Donald Trump dan TikTok: Dulu Benci, Sekarang Sayang
Logo TikTok (kiri) dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kanan) saat tiba di Pengadilan Pidana Manhattan pada 30 Mei 2024.(AFP/ANTONIN UTZ & SETH WENIG)
13:06
21 Januari 2025

Donald Trump dan TikTok: Dulu Benci, Sekarang Sayang

- Donald Trump dan TikTok memiliki hubungan yang sangat spesial belakangan ini. Di tengah kisruh pemblokiran TikTok di Amerika Serikat (AS) pada Minggu kemarin (19/1/2025), Trump seolah hadir menjadi pahlawan.

TikTok diblokir di AS tak berlangsung lama. TikTok mulai kembali beroperasi pada Minggu siang (19/1/2025) sekitar pukul 12 waktu setempat. TikTok dibuka kembali berkat bantuan Trump. Untuk berterima kasih, TikTok bahkan secara khusus menyebut nama Trump.

“Selamat datang kembali, terima kasih atas kesabaran dan dukungannya. Lantaran sebuah upaya dari Presiden Trump, TikTok kembali lagi di Amerika Serikat,” tulis TikTok lewat pengumuman pop-up yang muncul di aplikasi, pada Minggu (19/1/2025).

Ungkapan terima kasih dari TikTok pun dibalas Trump. Pada Minggu malam (19/1/2025), dalam acara rapat umum di Capital One Arena, Washington DC, AS, Trump secara gamblang mengatakan jika dirinya senang dengan TikTok.

Trump menganggap TikTok sebagai aplikasi yang memiliki pengaruh terhadap kemenangannya pada pilpres AS 2024 kemarin, terutama dalam memperoleh suara dari anak-anak muda.

Donald Trump mengatakan dirinya senang dengan TikTok, dalam acara rapat umum di Capital One Arena  pada Minggu malam (19/1/2025) menjelang pelantikannya. Washington Post Donald Trump mengatakan dirinya senang dengan TikTok, dalam acara rapat umum di Capital One Arena pada Minggu malam (19/1/2025) menjelang pelantikannya.

“Kami menang di TikTok. Partai Republik tidak pernah memenangkan suara anak-anak muda. Kami memenangkan suara anak-anak muda dengan 36 poin,” kata Trump dalam pidatonya pada Minggu malam (19/1/2025).

“Jadi, saya senang dengan TikTok, saya menyukainya, saya menyukainya,” imbuh Trump.

Meski kini Trump tampak sayang dengan TikTok, siapa sangka Presiden ke-47 AS itu dulu pernah membencinya. Bahkan, Trump juga ingin memblokir TikTok dan memaksanya agar dijual ke perusahaan AS.

Menentang keras TikTok karena ancam keamanan nasional AS

TikTok sebagai aplikasi media sosial berbagi video pendek mulai masuk pasar AS pada sekitar 2017. Popularitasnya di pengguna AS terus meningkat bahkan berhasil mengungguli aplikasi media sosial asli AS dengan cepat.

Dikutip dari Techcrunch, per Oktober 2018, TikTok berhasil mendominasi pangsa pasar di antara aplikasi Facebook, Instagram, YouTube, dan Snapchat. TikTok saat itu menguasai 42,4 persen jumlah unduhan bulanan di antara aplikasi-aplikasi tersebut.

Di tengah popularitasnya ini, pemerintahan Trump periode pertama (2017-2021) menentang keras eksistensi TikTok di AS. Alasannya sama, TikTok dianggap berafiliasi dengan pemerintah China sehingga mengancam keamanan nasional AS.

TikTok mendapat tekanan dari otoritas. Pada sekitar akhir 2019 di masa pemerintahan Trump periode pertama, parlemen AS menuding TikTok sebagai aplikasi yang mengancam keamanan nasional.

TikTok dituduh membahayakan privasi pengguna dan menjadi mata-mata bagi pemerintah China. Saat itu, TikTok pun membantah tudingan dari parlemen AS.

Dalam blog resminya, pihak TikTok membantah telah terafiliasi dengan pemerintah China. TikTok menegaskan bahwa perusahaan tetap menjaga kerahasiaan data pengguna dan akan terus menjamin keamanannya.

Menurut TikTok semua data disimpan dalam database yang berlokasi di luar China. Dengan demikian menurut TikTok, perusahaan pun tak perlu tunduk pada regulasi ketat yang dibuat oleh pemerintah China.

Tekanan pada TikTok meningkat ketika pada Agustus 2020, Trump menginisiasi pemblokiran TikTok di AS lewat perintah eksekutif. Berdasar perintah tersebut, TikTok dianggap membahayakan keamanan nasional AS.

Alasannya adalah TikTok dianggap mengizinkan pemerintah China untuk mengakses data pribadi pengguna AS yang telah dikumpulkan. Akses dari TikTok tersebut dinilai bakal membuat China bisa memata-matai AS.

