Drama Elon Musk Vs Trump, dari Kawan, Lawan, hingga Penyesalan
CEO Tesla Elon Musk menerima kunci dari Presiden AS Donald Trump di Ruang Oval Gedung Putih pada 30 Mei 2025 di Washington, DC. Musk, yang menjabat sebagai penasihat Trump dan memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah, mengumumkan bahwa ia akan meninggalkan perannya dalam pemerintahan Trump untuk kembali fokus pada bisnisnya.(KEVIN DIETSCH / AFP)
11:18
13 Juni 2025

Drama Elon Musk Vs Trump, dari Kawan, Lawan, hingga Penyesalan

- Hubungan antara Elon Musk dan Donald Trump kembali menjadi sorotan publik. Dua tokoh berpengaruh asal Amerika Serikat ini kini justru saling serang di media sosial, padahal sebelumnya dikenal sebagai sekutu. 

Konflik bermula dari serangkaian unggahan kontroversial Musk yang menyindir kebijakan hingga isu pribadi Trump. Perseteruan itu pun memanas hingga Trump menyatakan tidak ingin berdamai. 

Namun, suasana mulai mereda ketika Musk akhirnya menyampaikan permintaan maaf terbuka melalui platform X/Twitter. Ia mengakui penyesalan atas sejumlah unggahan yang dinilai berlebihan.

Permintaan maaf ini sontak viral, memicu gelombang komentar. Mulai dari pujian hingga kecurigaan, dan menandai babak baru dalam hubungan kompleks antara dua tokoh eksentrik ini.

Lantas, bagaimana sebenarnya perjalanan hubungan antara Elon Musk dan Donald Trump? Dari masa-masa akrab hingga kini saling sindir di ruang publik, berikut ulasan lengkap drama yang mewarnai dinamika keduanya.

Dari sekutu politik hingga “Timses” Trump

Sebelum hubungan keduanya memburuk, Elon Musk dan Donald Trump dikenal cukup dekat. Saat Trump mencalonkan diri sebagai presiden, Musk kerap menunjukkan dukungannya secara terbuka. 

Bahkan, ia sempat membuat situs giveaway bertajuk TrumpWin2024.org, yang berisi kuis dan hadiah menarik bagi warga yang mendukung kampanye Trump. 

Kedekatan mereka semakin terlihat saat Trump menunjuk Musk sebagai Kepala Department of Government Efficiency (DOGE) pada Januari 2025, sebuah posisi simbolik yang dianggap sebagai “penghargaan” atas kontribusi Musk selama masa kampanye. 

Tak hanya itu, dalam beberapa pidato publik, Trump kerap menyebut Musk sebagai “visioner” dan “kartu AS” dalam agenda efisiensi pemerintahannya.

Namun, selama beberapa bulan pertama pemerintahan Trump, mulai muncul celah dalam hubungan tersebut. Musk mulai vokal terhadap sejumlah kebijakan lingkungan dan fiskal yang dia nilai “tidak masuk akal”, meski saat itu masih disampaikan dengan nada diplomatis. 

Celah itulah yang kemudian melebar, hingga akhirnya berubah menjadi jurang konflik terbuka di pertengahan 2025.

Pada 30 Mei 2025, ia mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Kepala DOGE melalui platform X. Dalam pernyataannya, Musk menyebut bahwa masa tugasnya telah selesai dan ia ingin kembali fokus menjalankan perusahaannya. 

Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Trump, tetapi menambahkan bahwa dirinya dan sang presiden “tidak selalu sejalan dalam cara berpikir”.

Pernyataan itu menandai pergeseran nada dari sebelumnya yang penuh dukungan, menjadi lebih hati-hati dan terbuka soal perbedaan visi. 

Meski mengaku masih menghormati Trump secara pribadi, Musk mulai mengambil jarak dari kebijakan-kebijakan tertentu yang dia anggap bertentangan dengan prinsip efisiensi anggaran yang selama ini ia perjuangkan di DOGE.

RUU BBB, titik balik konflik

Puncak ketegangan terjadi saat Trump mengusulkan Rancangan Undang-Undang One Big Beautiful Bill (BBB), sebuah RUU ambisius yang mencakup reformasi ekonomi, sosial, pertahanan, dan lingkungan. 

RUU ini diklaim akan menghemat anggaran negara hingga 1,6 triliun dolar AS. Namun, Musk justru menganggapnya sebagai langkah mundur yang berisiko memperparah defisit dan mencederai semangat efisiensi yang pernah dia pimpin di DOGE.

Dalam wawancara dengan CBS, Musk menyebut RUU BBB “menghamburkan anggaran” dan berpotensi menggagalkan upaya pemangkasan birokrasi yang ia jalankan selama menjabat. Bahkan di platform X, Musk menyindir RUU itu sebagai “Slim Ugly Bill”, dan mengatakan bahwa isinya bertentangan dengan janji kampanye Trump sendiri.

