Plak! Saat Gerald Vanenburg Tempeleng Pemain Berujung Sanksi Berat
Timnas U-23 Indonesia memiliki pelatih baru, ia adalah Gerald Vanenburg, eks winger Ajax dan PSV. Nantinya Vanenburg juga akan menjadi asisten Patrick Kluivert di tim senior Indonesia.
Sebelum menjadi asisten Kluivert di Timnas Indonesia, pelatih 60 itu terakhir bekerja sebagai pelatih tim U-21 Ajax. Ia bekerja dari 1 Juli 2021 hingga 1 Mei 2023.
Salah satu anak didik Vanenburg di Ajax saat itu ialah Klan Fitz-Jim, lalu ada Mohammed Kudus, hingga Kenneth Taylor.
Karier kepelatihan Vanenburg dimulai saat ia jadi pelatih tim U-19 PSV pada 2000. Ia kemudian jadi asisten pelatih di tim Jerman, 1860 Munich. Pada 2008, ia menjadi pelatih di FC Eindhoven.
Nah di klub ini, Vanenburg sempat tersandung insiden yang cukup memalukan. Pada 1 April 2008, anak asuhnya melawan Emmen dalam lanjutan Eerste Divisie.
Pertandingan itu berakhir pahit untuk anak asuhnya. FC Eindhoven kalah dengan skor 2-3. Namun kekalahan itu yang jadi sorotan melainkan aksi kekerasan kepada bek Emmen, Frank Broers.
Gerald Vanenburg saat memukul pemain FC Emmen, Frank Broers [Tangkap layar X]Insiden ini berawal saat Vanenburg dan sejumlah pemain FC Eindhoven melakukan protes kepada wasit Bart van der Hees usai pertandingan. Namun bek Frank Broers malah berusah menghalangi.
Aksi pemain Emmen itu yang kemudian memicu kemarahan Vanenburg. Tak terima dengan apa yang dilakukan oleh Broers, Vanenburg kemudian melayangkan pukulan tepat mengarah ke pipi bek Emmen itu.
"Dia mengolok-olok wasit beberapa kali. Jadi saya suruh saja dia pergi dan mendorong badannya sedikit. Lalu dia mengayunkan pukulan ke arah wajahku," klaim Broers seperti dikutip dari rtvdrenthe.nl
"Tapi wasit melihatnya, jadi dia pantas dihukum. Menurut saya, itu adalah perilaku yang tidak pantas dari seorang pelatih," sambungnya.
Pasca pemukulan itu, PSSI-nya Belanda, KNVB memberikan sanksi tegas. Gerald Vanenburg kala itu diskors lima pertandingan.
Sama dengan Alex Pastoor, Gerald Vanenburg bukan sosok pelatih sembarangan. Ia punya rekam jejak mumpuni sebagai seorang juruk taktik, utamanya untuk pengembangan pemain level U-20.
Salah satu sisi menarik dari pelatih 60 tahun ini ialah ia sosok yang blak-blakan. Vanenburg bukan pelatih yang pandai merangkai kata untuk menutupi ketidaksukaan atau ketidaksetujuannya.
"Saya melakukan apa saja yang bisa untuk membantu seseorang. Saya tipe orang yang akan mengatakan segalanya. Saya pernah melakukan hal itu di masa lalu," ucap Vanenburg kepada Het Parool seperti dikutip Suara.com, Sabtu (25/1).
Bahkan media Belanda menyebutkan sebagai sosok pelatih pemarah. Saat masih bekerja sebagai tim U-23 PSV, ia sempat tunjukkan ketidaksukaannya kepada Guus Hiddink.
Cekcoknya dengan Hiddink berawal saat ia diminta untuk melatih FC Eindhoven. Sejumlah pemain muda mampu ia latih dan menjelma jadi bintang muda, salah satunya ialah Ibrahim Afellay dan Ismail Aissati.
Namun hal itu menjadi masalah lantaran Hiddik sempat berkomentar kepada media bahwa dua pemain itu memiliki bakat alami. Bagi Vanenburg, pernyataan terseolah tidak menghargai usahanya sebagai pelatih pemain muda.
"Aku tidak pernah mendengar penghargaan apa pun atas hasil kerjaku. Lalu saya bertanya-tanya, apa yang saya lakukan di sini," ujarnya.
Tag: #plak #saat #gerald #vanenburg #tempeleng #pemain #berujung #sanksi #berat