Merasakan Langsung Drama Pemblokiran TikTok, Ini yang Sebenarnya Terjadi
Dengan adanya notifikasi ini, kami tidak bisa menggulirkan konten ke atas atau bawah. Dengan kata lain, kami tidak bisa menggunakan TikTok mulai Minggu pagi.(KOMPAS.com/ Galuh Putri Riyanto)
09:51
21 Januari 2025

Merasakan Langsung Drama Pemblokiran TikTok, Ini yang Sebenarnya Terjadi

SAN JOSE, CALIFORNIA - Aplikasi TikTok sempat diblokir di Amerika Serikat (AS). Pengguna TikTok di AS, dilaporkan mulai tidak bisa mengakses aplikasi sejak Sabtu (18/1/2025) malam, sekitar pukul 22.30 waktu setempat, melansir dari Forbes.

Pemblokiran berlangsung selama sekitar 12 jam lebih. Pada Minggu (19/1/2025) siang, beberapa pengguna disebut sudah bisa mengakses aplikasi TikTok kembali.

Salah satu tim KompasTekno, Galuh Putri Riyanto, saat ini sedang berada di AS untuk menghadiri undangan acara Samsung Galaxy Unpacked 2025 di San Jose, California, AS.

Kami pun merasakan langsung pemblokiran TikTok saat berada di penerbangan, tepatnya sekitar dua jam sebelum mendarat di bandar udara San Francisco Minggu pagi sekitar pukul 08.00 waktu AS.

Saat di pesawat, kami bisa menggunakan WiFi. Nah, ketika kami mencoba membuka aplikasi TikTok. Tak seperti biasanya, kami langsung disambut dengan notifikasi yang berbunyi:

"Sorry, TikTok isn't available right now. A law banning TikTok has been enacted in the U.S. Unfortunately, that means you can't use TikTok for now. We are fortunate that President Trump has indicated that he will work with us on a solution to reinstate TikTok once he takes office. Please stay tuned!"

Dalam bahasa Indonesia, pesan itu berbunyi:

Maaf, TikTok tidak tersedia saat ini. Undang-undang yang melarang TikTok telah diberlakukan di AS. Sayangnya, itu berarti Anda tidak dapat menggunakan TikTok untuk saat ini.

Kami beruntung bahwa Presiden Trump telah mengindikasikan bahwa ia akan bekerja sama dengan kami untuk menemukan solusi guna mengaktifkan kembali TikTok setelah ia menjabat. Nantikan terus!

Dengan adanya notifikasi ini, kami tidak bisa menggulirkan konten ke atas atau bawah. Dengan kata lain, kami tidak bisa menggunakan TikTok sama sekali.

Namun, pemblokiran ini tampaknya tidak mutlak sepenuhnya diterapkan. Pasalnya, saat kami mengaktifkan internet roaming atau VPN, aplikasi TikTok masih berfungsi normal.

Tidak ada notifikasi dan kami juga bisa scrolling TikTok seperti biasanya. Konten-konten yang muncul pun terlihat seperti biasa yang kami lihat ketika mengakses di Indonesia.

Setelah beberapa jam aksesnya diputus, layanan TikTok dikabarkan pulih secara bertahap pada Minggu siang sekitar pukul 12 waktu setempat.

Pantauan KompasTekno, pemulihan layanan TikTok ini belum menyeluruh. Pasalnya, pada pukul 13.00 waktu San Jose atau sekitar jam 04.00 waktu Indonesia, kami mencoba membuka TikTok dan masih mendapatkan notifikasi.

Sedikit berbeda dari sebelumnya, notifikasi yang muncul bertuliskan TikTok is temporarily unavailable. We're working hard to resolve this issue. Thank you for your patience. Kami masih belum bisa melakukan scrolling. Satu-satunya opsi yang tersedia adalah close app alias menutup aplikasi. KOMPAS.com/ Galuh Putri Riyanto Sedikit berbeda dari sebelumnya, notifikasi yang muncul bertuliskan TikTok is temporarily unavailable. We're working hard to resolve this issue. Thank you for your patience. Kami masih belum bisa melakukan scrolling. Satu-satunya opsi yang tersedia adalah close app alias menutup aplikasi. Sedikit berbeda dari sebelumnya, notifikasi yang muncul bertuliskan "TikTok is temporarily unavailable. We're working hard to resolve this issue. Thank you for your patience". (TikTok tidak tersedia untuk sementara. Kami sedang berupaya keras untuk mengatasi masalah ini. Terima kasih atas kesabaran Anda.)

Kami masih belum bisa melakukan scrolling. Satu-satunya opsi yang tersedia adalah "close app" alias menutup aplikasi.

