



Ketika Netizen Indonesia Banjiri Hutan Amazon Rating Bintang 1 di Google Maps sebagai Balasan...
- Tewasnya pendaki perempuan asal Brasil, Juliana Marins (26) di Gunung Rinjani, tak hanya meninggalkan duka.
Tragedi ini juga memercikan perseteruan di dunia maya antara netizen (warganet) Indonesia dan Brasil.
Warganet Brasil merasa tidak terima dengan kematian Juliana Marins. Mereka turut mengkritik proses penyelamatan yang dianggap terlalu lamban dan tidak sesuai harapan.
Kritikan itu muncul di berbagai platfrom, termasuk aplikasi navigasi digital Google Maps. Berdasarkan pantauan KompasTekno di Google Maps, Senin (30/6/2025), warganet Brasil memberikan rating bintang 1 untuk lokasi "Taman Nasional Gunung Rinjani" dan "Gunung Rinjani (Mount Rinjani)".
Mayoritas komentar dituliskan dalam bahasa Inggris. Kebanyakan, ulasan rating bintang 1 Gunung Rinjani oleh netizen Brasil berisi soal luapan kekecewaan mereka atas nasib Juliana Marins.
"Tempat di mana mereka menelantarkan turis di puncak gunung dan tidak ada tim penyelamat saat kejadian, mereka menelantarkannya selama empat hari sampai dia meninggal dalam keadaan haus dan lapar, dan mereka melihat turis itu dengan drone sampai ia meninggal dan hal yang paling bisa mereka lakukan hanya melihatnya lewat drone, tidak ada lagi!!" tulis salah satu warganet Brasil yang juga menyertakan foto Juliana Marins dalam komentar itu.
Adapun tim penyelamat dilaporkan sudah tiba ke lokasi jatuhnya Juliana pada hari Minggu, (22/6/2025) dini hari, atau sehari setelah korban jatuh ke lereng.
Penyelamatan dilakukan beberapa hari karena medan yang terjal dan cuara buruk, hingga korban baru bisa dievakuasi Rabu (25/6/2026) dalam keadaan tidak bernyawa.
Tangkapan layar beberapa ulasan dan rating bintang 1 untuk Gunung Rinjani yang diberikan warganet Brasil. Kebanyakan ulasan memuat ungkapan kekecewaan dan kesedihan atas tragedi Juliana Marins di Gunung Rinjani.
Komentar lain juga menarasikan anjuran untuk tidak mengunjungi Gunung Rinjani.
"Jangan pergi ke taman ini. Apabila ada kecelakaan, tidak ada tim penyelamat yang siap dan mau menolong," tulis warganet Brasil lainnya.
Beberapa komentar sejenis juga bertebaran, termasuk yang menggunakan Bahasa Indonesia. Ulasan berbahasa Indonesia tersebut tampak kaku, kemungkinan ditulis dengan bantuan tool terjemahaan seperti Google Translate.
"Jangan mengunjungi tempat ini, mereka membiarkan Juliana Marins mati kedinginan, kehausan, dan kelaparan, mereka lalai, taman ini harus ditutup!!" tulis netizen Brasil lainnya.
Balasan warganet Indonesia, Hutan Amazon rating bintang 1
Kritikan rating bintang 1 untuk Gunung Rinjani di Google Maps lantas mendapat balasan dari warganet Indonesia.
Di platform yang sama, netizen Tanah Air menyerbu lokasi "Hutan Hujan Amazon (Amaozn Rainforest)" dengan rating bintang 1.
Berbeda dengan kritikan dari warganet Brasil, ulasan dari netizen Indonesia lebih beragam. Sebagian justru keluar dari topik utama dengan tambahan foto yang sama sekali tidak terkait konteks. Seperti foto meme atau bahkan foto selfie.
Ada juga yang menyisipkan foto pemandangan Gunung Rinjani, meskipun di "lapak" Hutan Amazon di Google Maps. Khas celotehan warganet Indonesia di dunia maya.
"Gak suka, jelek, gak sopan monyetnya."
"Nggak banget sama airnya lumutan."
"Mumpung lagi sendiri gasskeen."
"Wah jauh-jauh dari Rinjani ke Amazon pengen ketemu Jef Bezof malah adanya binatang semua hadeh..nyesel."
"Mau dijatuhkan bagaimana pun oleh siapapun, Gunung Rinjani akan tetap menunjukkan keanggunan dan keindahannya,..."
Begitu kira-kira ulasan warganet Indonesia yang membanjiri Hutan Amazon di Google Maps.
Tangkapan layar Hutan Amazon yang mendapat rating bintang 1 dari warganet Indonesia, diduga sebagai balasan atas rating bintang 1 untuk Gunung Rinjani.
Kronologi tragedi Juliana Marins di Gunung Rinjani
Badan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) saat mengevakuasi jasad Juliana Marins, pendaki asal Brasil yang terjatuh di Gunung Rinjani, Pulau Lombok, Nisa Tenggara Barat, Senin (23/6/2025). Juliana Marins jatuh pada Sabtu (21/6/2025) dan ditemukan tewas.
Diberitakan sebelumnya, Julianan Marins dilaporkan jatuh ke jurang saat mendaki Gunung Rinjani, Sabtu (21/6/2025).
Empat hari kemudian, tim SAR baru bisa mengevakuasinya dalam keadaan tidak bernyawa. Proses evakuasi berjalan rumit lantaran medan yang terjal dan cuaca buruk yang kerap berubah-ubah di puncak Gunung Rinjani.