Trump memberikan dua opsi kala itu, TikTok dibeli perusahaan asal AS atau diblokir sepenuhnya dari as.

Trump mendorong agar TikTok diakuisisi Microsoft, tetapi tidak berhasil. Sebagai gantinya, perusahaan perangkat lunak asal AS Oracle mengajukan untuk menjadi mitra tepercaya TikTok di AS.

TikTok akhirnya bekerja sama dengan Oracle sebagai komitmen melindungi data pengguna AS. Kerja sama ini dikenal dengan Project Texas. Nama kerja sama ini mengacu pada nama lokasi kantor Oracle yang bermarkas di Texas.

Pada sekitar Juni 2022, Project Texas yang bernilai sekitar 1,5 miliar dollar AS, mulai berjalan untuk memastikan TikTok aman. Dalam kerja sama ini, TikTok mengalihkan semua data penggunanya di AS ke infrastruktur milik Oracle.

Oracle mulai memeriksa algoritma dan model moderasi konten TikTok untuk memastikan tidak ada manipulasi yang dipengaruhi oleh otoritas China dan mengancam keamanan pengguna AS.

Saat Trump lengser, pemerintah AS masih melanjutkan kebencian terhadap TikTok di era Joe Biden (2021-2025). Ada banyak tekanan dari pemerintah AS pada TikTok di masa Biden. Salah satunya adalah disahkannya Undang-Undang yang bisa memblokir TikTok di AS.

UU yang memiliki nama resmi Protecting Americans from Foreign Adversary Controlled Applications Act disepakati oleh parlemen AS pada Maret 2024 dan disahkan oleh Biden pada April 2024.

UU itu memberikan keputusan yang sulit bagi Bytedance, induk perusahaan TikTok. Dalam UU tersebut, TikTok dipaksa membuat perusahaan tersendiri di AS. Artinya, ByteDace harus divestasi dan menjual TikTok ke perusahaan lain non-China.

Jika menolak menjualnya, TikTok diblokir di AS. Dengan demikian, TikTok juga bakal lenyap dari App Store dan Play Store. Keputusan ini harus diambil dalam waktu 233 hari sejak Undang-Undang berlaku, yang mana tenggatnya jatuh pada 19 Januari 2025.

UU tersebut yang menimbulkan drama pemblokiran TikTok di AS pada Minggu kemarin (19/1/2025). Saat pemerintahan Biden tetap menekan TikTok, Trump malah mulai berperilaku sebaliknya. Trump perlahan menunjukkan dukungannya pada TikTok.

Mulai bikin akun TikTok dan berjanji tak akan memblokirnya

Saat sudah tidak menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat, pada sekitar Juni 2024, Trump yang dulunya membenci TikTok, mengumumkan telah memiliki akun pribadi resmi di TikTok dengan handle @realdonaldtrump.

Akun TikTok Donald Trump memiliki lencana verifikasi alias centang biru, yang artinya akun tersebut telah terverifikasi sebagai akun asli Donald Trump. Hingga tulisan ini dibuat, akun TikTok Trump sudah memiliki total sekitar 15 juta pengikut.

Akun TikTok Trump secara sengaja sengaja dibuat untuk bisa meraih suara calon pemilih, terutama pemilih muda, dalam persiapan pemilihan umum (Pemilu) presiden AS yang digelar pada November 2024. TikTok menjadi platform potensial bagi kampanye Trump.

Pasalnya, terdapat rasio dua banding satu antara konten yang mendukung Trump dan konten mendukung presiden AS Joe Biden di aplikasi tersebut. Trump memiliki pendukung yang banyak di TikTok. Rasio ini diumbar oleh pejabat TikTok yang tidak ingin disebutkan namanya.

Sikap Trump sudah sangat berbeda jauh dengan saat awal dirinya menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat pada periode pertama, yang membenci TikTok dan bahkan telah mengeluarkan perintah eksekutif untuk memblokirnya.

Sikapnya kian jauh berbeda ketika sekitar Juli 2024, Trump bahkan sempat menyatakan dukungan atas kehadiran TikTok sebagai bentuk kompetisi yang sehat dalam pasar aplikasi media sosial.

"Sekarang, setelah saya pikir, saya mendukung TikTok karena Anda memerlukan kompetisi. Apabila Anda tidak memiliki TikTok, Anda harus punya Facebook dan Instagram," kata Trump.

Tak mendukung, Trump bahkan sempat mengungkap jika dirinya terpilih, dia tidak akan memblokir TikTok.

"Saya tidak akan pernah memblokir TikTok," kata Trump saat dikonfirmasi oleh politisi muda AS, Charlie Kirk, dalam sebuah video TikTok.

Janji Trump untuk tidak memblokir TikTok tampaknya ditepati. Setelah dinyatakan menang dari Kamala Harris, Trump semakin sayang dengan TikTok dan melakukan aksi penyelamatan.

