Airlangga Ungkap India Diam-diam Dongkol Akibat Nilai Perdagangannya Kalah dengan Indonesia
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto: Nurul Fitriana/JawaPos.com)
19:36
30 Januari 2025

Airlangga Ungkap India Diam-diam Dongkol Akibat Nilai Perdagangannya Kalah dengan Indonesia

- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut India meminta mempersempit surplus neraca perdagangan Indonesia. Sebagaimana diketahui, neraca perdagangan antara Indonesia dengan India selalu surplus.

Kondisi ini membuat Perdana Menteri India, Narendra Modi diam-diam dongkol. Hal itu diketahui saat Presiden Prabowo Subianto beserta rombongan menteri mengadakan kunjungan kenegaraan ke India pada akhir pekan lalu.

Pada momen itu, Menteri Perdagangan dan Industri India Piyush Goyal menyampaikan kepada Airlangga untuk mempersempit surplus neraca perdagangan.

"Mereka minta agar neraca perdagangannya bisa dipersempit. Tentu kita akan bicarakan lagi secara teknis," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (30/1).

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), pada Desember 2024 India menjadi negara kedua yang menyumbang surplus neraca perdagangan Indonesia. Surplus neraca ekspor dan impor Indonesia dengan India mencapai USD 1,02 miliar, sedangkan peringkat pertama penyumbang surplus ialah Amerika Serikat sebesar USD 1,75 miliar.

Namun, surplus neraca perdagangan kedua negara itu sebetulnya menyusut dibanding catatan pada November 2024 yang senilai USD 1,12 miliar. Bahkan, jauh lebih rendah dari catatan per Desember 2023 sebesar USD 1,42 miliar.

Surplus neraca perdagangan yang terus terjadi itu membuat India menerapkan berbagai kebijakan pembatasan perdagangan ke Indonesia, seperti pemberlakuan tarif bea masuk untuk sejumlah komoditas maupun pemberlakuan kuota ekspor.

"Perlindungan terhadap industri dalam negerinya tinggi sekali, sehingga banyak produk Indonesia dikenakan bea masuk atau bahkan dikenakan kuota," ucap Airlangga.

Merespons permintaan pemerintah India supaya surplus neraca perdagangan dipersempit, Airlangga mengatakan Indonesia akan melihat beberapa produk asal India yang bisa banyak diserap untuk kepentingan industri di dalam negeri, maupun untuk menekan sejumlah komoditas yang harganya tinggi di dalam negeri, seperti komoditas farmasi.

"Berdasarkan pengalaman, dulu sektor strategis pangan, ataupun strategis pharmaceutical pada saat kebutuhan mereka emergency mereka stop. Nah ini yang kita juga bicarakan dengan mereka," ungkap Airlangga.

"Tentu kita berharap pharmaceutical itu yang bisa menurunkan biaya kesehatan di Indonesia dan tentu obat-obat yang non-generic. Nah mereka mempunyai kemampuan yang cukup kuat, itu kita minta agar sektornya bisa masuk ke Indonesia," tegasnya.

Meski demikian, penting dicatat bahwa masalah perdagangan ini tidak membuat hubungan kedua negara makin renggang. Pemerintah Indonesia dan India pada saat itu juga telah sepakat untuk terus meningkatkan nilai transaksi perdagangan ke depan, termasuk arus investasi.

"Sekarang kan perdagangan kedua negara kira-kira USD 32 billion. Targetnya adalah dinaikkan menjadi US$ 50 billion," pungkas Airlangga.

Editor: Sabik Aji Taufan

Tag:  #airlangga #ungkap #india #diam #diam #dongkol #akibat #nilai #perdagangannya #kalah #dengan #indonesia

KOMENTAR