Berikut kronologi evakuasi Juliana Marins di Gunung Rinjani, sebagaimana dirangkum Kompas.com dari BBC Brasil.
1. Sabtu, 21 Juni 2025 pukul 05.00 WIB
Juliana dilaporkan jatuh saat mendaki Gunung Rinjani, menuruni lereng sekitar 300 meter di medan terjal.
2. Minggu, 22 Juni 2025, 03.10 WIB
Tim memulai operasi pencarian, yang berlanjut selama beberapa hari berikutnya dan terganggu beberapa kali oleh kondisi cuaca buruk. Juliana terlihat duduk di lereng dalam gambar yang diambil oleh drone wisatawan.
3. Senin, 23 Juni, 05.04 WIB
Kantor Pemerintah Brasil mengeluarkan pernyataan yang menginformasikan bahwa pihaknya telah memobilisasi otoritas lokal tingkat tinggi, dengan duta besar yang berhubungan langsung dengan badan penyelamat.
Dua pejabat kedutaan mendatangi lokasi untuk memantau pencarian. Menteri Luar Negeri Brasil, Mauro Vieria, mulai menghubungi daerah tersebut untuk meminta bala bantuan bagi operasi tersebut.
4. Senin, 23 Juni, 05.04 WIB
Juliana ditemukan oleh tim penyelamat yang menggunakan pesawat nirawak, terjebak di lereng berbatu pada kedalaman sekitar 500 meter.
Pengamatan visual menunjukkan bahwa dia tidak bergerak. Informasi tersebut dirilis pada hari Senin oleh profil resmi "Taman Nasional Rinjani" di Instagram.
5. Senin, 23 Juni, 11.00 WIB
Halaman "Kunjungi Gunung Rinjani" di Instagram menerbitkan informasi baru yang menyoroti bahwa dua hari telah berlalu sejak kecelakaan di jalur pendakian puncak.
Teks tersebut menyebutkan bahwa teriakan minta tolong yang terdengar di lokasi masih bergema dalam ingatan banyak orang dan membangkitkan emosi yang mendalam.
Akun tersebut melaporkan bahwa, hingga saat itu, mereka masih menunggu pernyataan resmi dari pihak berwenang dan tim penyelamat, yang terus bekerja dalam kondisi yang menantang.
Laporan tersebut menyatakan harapan bahwa upaya tersebut akan menghasilkan kabar baik dan wanita Brasil tersebut dapat ditemukan dengan selamat.
6. Senin, 23 Juni, pukul 15.00 WIB
Upaya penyelamatan terhenti karena cuaca buruk. Sebelumnya dilaporkan bahwa pencarian tidak akan dilakukan pada malam hari.
7. Senin, 23 Juni
Staf dari Kedutaan Besar Brasil tiba di lokasi untuk mengawasi langsung penyelamatan.
8. Senin, 23 Juni, pukul 21.36 WIB
Halaman Instagram @resgatejulianamarins menyatakan bahwa dua pendaki gunung berpengalaman dari daerah tersebut sedang dalam perjalanan ke lokasi kecelakaan, dengan peralatan khusus untuk mendukung tim. Tidak ada konfirmasi apakah mereka akan bekerja pada malam hari.
9. Selasa, 24 Juni, sekitar pukul 07.00 WIB
Halaman Instagram @resgatejulianamarins menyatakan bahwa pencarian di Indonesia dilanjutkan pada pukul 06.00 pada hari Selasa (24 Juni).
Sebuah latihan dilaporkan telah diposisikan untuk melaksanakan "rencana B" penyelamatan, dan penggunaan helikopter dilaporkan sedang dipertimbangkan.
10. Selasa, 24 Juni, sekitar pukul 09.50 WIB
Halaman Instagram @resgatejulianamarins menyatakan bahwa tim penyelamat turun 400 meter, tetapi memperkirakan Juliana berada lebih jauh, sekitar 650 meter. Dua helikopter, yang diposisikan di Pulau Sumbawa dan di ibu kota, Jakarta, dilaporkan dalam keadaan siaga untuk lepas landas.
11. Selasa, 24 Juni, sekitar pukul 14.30 WIB
Halaman Instagram @resgatejulianamarins melaporkan bahwa ada tiga rencana penyelamatan yang berlaku pada saat itu dan mengonfirmasi bahwa tidak mungkin untuk melanjutkan dengan helikopter karena kondisi cuaca saat ini.
12. Selasa, 24 Juni, sekitar pukul 18.00 WIB
Pihak berwenang di taman tempat kecelakaan terjadi menutup sebagian jalur tempat mereka mencoba melakukan penyelamatan untuk mencegah kerumunan wisatawan yang penasaran.
13. Selasa, 24 Juni, sekitar pukul 21.00 WIB
Halaman Instagram @resgatejulianamarins mengonfirmasi bahwa Juliana ditemukan meninggal dunia.
14. Rabu, 25 Juni
Tim penyelamat melanjutkan operasi dan mengevakuasi jenazah Juliana Marins.
15. Kamis, 26 Juni, sekitar pukul 21.35 WIB
Jenazah Juliana dibawa ke RSUD Bali Mandara di Bali untuk diautopsi.
Tag: #ketika #netizen #indonesia #banjiri #hutan #amazon #rating #bintang #google #maps #sebagai #balasan