Saling serang di medsos: dari sindiran hingga skandal

Pertikaian berlanjut ke ruang publik. Pada awal Juni, Musk meluncurkan rangkaian unggahan tajam di platform X yang menyindir RUU BBB dan menyebut Trump sebagai “pemimpin yang tidak tahu berterima kasih”. 

Ia juga mengklaim bahwa tanpa dukungan dirinya, Trump tak akan menang pemilu. Trump pun tak tinggal diam. Ia membalas melalui Truth Social, menyebut Musk sudah “gila” dan mengancam akan mencabut subsidi untuk Tesla dan SpaceX.

Ketegangan memuncak ketika Musk menyinggung skandal Trump yang terkait dengan Jeffrey Epstein. Cuitan tersebut membuat publik geger, dan Trump disebut sangat murka. 

Beberapa analis menyebut ini sebagai titik tanpa balik dalam hubungan mereka. Trump bahkan dikabarkan mengatakan kepada staf Gedung Putih bahwa ia “tak akan pernah mau berbicara lagi dengan Musk.”

Dampak dari perseteruan ini terasa nyata, terutama di sektor ekonomi. Saham Tesla anjlok dari 342 dolar AS menjadi 295 dolar AS hanya dalam tiga hari, menyusul komentar pedas Trump dan spekulasi pencabutan subsidi federal. Trump bahkan menyatakan ingin menjual mobil Tesla miliknya sebagai bentuk protes.

Di sisi lain, Musk sempat mengancam akan menghentikan misi SpaceX Dragon ke ISS (Stasiun Luar Angkasa Internasional), namun menarik kembali pernyataannya sehari kemudian setelah menuai kritik dari publik dan NASA. 

Ia juga sempat menggoda kemungkinan membentuk partai politik baru untuk “kelompok yang kecewa dengan Partai Republik dan Demokrat.”

Elon Musk menyesal 

Setelah beberapa hari memanas dengan saling sindir tajam di media sosial, Elon Musk akhirnya mengambil langkah menurunkan tensi. Pada Rabu (11/6/2025) waktu AS, CEO Tesla dan SpaceX itu menyatakan penyesalannya secara terbuka melalui platform X. 

“Saya menyesal atas beberapa unggahan saya tentang Presiden @realDonaldTrump minggu lalu. Unggahan itu terlalu berlebihan,” tulis Musk tanpa menyebut cuitan mana yang ia maksud secara spesifik.

Pernyataan singkat tersebut langsung menjadi viral. Twit Musk dilihat lebih dari 80 juta kali, disukai 707.000 kali, dan di-retweet 106.000 kali. Respons publik pun beragam. 

Sebagian memuji keberanian Musk untuk meminta maaf secara terbuka, menyebutnya sebagai tindakan yang "gentleman". Beberapa lainnya menyuarakan dukungan terhadap kritik Musk, terutama soal RUU One Big Beautiful Bill Act yang dinilai boros dan kontraproduktif dengan visi efisiensi pemerintah.

Namun, tidak sedikit juga yang meragukan ketulusan permintaan maaf tersebut. Banyak pengguna X berspekulasi bahwa permintaan maaf Musk muncul karena adanya tekanan politik, mengingat salah satu cuitannya sempat menyeret nama Trump dalam dugaan skandal seksual Jeffrey Epstein. 

Cuitan tersebut kini telah dihapus, bersama dengan beberapa unggahan kontroversial lainnya, termasuk balasan Musk atas ajakan untuk memakzulkan Trump yang sempat ia tanggapi dengan kata “yes”.

Pihak Gedung Putih sempat membantah bahwa nama Trump ada di dalam dokumen-dokumen Epstein, namun pernyataan Musk sudah lebih dulu memicu gelombang kecaman dan spekulasi. 

Bahkan Trump pun disebut semakin muak setelah unggahan tersebut. Dalam pernyataan terpisah kepada NBC News, Trump menegaskan bahwa dirinya tidak berniat memperbaiki hubungan dengan Musk. “Hubungan kami sudah selesai,” ujarnya tegas.

Permintaan maaf Musk ini tampaknya belum cukup untuk menjembatani jurang yang semakin dalam. Perseteruan keduanya bukan hanya soal perbedaan pendapat, tetapi telah berkembang menjadi konflik ego dan kekuasaan yang disiarkan langsung di hadapan publik global. 

Kini, meski tensi sedikit mereda, bayang-bayang keretakan hubungan antara dua tokoh paling berpengaruh di Amerika Serikat ini tampaknya akan bertahan lama, atau mungkin menjadi permanen.

Dapatkan update berita teknologi dan gadget pilihan setiap hari. Mari bergabung di Kanal WhatsApp KompasTekno.

Caranya klik link https://whatsapp.com/channel/0029VaCVYKk89ine5YSjZh1a. Anda harus install aplikasi WhatsApp terlebih dulu di ponsel.

Tag:  #drama #elon #musk #trump #dari #kawan #lawan #hingga #penyesalan

KOMENTAR