Hal ini juga terjadi saat kami membuka aplikasi dengan koneksi internet T-Mobile maupun WiFi hotel. Hingga pukul 19.30 waktu setempat atau sekitar jam 10.30 waktu Indonesia, notifikasi itu masih ada setiap kali membuka aplikasi TikTok.

Warga AS soal pemblokiran TikTok: biasa aja dan bodo amat

Ilustrasi anak di bawah umur 16 tahun menggunakan media sosial.Getty Images via BBC Ilustrasi anak di bawah umur 16 tahun menggunakan media sosial.KompasTekno pun bertanya kepada beberapa warga AS yang kami temui di jalanan dan di sekitar lobi hotel tempat kami menginap.

Beberapa anak lelaki muda berdandan ala cosplay (costume player, pemain kostum) di acara "Furcon" di sekitaran hotel, mengaku tidak sering menggunakan TikTok, sehingga pemblokiran sekejap Minggu pagi waktu AS ini tidak berdampak bagi mereka.

Pengguna lain bernama Anuskha mengatakan, biasanya ia sering scrolling TikTok. Namun, kini ia mulai mengurangi kebiasaan tersebut karena perlu fokus belajar dan sekolah.

"Saya rasa (pemblokiran TikTok) ini bagus. Menurut saya memang sudah saatnya," kata Anuskha kepada KompasTekno sambil tekekeh.

Alasannya, kata Anuskha, TikTok membuat penggunanya fokus pada HP sendiri dan mulai terkoneksi lagi dengan orang atau kegiatan lain.

Beberapa anak lelaki muda berdandan ala cosplay (costume player, pemain kostum) di acara Furcon di sekitaran hotel mengaku tidak menggunakan TikTok secara sering, sehingga pemblokiran sekejap Minggu pagi waktu AS ini tidak berdampak bagi mereka.KOMPAS.com/ Galuh Putri Riyanto Beberapa anak lelaki muda berdandan ala cosplay (costume player, pemain kostum) di acara Furcon di sekitaran hotel mengaku tidak menggunakan TikTok secara sering, sehingga pemblokiran sekejap Minggu pagi waktu AS ini tidak berdampak bagi mereka.Pengguna lain bernama Riley juga berpikir bahwa pemblokiran TikTok di AS bukan suatu masalah besar. 

"TikTok cuman diblokir 12 jam. Menurut saya, pemblokiran ini bukan masalah besar. Semua akan baik-baik saja, orang-orang tidak kehilangan pekerjaan mereka," kata Riley yang kami temui di depan lobi hotel.

Salah satu teman Riley menyambar percakapan, dengan menyebutkan bahwa dia "tidak benar-benar peduli soal pemblokiran TikTok".

Saat kami tanya soal nasib TikTok di masa pemerintahan Presiden AS baru Donald Trump yang akan efektif mulai Senin (20/1/2025), Anuskha dan Riley mengaku tidak tahu.

Anuskha menambahkan bahwa "sepertinya, (pemerintah yang baru) akan mengangkat ancaman blokir TikTok karena banyak orang AS menggunakannya".

Amerika Serikat dilaporkan memang menjadi pasar kunci TikTok, dengan total pengguna setidak 120 juta orang per Oktober 2024.

Pertolongan Donald Trump

Presiden terpilih Donald Trump akan kembali ke Gedung Putih setelah resmi dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat ke-47, pada Senin (20/1/2025).GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Presiden terpilih Donald Trump akan kembali ke Gedung Putih setelah resmi dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat ke-47, pada Senin (20/1/2025).Sesaat setelah aplikasi pulih, pengguna TikTok di AS yang membuka aplikasi kini melihat pesan "Welcome back" alias "Selamat datang kembali".

Provider hosting TikTok di AS, Oracle dan partner CDN-nya, Akamai setuju utnuk memulihkan layanan TikTok di AS.

TikTok menyebut upaya pemulihan layanannya di AS tersebut adalah berkat bantuan dari Presiden Donald Trump. “Sebagai hasil dari upaya Presiden Trump, TikTok kembali hadir di AS!” demikian bunyi pesan tersebut.

Dalam sebuah wawancara dengan NBCNews, Trump menyebut bahwa dia kemungkinan akan membuat Peraturan Presiden (Executive Order) yang akan memberikan TikTok waktu sekitar 90 hari untuk menyelesaikan apa yang jadi kewajiban mereka, terutama seputar soal penjualan bisnis (divestasi) di AS.

"Perpanjangan operasional 90 hari ini tentunya merupakan pilihan yang akan kami pertimbangkan, dan ini kemungkinan besar akan kami lakukan dan salah satu langkah yang tepat untuk saat ini," jelas Trump.

