



Evaluasi Gerakan Biomekanika Golf dengan Pendekatan Sport Science
- Bermain golf tidak sekadar tentang kekuatan pukulan, kekuatan fisik, dan ketenangan mental. Seperti halnya cabor yang lain, pemahaman sports science pun akan sangat berguna dalam peningkatan kemampuan golfer, terutama golfer prestasi.
Hal ini disebabkan karena setiap cabang olahraga membutuhkan pendekatan sport science untuk meningkatkan performa atlet, mencegah cedera, dan mengoptimalkan strategi latihan.
Dengan penerapan pendekatan sport science, atlet dapat memahami teknik yang lebih efisien berdasarkan analisis prinsip biomekanika, fisiologi, psikologi olahraga, dan sebagainya.
Wakil Rektor bidang Perencanaan, Pengembangan, Kerja Sama, dan Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Dwi Cahyo Kartiko menuturkan, aspek sports science pada cabang olahraga golf sudah harus dioptimalkan di setiap gerakan. Misal pada gerakan ayunan golf, merupakan gerakan kompleks yang melibatkan koordinasi tubuh yang merupakan bagian dari principles of coordination continuum, secara keseluruhan dapat dianalisis menggunakan prinsip biomekanika olahraga (salah satu cabang ilmu yang mendukung pendekatan sport science).
Gerakan itu terdiri dari beberapa tahap utama, yaitu setup, backswing, downswing, impact, dan follow-through. Pada tahap setup, keseimbangan tubuh harus dijaga dengan posisi kaki stabil dan lutut sedikit ditekuk agar kontrol gerakan optimal. Saat memasuki backswing, tubuh melakukan rotasi, menyimpan energi elastis di otot inti dan bahu, sementara kaki belakang menjadi tumpuan utama.
Selanjutnya, dalam fase downswing, terjadi transfer energi dari kaki menuju pinggul, punggung, lengan, hingga ke tongkat golf. Prinsip konservasi momentum sudut sangat berperan dalam meningkatkan kecepatan kepala tongkat, yang akan memengaruhi kekuatan pukulan.
Pada momen impact, tangan dan pergelangan harus stabil untuk mentransfer energi maksimal ke bola, sejalan dengan Hukum Newton III, di mana semakin besar gaya yang diberikan, semakin jauh bola melaju. Setelah kontak dengan bola, follow-through menjadi fase penting untuk menjaga keseimbangan dan mengoptimalkan pelepasan energi agar arah bola tetap terkontrol.
Di sinilah pentingnya pendekatan sport science. Melalui pendekatan sport science, golfer diminta supaya dapat memahami gerakan yang tepat ketika akan melakukan pukulan, terutama dalam memahami bentuk tubuh dan jalur pukulannya melalui evaluasi gerakan biomekanika yang dapat memberikan feedback secara kuantitatif dan kualitatif.
Beberapa faktor biomekanika dalam pendekatan sport science yang memengaruhi performa dalam golf antara lain keseimbangan tubuh, rotasi pinggul, posisi knee flexion, postur torso, posisi lengan, kecepatan kepala tongkat, serta sudut peluncuran bola.
Selain itu, pendekatan sport science juga berperan dalam meningkatkan performa atlet melalui latihan kekuatan inti, fleksibilitas pinggul, dan analisis gerakan berbasis teknologi semisal menggunakan aplikasi yang ada saat ini, bisa menggunakan Dartfist, Tracker atau applikasi gerakan lain yang mendukung sport science.
Dengan pemahaman biomekanika yang baik, pemain dapat meningkatkan efisiensi ayunan, memaksimalkan jarak pukulan, serta mengurangi risiko cedera, terutama pada punggung bawah dan pergelangan tangan.
Latihan fisik yang bertujuan untuk menambah kekuatan otot dan keluasaan sendi gerak dapat dilakukan secara terukur sesuai dengan hasil evaluasi performance. Penentuan dosis Latihan dan gerakan Latihan tentunya juga dapat disesuikan dengan kondisi atlet terutama untuk meningkatkan performance.
