Titipan Rakyat di Balik Megawati Memanah...
Ada momen menarik ketika Presiden ke-5 sekaligus Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri hendak memberikan pengarahan kepada para kader yang menjadi anggota DPRD 2024-2029 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Jumat (24/1/2025).
Megawati, yang baru saja berulang tahun ke-78, mendapatkan surprise dari sejumlah seniman. Para seniman itu sengaja menciptakan lukisan mengenai Megawati.
Seniman itu juga mendoakan Megawati sehat selalu supaya bisa terus memperjuangkan demokrasi di Indonesia.
"Kami, teman-teman seniman dari Pasar Seni dan IKJ, sengaja memberikan kejutan pada ulang tahun ke-78 Ibu Megawati. Kami melukis karya ini di Taman Suropati," ujar salah satu seniman.
Usai mendengarkan ucapan itu, Megawati naik ke atas panggung untuk melihat secara langsung belasan lukisan bergambar dirinya.
Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih Rano Karno yang mendampingi Megawati pun berseloroh bahwa si "Ibu Banteng" itu langsung menjadi kurator.
“Ibu jadi kurator,” kata Rano Karno.
Megawati dan hadirin pun tertawa mendengar ucapan Rano Karno. Megawati merasa dirinya turun pangkat jika menjadi kurator.
Apalagi, kata dia, banyak yang ingin merebut kursi Ketum PDI-P darinya.
“Lho saya Ketum,” sahut Megawati sambil disambut tawa seluruh hadirin.
Saat memperhatikan satu per satu lukisan tersebut, langkah Megawati terhenti ketika melihat lukisan dirinya yang menyerupai sosok srikandi yang sedang memanah.
"Srikandi itu pahlawan perempuan. Dia pintar, bisa memanah, dan hebat dalam perang. Tapi pertanyaannya, kenapa Bapak memilih Srikandi untuk saya?" tanya Megawati kepada seniman tersebut.
Seniman itu pun menjelaskan bahwa Srikandi adalah prajurit perempuan yang terjun langsung ke medan perang untuk melawan musuh.
Mendengar jawaban itu, Megawati pun bergurau dengan pertanyaan khasnya.
"Kalau ini saya, lalu saya disuruh melinteng (membidik) siapa?” tanya Megawati.
Para legislator PDI-P yang hadir kompak menjawab pertanyaan Megawati dengan menyebut nama Mulyono.
Mereka meneriaki nama "Mulyono" berkali-kali sembari tertawa.
“Bapak ini berani jawab atau tidak? Enggak berani, Hahaha," ucap Megawati.
Sosok Srikandi
Dalam pewayangan Jawa yang mengadaptasi naskah Mahabharata, dikisahkan bahwa Srikandi lahir dari pasangan Prabu Drupada dan Dewi Gandawati.
Ketika kecil, Dewi Srikandi sangat gemar dalam seni militer dan mahir menggunakan panah.
Dewi Srikandi memperoleh kemahiran memanah berkat pendidikan dari Arjuna. Dalam pewayangan Jawa, Dewi Srikandi dikisahkan menikah dengan Arjuna.
Adapun dalam perang Bharatayudha, Dewi Srikandi memiliki tanggung jawab atas keselamatan dan keamanan para Ksatria Madukara.
Selain itu, Dewi Srikandi juga menjadi senapati atau panglima perang Pandawa yang menggantikan Resi Seta.
Sebelumnya, Resi Seta merupakan Ksatria Wirata yang gugur setelah menghadapi Bisma, senapati agung Kurawa.
Dalam perang tersebut, Dewi Srikandi berhasil membunuh Bisma dengan menggunakan panah Hrusangkali.
Namun, pada akhir perang, Dewi Srikandi tewas terbunuh oleh Aswatama yang menyelundup ke wilayah Pandawa.
Lantas, apa arti Srikandi memanah yang diberikan ke Megawati?
Jika Megawati diberikan lukisan Srikandi yang sedang memanah, apakah itu artinya anak Presiden ke-1 Soekarno tersebut diharapkan tetap berada di jalur oposisi untuk menjalankan fungsi check and balances?
Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno berpandangan, sulit untuk membaca sikap PDI-P hanya dari lukisan tersebut.
Apalagi, kata Adi, PDI-P saat ini sedang dalam posisi mengkritisi dan mendukung program Presiden Prabowo Subianto.
"Satu sisi berada di luar kekuasaan, tapi sisi lainnya mendukung penuh program Prabowo. Tentu repot mencari istilah yang pas untuk menjelaskan posisi PDI-P saat ini ke pemerintahan Prabowo," ujar Adi kepada Kompas.com, Sabtu (25/1/2025).
Adi menilai, pada intinya, PDI-P siap bekerja sama dengan Prabowo, meski posisinya di luar kekuasaan.
Hanya saja, dari lukisan Srikandi memanah ini, Adi tidak menampik jika publik memang berharap PDI-P tetap berada di luar kekuasaan untuk menjadi penyeimbang.
"Kalau bukan PDI-P, siapa lagi yang akan jadi pihak kritis? Karena semua partai sudah berkoalisi dengan Prabowo," jelasnya.
Dorongan agar Prabowo-Megawati bertemu
Saat ini, isu pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Megawati sedang berembus kencang.
Para elite politik menggambarkan hubungan mereka yang panjang dan baik-baik saja, sehingga bukan tidak mungkin keduanya bertemu.
Malahan, baru-baru ini, Megawati menitipkan minyak urut kepada Prabowo. Prabowo pun membalas dengan mengirim bunga anggrek.
"Menunjukkan Prabowo dan Mega punya hubungan personal yang baik, meski tiga kali pilpres saling berhadapan," kata Adi.
Bunga anggrek sendiri disebut sebagai simbol persahabatan Prabowo-Megawati yang melampaui urusan politik.
Untuk minyak urut, menurut Adi, itu adalah bentuk perhatian Megawati kepada Prabowo yang pastinya lelah badan karena seluruh energinya dihabiskan untuk bangsa dan negara.
Meski demikian, hingga saat ini, pertemuan tersebut tidak kunjung terjadi.
Megawati yang ditanya oleh Kompas.com usai acara pembekalan anggota DPRD dari PDI-P pun memilih diam dengan muka masam ketika ditanya soal rencana pertemuannya dengan Prabowo.
Padahal, ketika hendak meninggalkan lokasi acara, wajah Megawati dipenuhi senyum dan melayani para kader yang mau berfoto bersama.