Mengenal Boeing 737-800 Jeju Air yang Jatuh di Korsel, Banyak Dipakai Maskapai Penerbangan di Dunia
Petugas pemadam kebakaran dan petugas penyelamat bekerja di dekat puing-puing pesawat seri Boeing 737-800 Jeju Air setelah pesawat itu jatuh dan terbakar di Bandara Internasional Muan di Provinsi Jeolla Selatan, sekitar 288 kilometer barat daya Seoul pada 29 Desember 2024. - Jeju Pesawat udara yang membawa 181 orang dari Bangkok ke Korea Selatan jatuh pada saat kedatangan pada tanggal 29 Desember, bertabrakan dengan penghalang dan terbakar, dengan hanya dua orang yang selamat sejauh ini dan berhasil d
08:40
31 Desember 2024

Mengenal Boeing 737-800 Jeju Air yang Jatuh di Korsel, Banyak Dipakai Maskapai Penerbangan di Dunia

Maskapai penerbangan Jeju Air 7C2216 jatuh dan terbakar pada Minggu (29/12/2024) di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan.

Kecelakaan ini  menewaskan 179 dari 181 orang penumpangnya.

Model pesawat yang jatuh

Diketahui, pesawat Jeju Air 7C2216 menggunakan Boeing 737-800.

737-800 adalah salah satu model "generasi berikutnya" dari seri 737 terlaris Boeing, yang pertama kali diluncurkan pada tahun 1993.

Varian 800 pertama kali terbang pada tahun 1997 dan merupakan pesawat terlaris pada generasi tersebut. 

Pesawat ini memiliki kapasitas maksimum 189 penumpang.

Boeing 737-800 dan saudaranya generasi berikutnya digantikan oleh 737-Max, yang masih sangat mirip tetapi memiliki mesin yang lebih besar dan peningkatan teknologi lainnya. 

Cacat desain pada 737-Max menjadi penyebab dua kecelakaan pada tahun 2018 dan 2019 yang menewaskan 346 orang yakni kecelakaan Lion Air dan Ethiopian Airlines.

Kecelakaan tersebut mengawali krisis terbesar dalam sejarah Boeing  dengan seluruh armada 737-Max dihentikan sementara hingga cacat desain diperbaiki.

Kecelakaan Lion Air 2018

Pada 29 Oktober  2018 lalu, Boeing 737 MAX 8 milik Lion Air  JT610 rute Jakarta-Pangkalpinang jatuh di Laut Jawa.

Kecelakaan ini menewaskan 189 orang yang terdiri dari 179 penumpang dewasa, 1 penumpang anak, 2 bayi, 2 pilot, 5 kru pesawat.

Pesawat Lion Air JT 610 jatuh setelah 13 menit mengudara.

Diberitakan Kompas.com, 25 Oktober 2019, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Kementerian Perhubungan merilis laporan akhir investigasi kecelakaan Lion Air JT 610.

Dalam laporan tersebut, KNKT menyimpulkan ada sembilan faktor yang berkontribusi pada kecelakaan tersebut.

Termasuk soal maneuvering characteristic augmentation system (MCAS) yang merupakan fitur yang baru ada di Boeing 737 MAX 8 untuk memberbaiki karakteristik anggok pesawat pada kondisi flap up, manual flight dan AOA tinggi.

Lima bulan setelah jatuhnya Lion Air, Boeing 737 MAX 8 juga mengalami kecelakaan fatal pada Maret 2019.

Pesawat milik Ethiopian Airlines berkode penerbangan ET302 jatuh di dekat kota Bishoftu, 62 kilometer tenggara Addis Ababa.

Pesawat menewaskan seluruh penumpang dan kru yang ada di dalamnya.

Pola kecelakaan ET302 yang mirip dengan Lion Ai rJT610 membuat sebagian besar negara dunia akhirnya memutuskan untuk melarang sementara pesawat Boeing 737 MAX untuk terbang, termasuk Indonesia.

Berapa banyak yang digunakan?

Boeing 737-800 sudah tidak asing lagi bagi banyak penerbang. 

