



Transformasi Digital di Pendidikan Vokasi Bantu Siapkan Generasi Siap Kerja lewat Teknologi
- Di tengah arus digitalisasi yang makin deras, dunia pendidikan dituntut untuk tak sekadar ikut arus, tetapi menjadi bagian aktif dari perubahan itu sendiri. Termasuk di pendidikan vokasi.
Pendidikan vokasi tak bisa lagi berjalan di jalur konvensional. Transformasi digital bukan sekadar pilihan, tetapi menjadi syarat utama agar lulusan siap menjejak dunia industri yang makin terdigitalisasi.
Seperti SMK Bakti Idhata, sebuah sekolah kejuruan berbasis teknologi di Jakarta Selatan, menjadi contoh konkret bagaimana digitalisasi bukan hanya tren, tapi kebutuhan nyata untuk membekali generasi muda menghadapi era industri 4.0.
Langkah terbaru mereka, memperkuat transformasi digital melalui kemitraan strategis dengan Telkom Indonesia, khususnya lewat ekosistem Indibiz Sekolah, platform layanan digital yang dirancang untuk mendukung dunia pendidikan.
Melalui kerja sama ini, sekolah mendapat akses ke jaringan internet cepat, infrastruktur ruang kelas digital, hingga platform pembelajaran interaktif seperti Pijar. Semuanya dirancang untuk membentuk ekosistem belajar yang adaptif, modern, dan relevan dengan kebutuhan industri saat ini.
“Sebagai sekolah swasta berbasis IT, kami dituntut untuk terus relevan. Internet cepat, laboratorium yang terus diperbarui, serta pelatihan digital dari Telkom adalah fondasi untuk mendidik siswa agar siap bersaing,” ujar Nurman, Kepala SMK Bakti Idhata terkait kemitraannya dengan grup Telkom.
Sekolah ini memiliki tiga jurusan utama yang sangat beririsan dengan kebutuhan dunia digital: Desain Komunikasi Visual (DKV), Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ), serta Rekayasa Perangkat Lunak (RPL).
Tak heran jika para siswanya kerap menorehkan prestasi, baik di bidang akademik seperti Lomba Kompetensi Siswa tingkat Jakarta Selatan, maupun di bidang olahraga dan desain grafis.
Transformasi digital tak berhenti pada fasilitas. Seluruh guru dibekali laptop, ruang kelas dilengkapi akses WiFi, dan sistem absensi pun telah dilakukan secara digital. Bahkan, untuk meningkatkan literasi teknologi dan semangat kolaboratif, sekolah ini pernah menggelar kompetisi e-sports Mobile Legends antar siswa.
Lebih dari sekadar infrastruktur, Nurman menekankan pentingnya pendampingan berkelanjutan bagi para guru untuk mengikuti laju perubahan teknologi yang cepat.
“Di bawah Kurikulum Merdeka, guru dituntut untuk terus belajar. Maka pelatihan dan pendampingan seperti yang Telkom lakukan mulai dari program IoT hingga platform pembelajaran Pijar, sangat kami butuhkan,” jelasnya.
Kemitraan ini, menurut Nurman, adalah gambaran ideal bagaimana sinergi antara dunia pendidikan dan industri mampu mempercepat lahirnya generasi digital yang tidak hanya siap kerja, tetapi juga siap menciptakan karya.
“SMK sering dianggap kelas dua dibanding SMA, padahal siswa kami justru banyak yang bisa kuliah sambil bekerja. Sekitar 60% lulusan kami melanjutkan pendidikan tinggi sambil tetap mandiri secara ekonomi. Itu membuktikan, dengan dukungan industri yang tepat, SMK bisa menjadi jalan utama menuju masa depan,” pungkasnya.
Seperti sudah disinggung di atas, digitalisasi bukan lagi sekadar pilihan. Dalam dunia yang terus terkoneksi, pendidikan berbasis teknologi adalah jembatan penting untuk mencetak talenta yang siap menghadapi tantangan zaman.
Tag: #transformasi #digital #pendidikan #vokasi #bantu #siapkan #generasi #siap #kerja #lewat #teknologi