Nilai Bisnis E-commerce Indonesia Tahun 2025 Tembus Rp 1.187 Triliun
Ilustrasi e-commerce. Ditjen Pajak tengah finalisasi aturan pemotongan pajak penghasilan atau PPh 0,5 persen bagi toko online di e-commerce seperti Tokopedia dan Shopee.(Dok. Shutterstock)
19:21
13 November 2025

Nilai Bisnis E-commerce Indonesia Tahun 2025 Tembus Rp 1.187 Triliun

- Sektor e-commerce masih menjadi tulang punggung ekonomi digital Indonesia tahun 2025. 

Berdasarkan laporan e-Conomy SEA 2025, nilai Gross Merchandise Value (GMV) sektor ini diperkirakan akan mencapai 71 miliar dollar AS (sekitar Rp 1.187 triliun), meningkat 14 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang memiliki GMV senilai 65 miliar dollar AS.

Country Director Google Indonesia, Veronica Utami, mengatakan bahwa salah satu faktor terbesar sektor e-commerce jadi kontributor terbesar adalah karena didorong oleh pertumbuhan video commerce.

"Sektor e-commerce tetap menjadi menjadi kontributor terbesar bagi GMV di Indonesia. Salah satu faktornya karena didorong oleh pesatnya pertumbuhan video commerce," pungkas Vero, saat memaparkan laporan e-Conomy SEA 2025 di kantor Google Indonesia di Jakarta, Kamis (13/11/2025).

Video commerce adalah konten video yang dibuat khusus untuk mempromosikan dan menjual produk secara online, seperti misalnya live yang marak di platform e-commerce saat ini.

Veronica Utami, Country Director Google Indonesia saat memaparkan laporan e-Conomy SEA 2025 di kantor Google Indonesia di Jakarta, Kamis (13/11/2025).KOMPAS.com/Marsha Bremanda Veronica Utami, Country Director Google Indonesia saat memaparkan laporan e-Conomy SEA 2025 di kantor Google Indonesia di Jakarta, Kamis (13/11/2025).

Menurut Veronica, video commerce di Tanah Air kini diibaratkan sebagai "mesin" yang sudah mengakselerasi seluruh sektor e-commerce yang ada.

Pertumbuhan ini terlihat dari volume transaksi video commerce yang melonjak hingga 90 persen dari tahun ke tahun, bahkan tahun 2025 ini mencapai angka transaksi hingga 2,6 miliar.

"Peningkatan volume transaksi di Indonesia didukung oleh peningkatan ekosistem penjual dan juga toko yang berkembang sangat pesat, yakni 75 persen dari tahun ke tahun. Jumlah total penjual dan toko juga diperkirakan mencapai 800.000 di seluruh Indonesia," tuturnya.

Vero melanjutkan, secara keseluruhan, pertumbuhan video commerce di Indonesia didominasi oleh kategori-kategori tertentu, di mana saat ini konsumen sangat mengandalkan visualisasi dan demonstrasi produk secara langsung.

Bahkan laporan mengungkap, dalam satu tahun terakhir, waktu yang dihabiskan konsumen Indonesia untuk menonton video yang berkaitan dengan belanja meningkat lebih dari 400 persen.

"Ini menandakan bahwa audience, tidak hanya menonton, mereka juga adalah konsumen yang punya intensitas tinggi. Biasanya dalam fase research atau sedang mengambil keputusan belanja," jelas Vero.

Pertumbuhan volume transaksi video commerce di Indonesia melonjak hingga 90 persen dari tahun ke tahun. Waktu yang dihabiskan konsumen untuk menonton video yang berkaitan dengab belanja pun meningkat hingga lebih dari 400 persen.KOMPAS.com/Marsha Bremanda Pertumbuhan volume transaksi video commerce di Indonesia melonjak hingga 90 persen dari tahun ke tahun. Waktu yang dihabiskan konsumen untuk menonton video yang berkaitan dengab belanja pun meningkat hingga lebih dari 400 persen.

Sektor digital lain ikut tumbuh

Selain e-commerce, laporan e-Conomy SEA 2025 juga mengungkap bahwa ada lima sektor digital lain yang turut meningkatkan nilai ekonomi digital di Indonesia.

Kelima sektor tersebut yaitu mencakup transportasi dan layanan pesan antar makanan, online travel, media online, serta layanan keuangan digital.

Secara rinci, sektor transportasi dan layanan pesan antar makanan, online travel, tercatat memiliki pertumbuhan sekitar 13 persen dari tahun ke tahun. Pada tahun ini, total nilainya mencapai 10 miliar dollar AS.

"Tumbuhnya 13 persen dari tahun ke tahun, dan mencapai 10 miliar dollar AS. Ini menunjukkan bahwa ada ketahanan dan stabilitas yang luar biasa dalam perilaku konsumen itu sendiri," papar Vero.

Kemudian pada sektor media online, yang mencakup gaming, periklanan, dan musik (termasuk video on demand), menunjukkan peningkatan pertumbuhan sebesar 16 persen dan mencapai total nilai 9 miliar dollar AS.

Terakhir, sektor layanan keuangan digital (DFS), yang mencatat pertumbuhan Gross Transaction Value (GTV) mencapai 538 miliar dollar AS (sekitar Rp 8.999 triliun), mewakili pertumbuhan 27 persen dari tahun ke tahun.

Nilai ekonomi digital Indonesia tahun 2025 diperkirakan mencapai 100 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1.672 triliun, menjadikan Indonesia sebagai pasar ekonomi digital terbesar se-Asia Tenggara.KOMPAS.com/Marsha Bremanda Nilai ekonomi digital Indonesia tahun 2025 diperkirakan mencapai 100 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1.672 triliun, menjadikan Indonesia sebagai pasar ekonomi digital terbesar se-Asia Tenggara.

Menurut laporan Google, pertumbuhan tersebut sebagian besar didorong oleh faktor pembayaran digital Qris.

Skala ini, kata Vero, sebagian besar didorong oleh keberhasilan sistem pembayaran Qris dalam menyatukan pasar dan juga mendorong adopsi digital yang lebih besar lagi.

"Angkanya sangat masif dan ini menjadikan status kita sebagai pasar pembayaran digital terbesar di Asia Tenggara," pungkas Vero.

Faktor yang terakhir, ada digital lending yang dari tahun 2024 sampai 2025 ini, saldo buku pinjamannya diproyeksikan tumbuh sebesar 29 persen.

Tag:  #nilai #bisnis #commerce #indonesia #tahun #2025 #tembus #1187 #triliun

KOMENTAR