Induk ChatGPT Siap-siap Jual Saham ke Publik, Nilainya Terbesar Sepanjang Sejarah?
- Perusahaan induk chatbot ChatGPT, OpenAI, disinyalir akan masuk ke bursa saham dan melakukan initial public offering (IPO) tahun depan.
Laporan Reuters dari sumber dalam industri mengatakan, OpenAI sebenarnya diprediksi akan melakukan IPO pada 2027 mendatang. Namun, bisa lebih cepat dan perkiraan sekitar paruh kedua (Juli-Desember) 2026 mendatang.
Dalam rencana IPO ini, OpenAI disebut menargetkan pengumpulan dana mulai dari 60 miliar dollar AS atau sekitar Rp 997 triliun, tergantung kondisi pasar dan pertumbuhan bisnis.
Jika terjadi, maka ini akan menjadi momen IPO terbesar sepanjang sejarah, mengalahkan perusahaan minyak dan gas nasioal asal Arab Saudi, Saudi Aramco, yang melantai pada 2019 lalu dan mengumpulkan 25,6 miliar dollar AS (sekitar Rp 425 triliun).
Sumber industri Reuters juga memprediksi, apabila OpenAI IPO, valuasi perusahaan diperkirakan akan mencapai 1 triliun dollar AS atau sekitar Rp 16.000 triliun.
Belum ada informasi apakah kabar di atas benar atau tidak. Namun yang jelas, juru bicara OpenAI mengatakan pihaknya kini tak fokus di IPO.
"Fokus kami adalah membangun bisnis yang berkelanjutan dan memastikan manfaat AI yang cerdas seperti manusia, atau AGI (Artificial General Intelligence) dapat dirasakan semua orang,” kata juru bicara OpenAI kepada Reuters.
Sebelumnya, CEO OpenAI, Sam Altman juga buka suara terkait kabar IPO perusahaan. Menurut dia, hal ini mungkin saja terjadi karena kebutuhan perusahaan belakangan memang meningkat, dan IPO bisa jadi solusinya.
“Saya rasa cukup wajar jika mengatakan bahwa itu (IPO) kemungkinan besar akan menjadi arah kami ke depan, mengingat kebutuhan modal dan pendanaan kami yang akan cukup besar di masa depan," ujar Sam.
OpenAI jadi perusahaan cari untung
OpenAI ChatGPT. OpenAI mencapai valuasi Rp 8.316 triliun setelah transaksi penjualan saham karyawan. Angka ini melampaui valuasi SpaceX milik Elon Musk.
Sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Reuters, Kamis (30/10/2025), kabar mengenai IPO ini mencuat setelah adanya restrukturisasi besar-besaran dalam internal OpenAI.
Pada 28 Oktober 2025 lalu, OpenAI membentuk entitas baru bernama OpenAI Group PBC (Public Benefit Corporation), sementara induk nirlaba sebelumnya kini berganti nama menjadi OpenAI Foundation.
Yayasan ini memegang 26 persen saham OpenAI Group (setara Rp 2.161 triliun) dan bisa beratmbah sesuai pertumbuhan valuasi perusahaan.
Kemudian sebanyak 47 persen saham dimiliki karyawan serta investor lama dan baru. Restrukturisasi ini sendiri melanjutkan rencana yang telah digagas sejak tahun lalu.
Sebagai komitmen pasca restrukturisasi, OpenAI Foundation akan menyalurkan 25 miliar dolar AS (Rp 415 triliun) untuk riset kesehatan dan keamanan AI.
Seiring dengan ini, OpenAI juga memperbarui kemitraannya dengan Microsoft yang kini memegang 27 persen saham.
Microsoft memperoleh hak kekayaan intelektual atas model dan produk OpenAI hingga 2023, serta model masa depan yang berkaitan dengan AGI (Artificial General Intelligence).
Sebagai bagian kerja sama, OpenAI akan menggunakan layanan Azure senilai 259 miliar dolar AS (Rp 4.305 triliun) secara bertahap.
Kedua pihak menyebut kemitraan baru ini akan memperkuat inovasi dan memperluas peluang ekonomi berbasis AI di masa depan.
Tag: #induk #chatgpt #siap #siap #jual #saham #publik #nilainya #terbesar #sepanjang #sejarah