"Sebab, langkah (blokir TikTok) ini hal dan situasi yang sangat besar di AS, sehingga kami harus mempertimbangkannya dengan baik. Keputusan seperti ini kemungkinan akan saya umumkan pada hari pertama saya bekerja, yaitu pada Senin besok," imbuh Trump.

Deadline 90 hari itu terhitung sejak Trump resmi kembali menjabat sebagai presiden atau saat pelantikannya 20 Januari 2025 waktu AS.

Itu artinya, TikTok memiliki waktu hingga pertengahan bulan Maret 2025 mendatang. Dalam rentang waktu tersebut, TikTok harus segera melakukan divestasi. TikTok harus dijual ke perusahaan non-China atau akan menghadapi ancaman pemblokiran lagi.

Terpisah, dalam salah satu unggahannya di media sosial Truth Social, Trump mengatakan, ia ingin 50 persen saham TikTok dimiliki perusahaan AS.

"Saya ingin AS memiliki 50 persen kepemilikan dalam usaha patungan. Dengan melakukan ini, kita menyelamatkan TikTok, menjaganya di tangan yang tepat, dan membiarkannya berkembang," tulisnya.

Ada kemungkinan, akses sisa aplikasi lain yang sempat diblokir, seperti Capcut dan Lemon8, juga akan berangsur-angsur pulih dengan adanya penangguhan waktu yang diberikan Trump ini.

Aturan yang menjegal TikTok di AS

Ilustrasi logo TikTok dan bendera Amerika Serikat.AFP/STEFANI REYNOLDS Ilustrasi logo TikTok dan bendera Amerika Serikat.Pada April 2024 lalu, Presiden Joe Biden resmi mengesahkan Undang-undang “Protecting Americans from Foreign Adversary Controlled Applications Act" (UU Perlindungan Warga Amerika dari Aplikasi yang Dikendalikan Musuh Asing).

UU ini menawarkan dua pilihan kepada TikTok. Pertama adalah TikTok wajib membuat perusahaan sendiri (divestasi) di AS atau memisahkan dari perusahaan induknya di China, ByteDance.

Pilihan kedua adalah TikTok diblokir di AS. Pemerintah AS melalui regulasi ini memberi waktu pada TikTok sekitar enam bulan atau hingga September 2024 untuk dijual ke perusahaan non-China.

Bila diperlukan, Pemerintah AS akan memberikan waktu tambahan sekitar tiga bulan hingga Desember 2024 guna memperlancar proses transaksi penjualan TikTok.

Bila sampai tenggat itu TikTok tidak juga terjual atau memisahkan diri dari ByteDance, aplikasi berbagi video singkat tersebut bakal diblokir di AS.

Lantaran tak kunjung melakukan divestasi, TikTok diblokir di AS pada 19 Januari 2025, di mana UU ini mulai efektif berlaku.

12 Jam diblokir

Seperti disebutkan di atas, pengguna TikTok mulai tidak bisa mengakses TikTok jelang tengah malam, menuju hari Minggu (19/1/2025).

Akan tetapi, pemblokiran itu tidak berlangsung lama. Sebab, Minggu (19/1/2025) siang, sekitar pukul 12.00 waktu setempat, aplikasi ini mulai bisa diakses kembali. Artinya, akses TikTok di AS diblokir sekitar 12 jam lebih.

Saat ini, TikTok beroperasi di bawah perseroan terbatas yang berbasis di Los Angeles, AS dan Singapura. Namun, pada dasarnya, TikTok tetap dimiliki ByteDance, perusahaan teknologi yang berbasis di Haidian, Beijing, China.

Menurut rilis yang diterbitkan oleh TikTok pada Mei 2023, sekitar 60 persen saham ByteDance dimiliki oleh investor, termasuk perusahaan investasi besar AS, seperti General Atlantic, Susquehanna Capital, dan Sequoia Capital.

Sebesar 20 persen saham ByteDance dimiliki oleh pendirinya, Zhang Yiming. Namun, Zhang memegang lebih dari 50 persen hak suara ByteDance, kata sumber yang dekat dengan isu ini.

Kemudian, 20 persen sisanya dimiliki oleh karyawan TikTok di seluruh dunia. Tiga dari lima anggota dewannya adalah orang Amerika.

Namun, cengkeraman Pemerintah China terhadap perusahaan-perusahaan swasta dalam beberapa tahun terakhir membuat AS khawatir mengenai seberapa besar kendali yang dimiliki Partai Komunis China terhadap ByteDance dan data yang dimilikinya.

Makanya, AS bersikukuh ingin ByteDance melepas TikTok, atau TikTok diblokir di AS.

Editor: Galuh Putri Riyanto

Tag:  #merasakan #langsung #drama #pemblokiran #tiktok #yang #sebenarnya #terjadi

KOMENTAR