Dugaan Mafia Kontrak dan Uang Panas, Pengamat Desak PSSI Tegas
Malut United resmi memperpanjang kerja sama dengan Chechu Meneses untuk dua musim ke depan. Bek asal Spanyol tersebut akan tetap memperkuat Laskar Kie Raha hingga akhir musim 2026-2027.(MALUT UNITED OFFICIAL)
15:02
25 Juni 2025

Dugaan Mafia Kontrak dan Uang Panas, Pengamat Desak PSSI Tegas

- Nama-nama besar dunia sepak bola Tanah Air, Imran Nahumarury dan Yeyen Tumena, terlibat dalam dugaan pelanggaran etik di tubuh Malut United. Riak besar kembali mengguncang persepsi masyarakat terhadap profesionalisme di sepak bola nasional.

Lebih dari sekadar pemecatan dua sosok senior, kasus ini membuka tabir sistemik soal praktik ‘uang panas’ dalam bursa pemain.

Pengamat sepak bola nasional, Akmal Marhali menyatakan bahwa persoalan ini bukan sekadar insiden tunggal.

Dalam pandangannya, fenomena serupa sudah menjadi pola yang muncul berulang di berbagai level kompetisi sepak bola Indonesia.

“Ini hampir terjadi di semua kompetisi, baik itu Liga 1, Liga 2, Liga 3 sampai Liga 4,” kata pria yang juga kordinator Sos Our Soccer itu kepada Kompas.com.

Praktik di mana pelatih atau pejabat klub memiliki hubungan khusus dengan pemain tertentu dan kemudian menerima fee dari proses rekrutmen, kerap dilakukan di luar sistem resmi.

Ini bukan fee agen yang sudah diatur FIFA, melainkan gratifikasi terselubung yang menodai etika profesi.

“Kalau agen itu sah dan memiliki aturan. Tapi kalau pelatih atau direktur teknik menerima uang dari luar kontrak kerjanya, itu sudah melanggar,” imbuhnya.

Baginya, ini bukan hanya soal pelanggaran aturan, tapi juga mencerminkan persoalan moralitas yang harus disikapi serius. Untuk itu ia mendesak agar PSSI segera menyusun regulasi yang menjelaskan batasan peran dan tanggung jawab setiap personal klub secara rinci.

“Seorang profesional hanya mendapatkan gaji atau uang dari kerja profesionalnya, bukan kerja sambilan yang dilakukan di luaran,” ujar Akmal Marhali.

Apalagi dengan mengutip statuta FIFA, ia mengingatkan bahwa personalia sepak bola tidak boleh rangkap jabatan yang berpotensi menimbulkan konflik kepentingan.

Termasuk tidak boleh merangkap sebagai agen jika masih menjabat sebagai pelatih atau bagian dari manajemen klub.

“Kalau ingin mendapatkan fee dari kontrak pemain, ya harusnya jadi agen saja,” sambungnya.

Selain itu, menurutnya praktik seperti ini sangat berbahaya karena bisa merusak ekosistem dan menciptakan mafia sepak bola yang sulit diberantas. Terlebih, jika pola tersebut terjadi terus-menerus dan dianggap hal biasa oleh klub.

“Ini penting agar tidak terjadi uang gelap atau uang panas yang merusak ekosistem sepak bola Indonesia,” pungkasnya.

Manajemen Malut United mengutarakan bahwa mereka telah mengantongi semua bukti yang dibutuhkan, Kini, publik menanti langkah konkret dari PSSI untuk memastikan bahwa sepak bola Indonesia bisa bebas dari praktik-praktik yang mencoreng sportivitas.

Tag:  #dugaan #mafia #kontrak #uang #panas #pengamat #desak #pssi #tegas

KOMENTAR