TikTok Perketat Penanganan Konten Ekstremisme dan Ujaran Kebencian
Ilustrasi TikTok. (Unsplash)
13:00
3 Desember 2025

TikTok Perketat Penanganan Konten Ekstremisme dan Ujaran Kebencian

TikTok mengumumkan serangkaian langkah baru untuk memperkuat penanganan konten ekstremisme dan ujaran kebencian di platform media sosial tersebut.

Langkah ini mencakup kerja sama dengan Violence Prevention Network serta bergabungnya TikTok dengan Global Internet Forum to Counter Terrorism (GIFCT), sebuah koalisi global yang berfokus menangani konten terorisme dan radikalisme online.

Mengutip Social Media Today (20/11/2025), TikTok menjelaskan bahwa kemitraan dengan Violence Prevention Network akan menghasilkan serangkaian materi edukasi yang bertujuan meningkatkan ketahanan komunitas terhadap propaganda ekstremis.

Materi ini dirancang untuk membantu pengguna memahami pola kerja kelompok radikal dan lebih kritis saat menemukan konten yang mencurigakan.

TikTok menekankan bahwa teknologi dapat dimanfaatkan untuk menjangkau dan mendidik pengguna secara langsung. Platform tersebut sebelumnya telah menghadirkan beragam sumber daya untuk meningkatkan literasi media.

Program baru ini akan memperluas upaya edukasi tersebut, terutama dalam mendorong pengguna agar lebih bertanggung jawab saat membuat maupun mengonsumsi konten.

Sebagai langkah awal, materi edukasi baru ini akan diluncurkan bagi pengguna di Jerman. Nantinya, pengguna di negara tersebut dapat menemukan sumber daya tersebut langsung di aplikasi saat mereka mencari istilah atau topik yang berkaitan dengan ekstremisme.

TikTok akan mengevaluasi efektivitas program ini sebelum memperluaskannya ke wilayah lain.

Selain kemitraan edukasi, TikTok juga resmi bergabung dengan GIFCT, organisasi internasional yang bekerja sama dengan perusahaan teknologi untuk memerangi penyebaran konten teroris.

Ilustrasi TikTok. [Unsplash/Collabstr] PerbesarIlustrasi TikTok. [Unsplash/Collabstr]

Melalui keanggotaan ini, TikTok akan berkolaborasi dalam mengembangkan strategi bersama, berbagi data, serta menerapkan pendekatan yang lebih efektif dalam mengidentifikasi dan menghapus konten berbahaya.

TikTok mengatakan rangkaian kemitraan ini diharapkan dapat memperkuat kemampuan perusahaan dalam mengurangi paparan pengguna terhadap konten ekstremis.

Selain langkah kolaboratif, TikTok juga mengklaim sistem deteksi otomatis yang mereka gunakan kini bekerja jauh lebih akurat.

Pada paruh pertama tahun ini, TikTok melaporkan:

  • Lebih dari 6,5 juta video dihapus karena melanggar aturan terkait organisasi kekerasan dan kebencian.
  • 98,9 persen dari konten tersebut dihapus sebelum dilaporkan oleh pengguna.
  • 94 persen di antaranya berhasil dihapus dalam waktu 24 jam sejak diunggah.
  • Selain itu, TikTok juga menurunkan 17 jaringan ekstremis yang melibatkan lebih dari 920 akun yang diduga menyebarkan kebencian.

Mengutip Social Media Today (20/11/2025), laporan sebelumnya menunjukkan bahwa TikTok memang menjadi salah satu ruang yang dimanfaatkan kelompok radikal untuk menyebarkan pesan dan merekrut anggota.

Sejumlah riset menemukan adanya konten kebencian yang berhasil meraih jangkauan luas, meski TikTok mengklaim sistem moderasinya terus berkembang. Kelompok ekstremis juga diketahui menggunakan istilah terselubung atau “cloaking terms” agar bisa lolos dari deteksi otomatis.

Meski TikTok menegaskan bahwa upaya penindakan terus diperkuat, platform ini mengakui bahwa penanganan konten ekstremis merupakan tantangan berkelanjutan.

Dengan jumlah pengguna global yang sangat besar dan kecepatan penyebaran informasi yang tinggi, platform sosial menjadi sasaran empuk bagi kelompok radikal untuk menyebarkan pengaruh.

Melalui kemitraan baru, peningkatan teknologi deteksi, dan edukasi pengguna, TikTok berharap lingkungan platform menjadi lebih aman.

Upaya ini juga menjadi sinyal bahwa perusahaan media sosial tidak lagi hanya mengandalkan moderasi konten, tetapi juga mulai menaruh perhatian pada pencegahan dini melalui peningkatan pemahaman publik.

Kontributor : Gradciano Madomi Jawa

Editor: Agung Pratnyawan

Tag:  #tiktok #perketat #penanganan #konten #ekstremisme #ujaran #kebencian

KOMENTAR