Pariwisata Berkualitas, Bukan Melulu Wisata dengan Harga Mahal
Keindahan Desa Wisata Penglipuran di Bangli, Bali(Dok. Kemenparekraf)
06:07
22 Juni 2025

Pariwisata Berkualitas, Bukan Melulu Wisata dengan Harga Mahal

- Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa menegaskan pentingnya pergeseran paradigma dalam pembangunan pariwisata nasional.

Menurutnya, masa depan pariwisata Indonesia harus dibangun di atas fondasi pariwisata berkualitas atau quality tourism, sebuah pendekatan yang tidak lagi berorientasi semata pada kuantitas wisatawan, melainkan pada kualitas dampak yang ditinggalkan.

Apa Itu pariwisata berkualitas?

Pariwisata berkualitas bukan berarti hanya menyasar wisatawan dengan pengeluaran tinggi atau tempat wisata yang mahal.

Konsep ini mencakup lebih dari sekadar jenis wisatawan, tetapi bagaimana sebuah destinasi mampu memberikan pengalaman yang bernilai tinggi, personal, ramah lingkungan, dan berkelanjutan bagi pengunjungnya.

          Lihat postingan ini di Instagram                      

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas.com (@kompascom)

Puspa menekankan bahwa wisatawan kini semakin mencari pengalaman yang otentik dan bertanggung jawab.

Mereka memilih transportasi rendah emisi, destinasi tidak padat, akomodasi ramah lingkungan, dan lebih menghargai interaksi sosial yang sehat dengan masyarakat lokal. Inilah yang disebutnya sebagai prinsip low touch, hygiene, less crowd, dan low mobility.

Pariwisata berkualitas adalah soal pengalaman menyeluruh, dari lingkungan yang sehat dan nyaman, sampai pada interaksi yang menghargai nilai-nilai lokal,” ujar Ni Luh Puspa dalam rilis yang Kompas.com terima Sabtu (21/6/2025).

Harus beralih ke pariwisata berkualitas

Pariwisata berkualitas kini bukan lagi pilihan, tetapi keniscayaan. Pemerintah telah menjadikannya sebagai fokus dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029.

Pembangunan sektor ini ditargetkan berjalan secara berkelanjutan, inklusif, dan adaptif terhadap tren global pasca-pandemi.

Untuk mencapainya, Kementerian Pariwisata telah menetapkan beberapa program strategis:

  1. Gerakan Wisata Bersih, yang menumbuhkan kepedulian terhadap kebersihan dan pengelolaan sampah di destinasi.
  2. Tourism 5.0, yaitu digitalisasi sektor pariwisata untuk pemasaran lebih efektif dan terukur.
  3. Pariwisata Naik Kelas, melalui pengembangan wisata minat khusus seperti wisata kuliner (gastro tourism), bahari (marine tourism), dan kesehatan (wellness tourism).
  4. Karisma Event Nusantara (KEN), mendukung event-event budaya yang berdampak ekonomi besar di daerah.
  5. Pengembangan Desa Wisata, dengan lebih dari 6.000 desa sebagai potensi pemerataan ekonomi dan konservasi budaya.

Dampak ekonomi dari pariwisata berkualitas

Pendekatan ini bukan hanya berdampak pada pengalaman wisatawan, tetapi juga terbukti memberi manfaat ekonomi nyata.

Contohnya, Desa Penglipuran di Bali yang dinobatkan sebagai destinasi terbersih dunia, mampu menghasilkan pendapatan hingga Rp 24 miliar per tahun.

Penerbangan Lampion pada Jazz Atas Awan Dieng Culture Festival 2024, Sabtu (24/8/2024).KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Penerbangan Lampion pada Jazz Atas Awan Dieng Culture Festival 2024, Sabtu (24/8/2024).

Begitu juga penyelenggaraan event budaya seperti Pesta Kesenian Bali 2024 yang memutar uang hingga Rp 192,3 miliar dalam sebulan dan meningkatkan okupansi hotel sebesar 20 persen.

Secara nasional, sektor pariwisata berkontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan devisa negara.

Pada 2024, sektor ini menyumbang Rp 1.118,6 triliun ke PDB nasional. Jumlah wisatawan juga menunjukkan pemulihan signifikan, dengan hampir 14 juta kunjungan mancanegara dan lebih dari 1 miliar perjalanan domestik tercatat tahun lalu.

Ni Luh Puspa menutup kuliahnya dengan pesan penting: pariwisata berkualitas hanya bisa terwujud melalui kolaborasi multi-pihak. Pemerintah, pelaku industri, masyarakat, dan dunia akademik harus bersatu dalam satu visi.

“Ini adalah transformasi bersama. Dan Bali sebagai nadi utama pariwisata nasional, membutuhkan insan-insan muda yang berkualitas sebagai pelopor perubahan,” tegasnya.

Tag:  #pariwisata #berkualitas #bukan #melulu #wisata #dengan #harga #mahal

KOMENTAR