Mengenal Komplek Kepatihan Tempat Sri Sultan Hamengku Buwono X Menerima para Capres Pilpres 2024
Bale Mangu, salah satu bangunan di Kompleks Kepatihan. (kebudayaan.kemendikbud.go.id)
19:00
29 Januari 2024

Mengenal Komplek Kepatihan Tempat Sri Sultan Hamengku Buwono X Menerima para Capres Pilpres 2024

Ketiga Calon Presiden (Capres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 telah melakukan silaturahmi dengan Sri Sultan Hamengku Buwono pada waktu yang berbeda-beda. Capres Nomor urut 3, Ganjar Pranowo pada Rabu (27/12), Capres Nomor urut 2, Prabowo Subianto Senin (22/1), dan terakhir Capres Nomor Urut 1, Anies Baswedan pada (24/1). 

Sri Sultan Hamengku Buwono X pun menemui para Capres Pilpres 2024 di tempat yang sama, yaitu Komplek Kepatihan yang terletak di Kemantren Danurejan.

Komplek tersebut telah ditetapkan sebagai cagar budaya melalui Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No. PM.07/PW.007/MKP/2010. Dulunya, Komplek Kepatihan merupakan tempat tinggal Patih yang menjabat tertinggi dalam tata laksana pemerintahan.

Patih pun memiliki jabatan setingkat menteri di Kraton Jogjakarta. Patih tersebut bernama Kanjeng Raden Aiya Adipati Danureja.

Oleh sebab itu, Kepatihan juga dapat digunakan perayaan hajat dalem seperti pernikahan putra–putri sultan. Tak hanya itu, dalam upacara Grebek, gunungan dari Kraton Jogjakarta juga dikirimkan ke tempat ini.

Selain itu, Kepatihan juga menjadi tempat kerja Patih Dalem atau Rijkbestuurder. Namun, saat masa pendudukan Jepang pada 1942, Sri Sultan Hamengku Buwono IX memindahkan tempat kerja Patih Dalem dari Kepatihan ke Kraton.

Para patih digantikan oleh jawatan yang dibentuk bernama Paniradya yang dikepalai seorang Paniraadyapati. Jawatan tersebut terdiri dari Sanapitra atau Sekretariat, Wiyatapraja atau bidang pendidikan, Rancana Pancawara atau bidang Perencana Penerangan, Ayahan Umum atau bidang Jawatan Pemerintah Umum, Ekonomi, Yayasan Umum.

Mereka inilah yang secara penuh membantu Sultan dan langsung di bawah pimpinan Sultan HB IX yang berkantor di Kepatihan. Saat para Patih Dalem dipensiunkan, Sri Sultan tidak lagi mengangkat patih dan menjadikan Kepatihan menjadi kantor para Paniradyapati.

Dalam perkembangannya, Kepatihan pernah digunakan sebagai kantor Penerangan DIJ pada 1946. Bangunan–bangunan di Komplek Kepatihan memiliki arsitektur tradisional jawa.

Komplek ini pun memiliki beberapa bangunan yaitu Nalem Kepatihan yang terdapat Bangsal Kepatihan dan Dalem Ageng, Gedhong Wilis, Gedhong Pacar, Bale Cepoko, Ndalem Wiyatapraja, Bale Wara, Bale Mangu, Masjid Sulthoni, Bale Tanjung Utara, Bale Tanjung Selatan, Gedhong Indis, gapura dan pagar di Jalur Glledhegan, serta pagar tembok di sisi selatan. 

Salah satu bangunan yaitu Gedhog Wilis sering digunakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X untuk menemui tamu–tamu penting untuk berdiskusi maupun rapat.  Bangunan yang memiliki nama lain Gedhong Gendul ini memiliki luas 635 meter persegi dengan warna hijau tua.

Komplek Kepatihan juga menjadi daya tarik masyarakat terutama pada sisi selatan tepatnya Jalan Suryatmajan. Sejak Jalan Malioboro menjadi Kawasan Pedestrian, jalan tersebut menjadi daya tarik dengan kondisi pagar, pedestrian, dan taman yang mempercantik kawasan tersebut.

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #mengenal #komplek #kepatihan #tempat #sultan #hamengku #buwono #menerima #para #capres #pilpres #2024

KOMENTAR