Sayang Trump pada TikTok

TikTok mendapatkan perhatian besar dari Trump di awal kepemimpinannya. Setidaknya, terdapat dua aksi penting yang menunjukkan rasa sayang Trump pada TikTok, yakni aksi Trump sebelum dilantik dan sesaat ketika sudah dilantik.

Sebelum dilantik, pada akhir Desember 2024, Trump sempat memberikan dukungan ke TikTok di Mahkamah Agung. Untuk diketahui, ketika UU yang bisa memblokir TikTok berlaku, TikTok menempuh jalur hukum supaya bisa membatalkan UU tersebut.

Upaya hukum yang dijalankan terakhir adalah mengajukan banding ke Mahkamah Agung untuk menunda pemberlakukan Protecting Americans from Foreign Adversary Controlled Applications Act, pada 16 Desember 2024.

Di waktu yang sama, pihak TikTok dilaporkan menemui Trump untuk memberikan dukungan penundaan UU tersebut. Pada 27 Desember 2024, Trump rela memberikan dukungan penundaan pemberlakukan UU pemblokiran TikTok ke Mahkamah Agung.

Argumen Trump untuk menunda penerapan UU itu tidak berkaitan dengan keamanan nasional. Trump mengatakan pengadilan harus memberinya waktu setelah pelantikannya pada 20 Januari 2025 untuk "mengupayakan penyelesaian politik" untuk kasus ini.

Trump mengatakan kepada para hakim bahwa hanya dia yang "memiliki keahlian membuat kesepakatan yang sempurna, mandat elektoral, dan kemauan politik untuk menegosiasikan resolusi untuk menyelamatkan platform tersebut, sambil mengatasi masalah keamanan nasional yang diungkapkan oleh pemerintah".

Meski telah didukung Trump, Mahkamah Agung pada 17 Januari 2025 menolak gugatan UU yang mengharuskan TikTok dijual ke perusahaan non-China jika ingin beroperasi di AS. UU tersebut dinilai tidak melanggar hak Amandemen Pertama.

Lantaran banding ditolak, tenggat pemenuhan UU pemblokiran TikTok tetap berjalan. Pada 19 Januari 2025, TikTok diblokir di AS secara resmi. Akan tetapi, seperti yang dijelaskan di atas, pemblokiran tak berjalan lama.

TikTok segera bisa diakses kembali berkat Trump. Provider hosting TikTok di AS, Oracle dan partner CDN-nya, Akamai setuju untuk memulihkan layanan TikTok di AS. Meski gagal di Mahkamah Agung, Trump punya cara lain menyelamatkan TikTok.

Trump dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat pada 20 Januari 2025. Menjelang pelantikannya, pada Minggu (19/1/2025), Trump sempat mengatakan akan membuat perintah eksekutif atau peraturan presiden (Executive Orders) yang menunda UU pemblokiran TikTok.

Pada Minggu malam (19/1/2025) dalam acara rapat umum di Capital One Arena, Washington DC, AS, Trump mengatakan, TikTok harus diselamatkan, tetapi bukan berarti ingin menyerahkan urusan AS ke China.

Trump mengatakan pula, TikTok bukan siapa-siapa tanpa persetujuan yang bisa diberikannya. Trump akan mengizinkan atau memperbolehkan TikTok beroperasi jika AS menguasai 50 persen bagian dari TikTok dengan skema patungan (joint venture).

“Saya akan menyetujui (TikTok) tetapi biarkan Amerika Serikat memiliki 50 persen dari TikTok,” kata Trump.

Dengan skema joint venture, TikTok akan memiliki mitra dari perusahaan AS. Trump menilai skema tersebut tidak akan merugikan karena Amerika Serikat tidak akan mengeluarkan uang sepeser pun. Posisi AS hanya akan memberikan izin ke TikTok.

Aksi Trump mulai terealisasi pada Senin siang waktu setempat (20/1/2025). Sesaat setelah dilantik, Trump menandatangani perintah eksekutif untuk menunda pemberlakuan UU yang bisa memblokir TikTok selama setidaknya 75 hari.

Trump tampaknya sangat sayang terhadap TikTok. Pasalnya, perintah tersebut merupakan tindakan pertama Trump sesaat setelah dirinya dilantik.

Dari perintah itu, Trump menginstruksikan jaksa agung agar tidak mengambil tindakan apa pun untuk menegakkan hukum. Dengan demikian, pemerintahan Trump memiliki kesempatan untuk menentukan tindakan yang tepat ke depannya.

Dapatkan update berita teknologi dan gadget pilihan setiap hari. Mari bergabung di Kanal WhatsApp KompasTekno. Caranya klik link https://whatsapp.com/channel/0029VaCVYKk89ine5YSjZh1a. Anda harus install aplikasi WhatsApp terlebih dulu di ponsel.

Tag:  #donald #trump #tiktok #dulu #benci #sekarang #sayang

KOMENTAR