



Bakul Budaya, Komunitas Seni Budaya FIB UI yang Terbuka untuk Umum
Berawal dari keresahan tentang Depok yang dinobatkan sebagai kota paling tidak toleran, sekelompok alumni Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) menggagas komunitas seni dan budaya.
Bakul Budaya, nama komunitas tersebut, dimulai dari perkumpulan 80 orang yang diresmikan sebagai komunitas pada 3 September 2022.
"Basis kami adalah menari bersama. Dari sana, kami berharap bahwa akan tumbuh kecintaan terhadap seni dan budaya Indonesia dan bisa menumbuhkan nasionalisme kita semua," ujar Ketua Umum Bakul Budaya Dewi Fajar Marhaeni ketika ditemui Kompas.com dalam Festival Cap Go Meh 2025 di Pelataran FIB UI, Rabu (12/2/2025).
Komunitas ini rutin berkumpul setiap Sabtu di Pelataran FIB UI. Bakul Budaya terbuka untuk umum, termasuk kelas tari yang bisa diikuti oleh masyarakat umum.
Pendatang bisa belajar tari-tarian tradisional bersama pelatih profesional dalam kelas reguler maupun premium berbayar.
Saat hari peresmian, komunitas ini juga menampilkan tarian tradisional berupa Tari Yapong asal suku Betawi, Jakarta.
Lihat postingan ini di Instagram
"Karena Tari Yapong itu wujud dari keberagaman, nilai-nilai akulturasi ada di sana, seperti tujuan awal kami," ujar Dewi.
"Jadi, toleransi, intoleransi, itu berkaitan dengan keberagaman. Kalau kita menghargai keberagaman, kita pasti akan toleran," tambahnya.
Adapun nama "Bakul Budaya" diambil dari kata bakul yang berarti anyaman bambu. Dewi menyebut, bakul menjadi digambarkan sebagai cerminan kewajiban bergotong-royong dalam memajukan kebudayaan Indonesia.
Setiap pertemuan pada Sabtu pagi, bakul selalu tersedia di tengah pertemuan. Wadah ini akan diputar mengelilingi para anggota dan pendatang, lalu diisi dengan uang seikhlasnya.
Kegiatan Bakul Budaya
Bakul Budaya tidak berhenti pada aktivitas menari dan bernyanyi setiap pekan. Lebih dari itu, komunitas ini rutin merayakan acara-acara besar.
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) melalui komunitas Bakul Budaya, turut merayakan Cap Go Meh 2025.
"Kami mengadakan kegiatan Sedekah Hutan setiap Hari Lingkungan Hidup, kemudian Hari Tenun, dan berbagai macam kegiatan lain terkait bidang seni yang ada di Bakul Budaya," tutur Dewi.
Sedekah Hutan merupakan kegiatan akbar Bakul Budaya yang biasanya diikuti oleh lebih dari 500 peserta.
Selama kegiatan tersebut, para peserta mengenakan pakaian daerah dan berjalan beriringan menuju hutan Kampus UI.
Tak ketinggalan, perayaan Imlek dan Cap Go Meh yang diadakan secara internal maupun terbuka untuk umum dalam dua tahun belakangan.
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) melalui komunitas Bakul Budaya, turut merayakan Cap Go Meh 2025.
Kini, Bakul Budaya memiliki anggota lintas generasi dari dalam dan luar kampus FIB UI dengan rentang usia 9-76 tahun.
Perjalanan merawat seni dan budaya Indonesia tak lepas dari rintangan. Hal ini diamini oleh Dewi.
Menurut dia, minimnya literasi budaya orang Indonesia, menjadi hambatan besar dalam mengenalkan budaya pada masyarakat.
"Kadang, kita tidak mau baca, kemudian tidak mau menggali lebih banyak informasi tentang berbagai hal gitu kan," terang Dewi.
Belum lagi, masalah dana yang kerap menjadi rintangan Bakul Budaya untuk bergerak lebih luas dalam seni budaya.
Dewi menegaskan, komunitas ini membatasi interaksi dengan partai politik, demi mengurangi gesekan yang terjadi
Keikutsertaan anak-anak kecil dan remaja diharapkan semakin banyak untuk merawat budaya Indonesia.
"Bagaimana pun juga yang namanya budaya itu kan membangun karakter bangsa ya. Mirisnya adalah bule, orang-orang luar negeri itu lebih mengenal budaya kita, ada yang lebih canggih main gamelan ketimbang kita," pungkas Dewi.
Tag: #bakul #budaya #komunitas #seni #budaya #yang #terbuka #untuk #umum