eFishery.
Terlebih startup tersebut juga bekerjasama dengan puluhan ribu pembudidaya ikan dan udang.
Selain itu, saat ini ada laporan bahwa banyak kasus pembudidaya tidak dapat akses pakan.
"Kita punya mitra dan punya klien kita ya. Atau farmer kita, petani-petani kita. Itu yang butuh bantuan di sektor industri itu. Jadi masih akan terus berjalan sih. Kita pengennya tetap kerja lanjut gitu. Dengan harapan operasional tetap akan segera dilanjutkan. Seperti itu," jelas Icad.
Diketahui, startup e-Fishery sedang mengalami persoalan karena penggelapan dana.
Temuan tim audit menunjukkan indikasi kuat adanya fraud bersifat sistematis dan telah berlangsung sejak 2018.
Kasus ini berdampak pada pencopotan Gibran Huzaifah dari jabatan CEO eFishery dan Chrisna Aditya dari posisi Chief Product Officer pada akhir 2024. Keduanya diduga terlibat dalam penggelapan dana perusahaan.
Langkah tersebut diambil setelah investigasi mendalam oleh para investor terkait dugaan penyalahgunaan finansial di perusahaan yang berdiri sejak 2013 itu.
Tag: #wamenaker #bakal #sambangi #efishery #untuk #cari #tahu #penyebab