Sentuhan Desainer Ternama Buat Jersey Kontingen Indonesia di Paralimpiade Paris Penuh Arti
caption: Atlet paracycling Indonesia, Muhammad Fadli saat mengenakan jersey kontingen Indonesia yang tampil Paralimpiade Paris 2024. dok: istimewa 
14:20
27 Agustus 2024

Sentuhan Desainer Ternama Buat Jersey Kontingen Indonesia di Paralimpiade Paris Penuh Arti

Kolaborasi Didiet Maulana dan Mills bersama Menpora Hasilkan Semangat Bhineka Tunggal Ika di Jersey Paralimpiade

Apparel ternama Indonesia dari PT Mitra Kreasi Garmen, Mills, memperkenalkan kostum untuk Kontingen Indonesia di Paralimpiade Paris 2024.

Lebih spesialnya lagi, Mills melakukan kolaborasi dengan desainer ternama Tanah Air, Didiet Maulana. Kolaborasi tercipta lewat brand IKAT Indonesia by Didiet Maulana.

IKAT Indonesia by Didiet Maulana yang bertanggung jawab dalam desain kostum Kontingen Indonesia di Paralimpiade Paris 2024. Koleksinya terdiri dari jaket, kaos jersey, can track pant.

Untuk kostum Kontingen Indonesia, mengusung konsep berjudul Sandya Niskala. Dalam Bahasa Sansekerta, Sandya bermakna persatuan dan Niskala yang berarti kuat dan kokoh.

"Sandya Niskala sebuah konsep yang dihadirkan terinspirasi dari Indonesia sebagai negara kepulauan dengan beragam budaya serta nilai luhur persatuan yang kuat dan kokoh layaknya indahnya bersatu dalam Bhineka Tunggal Ika,” kata Didiet.

Rangkaian desain Sandya Niskala juga menyematkan unsur motif tenun ikat yang merepresentasikan kekayaan dan keberagaman budaya Indonesia, selaras dengan visi brand yang didirikan Didiet Maulana sejak 2011.

Pada motif juga terdapat pola geometris yang beralur seperti gelombang laut yang dinamis yang terinspirasi dari Indonesia sebagai negara kepulauan.

Motif itu, kata Didiet, menyimbolkan perjuangan dan optimisme para atlet dalam berkompetisi.

Sesuai konsep besarnya, motif itu juga memasukkan inspirasi dari Garuda Pancasila. Berwujud bentuk bulu, motif itu mengandung filosofi tentang kekuatan, persatuan, dan kesatuan bangsa Indonesia.

Penempatan motif pada jaket, jersey dan celana pun disusun sedemikian rupa sehingga tampak dinamis seperti bentuk paruh burung dalam lambang Garuda Pancasila.

Kombinasi warna pada desain motif juga terinspirasi dari lambang Garuda Pancasila.

Terdiri dari warna merah yang melambangkan keberanian, putih melambangkan kesucian, warna kuning emas yang melambangkan kemegahan dan kejayaan, serta sentuhan warna abu-abu yang melambangkan rasa tanggung jawab.

Efek kontras diaplikasikan dengan padu padan warna pada jaket dan celana yang berwarna krem muda yang lembut untuk memberikan unsur dinamis namun tetap membumi serta mempertemukan kesan modern yang harmonis dengan motif tradisional Ikat.

"Dari warna-warna ini, IKAT Indonesia by Didiet Maulana ingin menghadirkan nuansa yang energik, semangat baru, dan harapan yang baik bagi para atlet Indonesia yang telah berjuang dalam kompetisi," katanya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Mitra Kreasi Garmen Stevendy Tjen mengaku bangga Mills dipilih kembali untuk mendukung olahraga Indonesia untuk kompetisi tertinggi dunia di Paris.

Ia berharap, dengan menggunakan produk asli Indonesia dapat menambah semangat berjuang lada atlet untuk mencapai hasil terbaik untuk mengharumkan nama Indonesia di pentas dunia.

"Kami harap atlet Indonesia bangga menggunakan produk asli Indonesia, terlebih nanti mereka akan berjuang melawan atlet-atlet dunia," ujarnya.

Lebih lanjut, Stevendy memuji karya Didiet Maulana soal desain jersey Indonesia di Paralimpiade Paris.

Dia menegaskan, bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar dan tidak kalah dengan negara lainnya,

"Mills bangga bekerjasama dengan desainer internasional asal Indonesia. Desainnya juga keren, membuat para atlet lebih percaya diri untuk bersaing dengan kontingen-kontingen yang lain," ucapnya.

"Ini menjadi sebuah bukti bahwa Indonesia tidak kalah dengan negara lain, dengan kualitas Mills dan designer kelas internasional, membuat jersey atlet kita menjadi sorotan di ajang Paralimpiade nanti," ucapnya.

Editor: Muhammad Barir

Tag:  #sentuhan #desainer #ternama #buat #jersey #kontingen #indonesia #paralimpiade #paris #penuh #arti

KOMENTAR