AI Generatif Jadi Pilihan Prioritas di Banyak Perusahaan, Tapi Terkendala Pengelolaan Data
Namun, adopsi terhadap AI Generatif oleh dunia usaha menghadapi kendala dalam pengelolaan data.
Riset ini dilakukan oleh Salesforce dan melibatkan 207 pimpinan perusahaan berskala besar di Indonesia di mana 50 persen dari mereka mengatakan bahwa perusahaannya telah memiliki strategi AI generatif yang jelas.
Sementara 42 persen lainnya mengatakan bahwa mereka tengah menyusun strategi AI generatif untuk bisnisnya.
Hasil temuan riset ini dianggap penting karena saat ini perusahaan-perusahaan tengah berlomba-lomba menjadi yang terdepan dalam pengadopsian AI.
Riset juga mendapati temuan bahwa perusahaan-perusahaan yang belum mengimplementasikan AI berpotensi tidak kompetitif lagi dengan mereka yang sudah melakukannya. Gelombang perubahan penggunaan chatbot dan copilot ke penggunaan agen-agen AI otonom bisa datang lebih cepat.
Saat ini juga disinyalir telah terjadi pergeseran besar menuju agentic systems. Ini terlihat dari 100 persen pimpinan perusahaan di Indonesia meyakini bahwa hanya dalam waktu tiga tahun ke depan AI sudah bisa diandalkan untuk mengerjakan satu dari tiga pekerjaan seperti penulisan, memperhalus tulisan, serta bantuan untuk membereskan masalah IT karyawan sehari-hari.
Mereka mengatakan, beberapa faktor kunci yang mendorong implementasi AI generatif di bisnis mereka, antara lain:
1. Adanya pengalaman pelanggan serta karyawan yang inovatif kepada pasar (49 persen)
2. Ekspektasi pelanggan untuk dihadirkannya pengalaman layanan yang makin cepat dan tepersonalisasi (46 persen)
3. Kebutuhan karyawan untuk menggunakan tools AI generatif (42 persen)
Para pengusaha sangat optimistis atas integrasi teknologi AI generatif ke dalam bisnisnya, dan mereka juga melakukan aksi nyata agar langkah ini berhasil.
Sebanyak 25 persen persen responden mengatakan bahwa CEO-lah yang memegang peran paling besar dalam keberhasilan integrasi AI generatif sekaligus pemberdayaan tim, diikuti oleh CIO/CTO (23 persen) dan kepala-kepala departemen (17%) dalam perusahaan.
"Saya yakin bahwa penerapan AI Generatif dalam proses CRM dapat secara signifikan meningkatkan produktivitas dengan memperdalam wawasan pelanggan dan mempercepat siklus penjualan," ungkap Chief Commercial Officer Telin, Kharisma.
Iman Muhammad, Country Leader, Indonesia, Salesforce mengatakan, banyak perusahaan berlomba-lomba menerapkan AI generatif. Tak hanya sampai tingkat adopsi, mereka juga berupaya menerapkannya dengan baik, dan inilah yang paling menjadi perhatian bagi pimpinan perusahaan.
"Ini menjadi alasan kami mengembangkan teknologi AI generatif yang membantu pelanggan meningkatkan produkivitas, menciptakan nilai tambah dari hubungan yang terbangun dengan para pelanggannya, hingga bagaimana mereka dapat mencetak margin bisnis yang sesuai harapan," ujar Iman dikutip Jumat, 18 Oktober 2024.
“Para CEO melirik AI sebagai solusi untuk menciptakan nilai tambah yang terukur dan dalam menjaga daya saing bisnis. Langkah pertama yang harus diambil adalah melakukan unifikasi data," ungkap Iman.
Dalam sejumlah perbincangan dengan para pimpinan perusahaan tentang implementasi AI, dia mendapati temuan bahwa data yang dapat diakses dalam satu tempat sangat penting untuk meningkatkan diperolehnya manfaat positif serta tingkat akurasi dari pengimplementasian AI.
"Tanpa membangun pemahaman terhadap masing-masing pelanggan, berbagai inisiatif AI generatif yang diterapkan perusahaan akan tidak maksimal,” ujar Iman Muhammad.
Perusahaannya baru-baru ini memperkenalkan Agentforce, jajaran agen AI mandiri untuk membantu pekerja dan dalam menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan di bidang jasa, penjualan, pemasaran, dan komersial, meningkatkan efisiensi dan kepuasan pelanggan secara signifikan.
Teknologi ini memberdayakan perusahaan dalam meningkatkan skala dan kapasitas tenaga kerjanya dengan mudah.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
Tag: #generatif #jadi #pilihan #prioritas #banyak #perusahaan #tapi #terkendala #pengelolaan #data