Kerja Tak Harus Selalu Sampai Larut Malam, Begini Kebiasaan Pendiri Netflix
Marc Randolph, Co-founder Netflix.(Ist)
14:45
17 November 2025

Kerja Tak Harus Selalu Sampai Larut Malam, Begini Kebiasaan Pendiri Netflix

Rangkuman:

  • Di tengah dominasi budaya “grind culture” di Silicon Valley, salah satu pendiri Netflix, Marc Randolph memilih ritme kerja yang jauh lebih sehat. Saat banyak talenta teknologi mengadopsi pola kerja ekstrem ala “996” (9 pagi–9 malam, 6 hari seminggu). Ia percaya bahwa kerja keras tidak harus berarti bekerja hingga larut malam atau mengorbankan seluruh waktu pribadi.
  • Selama tiga dekade, ia memegang teguh ritual setop bekerja setiap Selasa pukul 17.00.  Setiap Selasa tepat jam lima sore, apa pun yang terjadi, Randolph menghentikan semua aktivitas kerja dan menghabiskan malam bersama sahabatnya. Tidak ada rapat mendadak, telepon penting, atau masalah bisnis yang boleh melompati batas waktu tersebut. Baginya, ritual ini menjaga kewarasan, memperbarui energi, dan justru membantunya bekerja lebih baik di sisa pekan.

- Marc Randolph, salah satu pendiri Netflix, memiliki kebiasaan bekerja yang tak biasa dibanding dengan para bos atau karyawan perusahaan teknologi, yang berada di kawasan Silicon Valley.

Randolph memiliki prinsip bahwa kerja tak harus selalu sampai larut malam. Untuk diketahui, banyak talenta di Silicon Valley saat ini mengadopsi “grind culture” atau “hustle culture”, yang menekankan budaya kerja sangat keras untuk mencapai hasil maksimal.

Salah satu ukuran kerja keras adalah bekerja hingga larut malam. Seseorang normalnya bekerja dari jam 9 pagi hingga 5 sore (9 to 5) selama lima hari. Dalam budaya “grind culture”, seseorang bisa bekerja dari jam 9 pagi hingga jam 9 malam selama enam hari.

Di Silicon Valley, budaya kerja yang demikian biasa disebut juga dengan “996”, yang terinspirasi dari budaya kerja industri teknologi China. Saat tren kerja “996” mendominasi di Silicon Valley, Randolph memilih jalan berbeda.

Marc Randolph setop kerja jam 5 sore setiap selasa

Selama lebih dari tiga dekade (30 tahun), ia punya satu aturan teguh, setiap hari Selasa tepat pukul 17.00, ia menghentikan semua aktivitas kerja, tanpa pengecualian.

“Selama lebih dari tiga puluh tahun, saya memiliki batas waktu yang ketat pada hari Selasa. Hujan atau cerah, saya pulang tepat pukul 5 sore dan menghabiskan malam bersama sahabat terbaik saya. Kami akan menonton film, makan malam, atau sekadar berbelanja di pusat kota bersama,” kata Randolph.

"Tidak ada panggilan penting, rapat mendadak, atau krisis yang bisa mengganggu ritual ini," lanjutnya dilansir The Eonomic Times.

Bagi Randolph, momen Selasa petang bukan soal “me time” sesaat, melainkan blok "waktu suci" yang didedikasikan bagi hal yang tidak berkaitan dengan pekerjaan, seperti membangun startup, membaca data-data pengguna atau rekomendsi algoritma.

Ia mengatakan, “Selasa malam itu membuat saya tetap waras, dan membantu saya menyelesaikan sisa pekerjaan.” Ritual ini mungkin terdengar sederhana, tetapi bagi banyak pemimpin perusahaan di era “grind culture” yang menganggap sukses wajib berkorban siang-malam.

Langkah Randolph menawarkan refleksi alternatif, bahwa pertumbuhan bisnis tidak selalu harus sejajar dengan kelelahan. Ia mengingatkan bahwa menjaga keseimbangan bukan sekadar slogan, melainkan tindakan nyata yang berulang saban minggu.

Randolph memulai kariernya dengan Netflix saat perusahaan masih menyewakan DVD dan belum menjadi raksasa streaming. Di tengah tekanan membangun model bisnis disruptif, ia tetap mempertahankan batasan waktu kerja Selasa pukul 17.00 sebagai sesuatu yang tidak bisa diganggu.

Dalam sebuah sesi tanya jawab, ia pernah berujar bahwa jika ada masalah pada Selasa sore, maka harus diselesaikan sebelum jam lima.Randolph memulai karirnya dengan Netflix saat perusahaan masih menyewakan DVD dan belum menjadi raksasa streaming.

Di tengah tekanan membangun model bisnis disruptif, ia tetap mempertahankan batasan waktu kerja Selasa pukul 17.00 sebagai sesuatu yang tidak bisa diganggu.

Dalam sebuah sesi tanya jawab, ia pernah berujar bahwa jika ada masalah pada Selasa sore, maka harus diselesaikan sebelum jam lima.

Andrew Feldman, pendiri produsen chip AI Cerebras, bahkan menilai konsep work-life balance tidak relevan bagi mereka yang mengejar performa puncak. Di sisi lain, suara berbeda datang dari para tokoh senior industri.

Jamie Dimon dari JPMorgan menekankan pentingnya menjaga kesehatan mental dan fisik sebagai bagian dari perjalanan karier jangka panjang.

CEO Whole Foods, Jason Buechel, juga menerapkan batas kerja yang jelas dan mendorong karyawan menggunakan cuti berbayar sepenuhnya, sebagai upaya memastikan produktivitas tidak harus dibeli dengan kelelahan.

Saat sebagian besar pemimpin menjual narasi tidur lima jam atau “grind nonstop,” Randolph memilih membuktikan bahwa ia bisa sukses tanpa korbankan kesehatan dan kebahagiaan pribadi.

Dapatkan update berita teknologi dan gadget pilihan setiap hari. Mari bergabung di Kanal WhatsApp KompasTekno. Caranya klik link https://whatsapp.com/channel/0029VaCVYKk89ine5YSjZh1a. Anda harus install aplikasi WhatsApp terlebih dulu di ponsel.

Tag:  #kerja #harus #selalu #sampai #larut #malam #begini #kebiasaan #pendiri #netflix

KOMENTAR