AI Bikin Jam Kerja Karyawan Malah Bertambah, Riset Membuktikan
Ilustrasi beberapa logo aplikasi chatboi artificial intelligence (AI). (Thomas Fuller/SOPA Images via Getty Images)
15:15
27 Oktober 2025

AI Bikin Jam Kerja Karyawan Malah Bertambah, Riset Membuktikan

– Riset terbaru membuktikan bahwa penggunaan kecerdasan buatan (AI) seperti ChatGPT, Perplexity, dll. membuat jam kerja karyawan bertambah dan waktu luang mereka berkurang, meski bisa mempercepat penyelesaian pekerjaan. 

Penelitian yang dilakukan oleh sejumlah ekonom dari berbagai universitas, antara lain Wei Jiang (Emory University), Junyoung Park (Auburn University), Rachel (Jiqiu) Xiao (Fordham University), dan Shen Zhang (Seton Hall University), mengungkap dampak penggunaan AI generatif terhadap pola kerja karyawan.

Makalah mereka yang berjudul "AI and the Extended Workday: Productivity, Contracting Efficiency, and Distribution of Rents" meneliti hubungan antara paparan AI dan perubahan jam kerja serta waktu luang karyawan.

Jam kerja bertambah, waktu luang berkurang

Riset ini dimulai dari pengalaman Wei Jiang, seorang profesor keuangan di Emory University, yang awalnya terkesan dengan kemampuan AI seperti ChatGPT. Ia berharap AI bisa meringankan beban kerja dan meningkatkan efisiensi.

Namun, seiring waktu, Jiang justru merasakan jam kerjanya bertambah. Setelah berbincang dengan kolega, semuanya mengatakan mengalami hal serupa, yakni bekerja lebih lama dari sebelumnya.

Untuk menguji pengalamannya, Jiang dan tim mengkaji data dari American Time Use Survey (ATUS), survei tahunan yang dilakukan Biro Statistik Tenaga Kerja AS sejak 2004 hingga 2023.

Survei ini mencatat bagaimana orang Amerika menghabiskan waktu dalam sehari, termasuk durasi kerja dan waktu luang.

Analisis data ATUS menunjukkan bahwa karyawan yang pekerjaannya lebih banyak terpapar AI generatif mengalami peningkatan jam kerja secara signifikan dan waktu luang yang menurun setelah kehadiran ChatGPT.

Pada 2022-2023, periode ketika penggunaan AI mulai meluas, rata-rata jam kerja karyawan bertambah sekitar 3,15 jam per minggu. Sementara waktu luang berkurang sekitar 3,20 jam per minggu.

Kepuasan kerja menurun, meski upah naik

Dalam temuannya, Jiang dan tim menegaskan bahwa AI memang bisa meningkatan produktivitas karyawan. Namun, masalahnya adalah karyawan tidak selalu mendapat manfaat dari peningkatan tersebut.

Menurut Jiang, dalam dunia kerja apalagi yang berkaitan dengan AI, ada tiga pihak yang diuntungkan. Tiga pihak tersebut antara lain yaitu organisasi dan pemegang saham, karyawan, dan konsumen.

Dalam pasar tenaga kerja yang kompetitif ditambah dengan adanya AI, daya tawar karyawan menjadi rendah sehingga keuntungan dari efisiensi AI lebih banyak dinikmati oleh pemilik perusahaan dan konsumen.

"Saya pikir secara umum orang cenderung setuju bahwa teknologi AI tampaknya memberikan keuntungan terbesar bagi konsumen dan perusahaan, dan tidak banyak bagi sebagian besar pekerja," kata Jiang, dikutip KompasTekno dari The Register. 

Selain beban kerja yang meningkat, penelitian menyebutkan jam kerja bertambah juga karena penggunaan teknologi pengawasan berbasis AI (AI surveillance), terutama bagi pekerja jarak jauh.

Karyawan dengan paparan pengawasan AI yang intens cenderung bekerja lebih lama setelah pandemi.

Meski karyawan yang sering terpapar AI cenderung mendapatkan upah lebih tinggi, mereka justru melaporkan tingkat kepuasan kerja yang lebih rendah.

Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan produktivitas dan jam kerja yang lebih panjang akibat AI tidak selalu berbanding lurus dengan kesejahteraan karyawan.

"Hasil gabungan menunjukkan bahwa meskipun peningkatan produktivitas yang didorong oleh AI menjanjikan efisiensi yang lebih besar, hal ini justru mengakibatkan jam kerja yang lebih panjang dan kepuasan karyawan yang lebih rendah," tulis riset tersebut. 

Tag:  #bikin #kerja #karyawan #malah #bertambah #riset #membuktikan

KOMENTAR