Sekitar 15 persen dari armada pesawat penumpang global (4.400 pesawat) adalah Boeing 737-800, menurut data dari firma analisis penerbangan Cirium.

Lebih dari 180 maskapai penerbangan di seluruh dunia menggunakan 737-800 sebagai andalan armada mereka, menurut situs web SeatMaps.

Mereka termasuk tiga maskapai penerbangan besar AS – American Airlines, United Airlines, dan Delta – maskapai penerbangan terbesar di Eropa, Ryanair, dan banyak lainnya termasuk Qantas, Singapore Airlines, dan KLM dari Belanda, menurut SeatMaps.

Apa yang terjadi dalam penerbangan Jeju Air ?

Penerbangan Jeju Air 7C2216 dipenuhi wisatawan yang bepergian dari Bangkok ke Muan di Korea Selatan.

Mungkin butuh beberapa minggu sebelum para penyelidik mengumumkan temuan apa pun tentang penyebab kecelakaan itu.

Pengendali lalu lintas udara telah mengeluarkan peringatan serangan burung saat pesawat mendekati landasan pacu, tetapi beberapa ahli mempertanyakan apakah itu dapat menyebabkan kecelakaan itu .

Pesawat berhenti menyiarkan data pelacakan otomatis sesaat sebelum mendarat tanpa roda pendaratan yang direntangkan.

Pesawat kemudian meluncur di sepanjang landasan pacu sebelum bertabrakan dengan susunan antena dan terbakar. Para pejabat mengonfirmasi 179 kematian, dengan dua awak yang terluka ditemukan di bagian ekor. Para korban berusia antara tiga hingga 78 tahun.

Apa yang dikatakan Jeju Air?

Kepala eksekutif maskapai penerbangan Korea, Kim E-bae, mengatakan ia ingin "menundukkan kepala dan meminta maaf", menurut pernyataan di situs web perusahaan.

Ia menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban tewas dan mengatakan Jeju Air akan melakukan apa pun untuk mendukung mereka.

Dalam pernyataannya, Kim mengatakan bahwa "sulit untuk menentukan penyebab kecelakaan", seraya menambahkan "Terlepas dari penyebab kecelakaan, saya merasa bertanggung jawab sebagai CEO."

Perusahaan telah menghapus fitur pemesanan tiket dari beranda situs webnya.

Apa yang dikatakan Boeing?

Seorang juru bicara perusahaan mengatakan "Kami sedang menghubungi Jeju Air terkait penerbangan 2216 dan siap membantu mereka. Kami menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga yang kehilangan orang terkasih, dan pikiran kami tertuju kepada para penumpang dan awak pesawat."

Pabrikan mengatakan pihaknya berkewajiban secara hukum untuk merujuk semua pertanyaan tentang kecelakaan itu ke Badan Investigasi Kecelakaan Penerbangan dan Kereta Api Korea Selatan (ARAIB).

Apa yang akan terjadi sekarang?

Kecelakaan itu terjadi saat Korea Selatan dilanda kekacauan politik menyusul pemakzulan Yoon Suk Yeol , presiden, setelah ia menetapkan dan kemudian membatalkan darurat militer.

Namun, penjabat presiden, Choi Sang-mok, telah memerintahkan pemeriksaan keselamatan darurat terhadap seluruh operasi penerbangan negara itu, serta masa berkabung nasional selama tujuh hari.

Kementerian Perhubungan Korea Selatan telah memerintahkan pemeriksaan terhadap setiap Boeing 737-800 yang beroperasi di negara tersebut.

Sementara itu, Jeju Air telah mengungkapkan pihaknya mengalami lonjakan pembatalan pemesanan, dengan mengatakan sekitar 68.000 reservasi penerbangan telah dibatalkan, menurut kantor berita Yonhap.

Sumber: The Guardian/Yonhap

 

Editor: Hasanudin Aco

Tag:  #mengenal #boeing #jeju #yang #jatuh #korsel #banyak #dipakai #maskapai #penerbangan #dunia

KOMENTAR