"Sejak awal mempelajari Golf, seorang Golfer sudah seharusnya memahami prinsip sport biomekanics sebagai salah satu bagian supporting pendekatan sport science, sekaligus mengoptimalkan peran tersebut," kata Cahyo dalam sesi wawancara di Gedung Rektorat Unesa, Kamis (13/2).
Cahyo menuturkan, pemahaman prinsip sport biomechanics sebagai bagian dari sport science dalam cabang olahraga, dapat mengurangi potensi terjadinya cedera. Terlebih ketika melakukan gerakan yang berlawanan dengan bentuk tubuh. Selain itu, pemahaman pada prinsip sport biomechanics juga akan menunjang performa Golfer di lapangan.
Seperti ketika posisi memukul di tee box, maka golfer mempelajari sudut terbaiknya dalam melakukan pukulan. Saat memukul di tee box, posisi tubuh harus stabil dengan kaki selebar bahu untuk menjaga keseimbangan. Bola biasanya ditempatkan di atas tee sesuai dengan jenis pukulan yang diinginkan lebih ke depan untuk driver agar menghasilkan lintasan tinggi dan jauh. Saat backswing, tubuh berputar dengan mengandalkan rotasi pinggul dan bahu untuk menyimpan energi.
Dalam downswing, transfer energi dari kaki, pinggul, dan lengan dilakukan secara bertahap untuk memaksimalkan kecepatan kepala tongkat. Pada saat impact, tangan harus stabil dan kontak dengan bola dilakukan pada sweet spot untuk akurasi dan jarak optimal. Setelah itu, follow-through yang baik memastikan keseimbangan dan kontrol arah bola.
Sudut saat melakukan pukulan di tee box itu, tentunya akan berbeda dengan saat melakukan pukulan di rough. Pukulan di tee box dan rough memiliki perbedaan signifikan dalam teknik dan strategi. Di tee box, bola ditempatkan di atas tee sehingga memungkinkan pukulan yang lebih bersih dengan ayunan bebas, biasanya menggunakan driver untuk mencapai jarak maksimal.
Permukaan yang rata dan tidak ada hambatan dari rumput membuat pemain dapat fokus pada akurasi dan kekuatan pukulan. Sementara itu, pukulan di rough lebih menantang karena bola sering berada di rumput tebal atau tidak rata, yang dapat menghambat kontak antara tongkat dan bola. Pemain biasanya menggunakan iron atau wedge dengan ayunan lebih curam dan kuat agar bola bisa keluar dari rough dan kembali ke posisi yang lebih ideal di fairway.
Fokus utama saat memukul dari rough adalah mengontrol arah dan kekuatan agar bola tidak terjebak lebih dalam, berbeda dengan tee box yang lebih menitikberatkan pada jarak dan strategi penempatan bola untuk pukulan berikutnya. "Pukulan juga akan lebih efektif apabila sudah memahami cabang olahraga melalui pendekatan sports science," sebut Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) Unesa itu.
Selain sport biomechanics, aspek-aspek sports science lainnya juga dibutuhkan dalam Golf misalnya: sport medicine, sport psychology, sport pedagogy, sport sociology, sport history, dan sport philosophy.
Dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024 lalu, Persatuan Golf Indonesia (PGI) juga menyertakan psikolog untuk memberi pendampingan psikologi ke Golfer-Golfer Jatim. Cahyo menyatakan, Unesa membuka peluang kolaborasi dengan pihak terkait di dalam pengembangan golf. Di Surabaya ataupun di tingkat Jawa Timur. Unesa bulan lalu bekerja sama dengan PSSI dalam pengembangan sports science bagi timnas putri.
Tag: #evaluasi #gerakan #biomekanika #golf #dengan #pendekatan #sport #science