Megawati: Pilih Pemimpin Harus Dilihat, Jangan Asal Keren Saja
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri berpidato saat penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDI Perjuangan di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (1/10/2023). Rakernas IV PDI Perjuangan menghasilkan sembilan poin rekomendasi eksternal tentang kedaulatan pangan dan delapan rekomendasi eksternal tentang pemenangan pemilu. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/nz(ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
15:14
19 Januari 2024

Megawati: Pilih Pemimpin Harus Dilihat, Jangan Asal Keren Saja

- Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri meminta masyarakat berhati-hati dalam memilih calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). Ia mengingatkan rakyat supaya tak asal memilih calon pemimpin.

Ini disampaikan Megawati dalam acara perayaan Natal PDI-P dan Relawan Damai Sejahtera for Ganjar-Mahfud (Reds) di Jakarta International Expo, Kamis (18/1/2024).

“Terserah aja mau milih siapa, tapi pakai ini,” kata Megawati sambil menunjuk kepalanya sendiri.

“Orang mau nyari pemimpin itu kan mesti dilihat, jangan asal kerennya saja,” lanjutnya.

Megawati menyerukan agar jajaran partai banteng dan relawan Ganjar Pranowo-Mahfud MD terus bergerak turun ke rakyat. Ia ingin rakyat memilih capres-cawapres yang benar-benar dapat memimpin Indonesia selama lima tahun ke depan.

“Kalau Ibu, sih, memilihnya yang ganteng, yang pintar, yang simpatik,” kata Megawati.

“Nomor kita nomor berapa?!” serunya di hadapan para kader dan relawan PDI-P.

“Tiga!” teriak para kader dan relawan.

“Tiga itu siapa yang dipilih?!” lanjut Mega.

“Ganjar-Mahfud!” seru para kader dan relawan.

Pada kesempatan yang sama, Megawati meminta rakyat tidak takut pada intimidasi yang mungkin terjadi selama Pemilu 2024. Sebab, katanya, kekuasaan yang berjalan tidaklah abadi.

Megawati menyinggung kasus intimidasi oleh oknum TNI terhadap relawan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Boyolali, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.

Memang, kata Mega, penggunaan knalpot brong oleh sejumlah relawan yang ditengarai jadi pemicu keributan tidak dapat dibenarkan. Namun, tindakan oknum TNI mengeroyok warga sipil jelas menyalahi aturan.

Presiden kelima RI itu mengatakan, dirinya pernah menjadi pemimpin negara. Sehingga, ia mengaku paham betul terhadap aturan.

“Saya tahu aturan republik ini, seperti apa yang namanya TNI, Polri, yang namanya aparat, karena saya pun pernah memimpin republik ini,” ujar Megawati.

“Tapi tidak pernah ketika saya tidak jadi, tidak pernah saya ribut, ketika diperlakukan tidak baik, tidak pernah ribut, karena cinta saya kepada bangsa dan Republik Indonesia ini,” lanjutnya dengan nada tinggi.

Megawati bilang, pemilu sebenarnya diperuntukkan buat rakyat. Setiap warga negara Indonesia mempunyai hak yang sama untuk memilih pemimpinnya.

Ia pun heran terhadap pihak-pihak yang melakukan segala cara untuk mempertahankan kekuasaan. Namun, Mega tak menyebut siapa pihak yang dimaksud.

“Mengapa ada orang-orang yang karena ingin kekuasaan tetap langgeng, sehingga melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak boleh dilakukan oleh siapa saja,” ujarnya.

Megawati melanjutkan, Indonesia mencapai kemerdekaan karena pengorbanan besar rakyat. Oleh karenanya, ia tidak ingin rakyat diganggu hanya karena beda pilihan saat pemilu.

Pemilu, lanjut dia, mestinya menjadi ajang buat rakyat bersenang-senang, bukan adu ketegangan. Mega menyebut, rakyat harusnya diberikan kebebasan untuk menentukan pilihan.

“Ingat, jangan sakiti hati rakyat!” tutur putri Proklamator Soekarno itu.

“Jadi kalau nanti ada intimidasi, enggak usah takut, ngomong aja, ‘Pak, lha wong situ ya anak rakyat kok, dibesarkan oleh rakyat, diberi gaji oleh uangnya rakyat yang dari pajak’,” lanjutnya.

Tag:  #megawati #pilih #pemimpin #harus #dilihat #jangan #asal #keren #saja

KOMENTAR